Pemerintah Taiwan siap sambut warga negara muslim Indonesia yang ingin mengunjungi negaranya dengan paket wisata ramah muslim. Paket wisata tersebut disesuaikan dengan syariat Islam dan tentunya halal bagi pemeluk agama Islam.

Hal tersebut di katakan oleh Lin, Dean-Shiang, Taipei Economic and Trade Office di Surabaya, Jawa Timur saat membuka Taiwan Tourism Workshop 2020 di Hotel Sheraton Surabaya, Rabu (26/02).

“Kekayaan sumber pariwisata Taiwan telah berkali-kali mendapat kepercayaan dari berbagai situs dan majalah pariwisata internasional seperti majalah wisata ternama di Amerika Serikat, Travel+Leisure edisi terbaru dengan tema Where to Go Now 2020”, Kata pria yang akrab disapa Lin.

Tema wisata kali ini selain meneruskan tema wisata di tahun 2019, yaitu menjelajah kota kecil, di tahun 2020 pemerintah Taiwan menambah tema dengan wisata pegunungan yang ditambah informasi dan produk wisata terbaru, terunggul, serta menyajikan pertunjukan budaya, makanan, dan mengajak pengunjung untuk bersama-sama mengeksplore alam keindahan Taiwan.

Selain itu, untuk menambah wisatawan sahabat muslim, pemerintah Taiwan terus berupaya mendorong sertifikat halal. Saat ini sudah ada sekitar 250 rumah makan dan industri pariwisata yang telah memiliki sertifikat halal berdasakan Crescent Rating-Global Muslim Travel Index (GMTI) tahun 2019.

“Kami juga telah membangun tempat-tempat ibadah sepeti mushola di terminal, stasiun, bandara, maupun di tempat-tempat umum untuk mempermudah wisatawan muslim beribadah”, tutur Lin.

Lin selanjutnya mengatakan, Taiwan menempati urutan ketiga dari seluruh dunia untuk kategori negara non-muslim yang layak dikunjungi bagi wisatawan muslim. Dimana, wisatawan muslim dapat dengan gembira dan nyaman tanpa perlu takut dengan masalah akomodasi  dan makanan saat berwisata.

Sementara itu, Abe Chou, Direktur Taiwan Tourism Bureau KL Office menambahkan, Pemerintah Taiwan juga memberikan kemudahan visa berkunjung ke negaranya. Pemerintahan Taiwan telah mengeluarkan regulasi bagi wisatawan seperti visa group atau sekaligus melalui biro travel dan tour yang telah dipilih oleh pemerintah Taiwan, sehingga wisatawan tidak perlu lagi membawa dokumen, hanya saja mempersiapkan diri untuk wisata dan biayanya.

“Lalu sekarang ada regulasi visa, dimana wisatawan yang sudah pernah pergi ke negara Amerika, ke negara-negara Eropa atau ke Jepang kemudian berwisata ke Taiwan tidak perlu lagi membuat visa. Visa tersebut bisa dipergunakan untuk berkunjung ke negara kami”, ungkap Abe.

Ditanya Soal virus corona yang saat ini mewabah di China, Abe menjawab, Pemerintah Taiwan telah mempersiapkan untuk mengantisipasi dampak dari virus tersebut.

Abe juga mengakui, dampak dari virus corona tersebut mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke negaranya, Dan itu tidak hanya di Taiwan, tetapi juga di negara-negara Benua Asia Lainnya.

Workshop tersebut dihadiri Ratusan Biro Travel dan Tour dari Taiwan dan dari Indonesia.