Pembunuhan WNI di Natchez Trace Parkway, Tennessee

Tattoo itu bergambar Eddie

“Tattoo mungkin satu-satunya petunjuk untuk menentukan siapa lelaki yang ditemukan di Natchez Trace Parkway,” begitu lead berita singkat dari WSMV, satu stasiun televisi di Nashville, Tennessee pada Selasa, 9 Desember 2008.

Malam sebelumnya pasukan pemadam setempat memang dipanggil untuk memadamkan kebakaran semak di kawasan hutan dekat Jembatan Natchez Trace Parkway. Jembatan dengan dua penyangga beton melengkung yang menyambung Highway 96 ini berada di Williamson County, Tennessee. Tanpa sengaja, regu pemadam mendapati mayat lelaki yang sudah hangus terbakar. Jazadnya susah dikenali. Tetapi, diberitakan bahwa ada tattoo besar di lengan kanannya.

Natchez Trace Parkway sendiri adalah jalanan dua arah sepanjang 715 km yang di kiri-kanannya daerah hutan. Orang datang ke sana biasanya untuk mendaki gunung, berkuda, bersepeda, berkemah atau sekadar bermobil menikmati pemandangan. Kawasannya melintasi tiga negara bagian, yakni Mississippi, Alabama dan Tennessee. Wajar jika tanah kawasan ini berada di bawah pengawasan pihak federal.

Semula pemadam kebakaran lokal, kemudian datang polisi, medical examiner dan akhirnya Biro Investigasi Negara Bagian dan Federal ikut serta menangani perkara ini.

Teka-teki identitas korban terbakar bertattoo ini perlu dipecahkan. Jika tidak ada tanda lain sebagai rujukan, bagaimana melacak identitas mayat terbakar dari sebuah tattoo?

Di AS, memang ada kebiasaan bahwa tattoo para tahanan penjara disimpan untuk keperluan penyidikan. Tapi, bagaimana memastikan korban pembunuhan ber-tattoo yang bukan narapidana atau “undocumented immigrant”?

***

Asheville adalah sebuah kota kecil pegunungan di Buncombe County di negara bagian North Carolina. Jauhnya kira-kira sekitar empat jam perjalanan mobil dari kota Nashville, Tennessee. Dua kota ini kedengarannya hampir sama, tetapi jelas berbeda. Penduduk kota turis dengan populasi 70 ribu jiwa ini kebanyakan berkulit putih. Sensus tahun 2000, orang Asia tidak sampai 1%.

Satu pesona Asheville adalah kawasan downtown dengan sentuhan arkitektur Art Deco. Sengaja tidak dibongkar agar memikat pelancong. Ada banyak restoran dan café dengan musik pinggir jalan. Karena itu orang sering menamai kota ini “Paris of the South”. Tidak heran banyak seniman memilih tinggal dan berkarya seni di kota unik ini.

Robert Ashburn adalah salah satu orang dalam koloni artis Asheville. Lelaki bule ini seorang artis tattoo. Dia lebih senang menamai hasil karyanya sebagai body art. Pendeknya, tattoo bukan identik dengan gang kriminal, tetapi lebih sebagai seni. Bersama temannya, Ashburn membuka bisnis tattoo dan body piercing (tindik) di Lexington Avenue di jantung kota Asheville. Liquid Dragon Tattoo Art Studio, namanya. Mayoritas pelanggannya bule lokal.

Sekitar Spring 2006, Ashburn kedatangan seorang lelaki Asia. Pakaiannya profesional. Perawakannya tidak besar, tubuhnya ramping, tingginya sekitar 5’2” dan potongan rambutnya cepak. Secara umum biasa-biasa saja, tidak ada yang spektakuler.

Tapi ada satu hal yang membekas dalam ingatan Ashburn. Seniman tattoo ini ingat betul dengan sosok lelaki ini. Dia mengalami kesulitan komunikasi dengan pelanggan barunya ini. Agar jelas, kadang keduanya harus mengulang-ulang kata-kata yang diucapkan.

“He does not speak great English and has very thick accent ”, ungkap Ashburn.

Meskipun demikian, lelaki Asia ini tahu benar tattoo apa yang diinginkan. Dia meminta tattoo di sekujur punggung sampai bawah pinggang dengan gambar oriental tradisional, yakni “Snake Warrior” (Pejuang Ular).

Seperti lazimnya seniman tattoo ini mulai menyiapkan kursi pasien di ruangan prakteknya. Seperti ruang praktek dokter. Dia menyiapkan semua perkakas tattoo, termasuk sarung tangan, jarum tattoo steril, mesin pen-tattoo dan tinta warna. Dan pelanggan barunya membiarkan punggungnya terbuka.

“Tttttrrrrrrrrrrrr”, mesin berbunyi membuat pola hitam gambar tattoo.

Sekali appointment bisa makan waktu sampai 6 jam. Lelaki Asia ini tidak banyak ngomong. Kebanyakan diam bersabar menunggui kulit tubuhnya digambar.

“Ttttrrrrrrrrrrrrr”, mesin berberbunyi lagi mengisi warna di pola tattoo.

Klien ini tidak datang sekali. Dia datang beberapa kali ke Liquid Dragon Studio. Butuh kira-kira 40 jam pertemuan untuk menyelesaikan tattoo penuh di sekujur punggung.

Seusai daerah full back piece, si klien Asia ini meminta tattoo extra di bagian dadanya.

Pertama, gambar mascot Eddie di bagian dada sebelah kiri. Eddie atau Eddie the Head lengkap adalah mascot yang muncul yang dipakai grup musik cadas, “Iron Maiden”. Tengkorak dengan rambut jabrik dan gigi besar. Tidak jelas apakah si klien menggemari grup heavy metal dari Inggris ini atau tidak.

Agar seimbang, gambar tattoo di dada kirinya adalah satu alien yang merupakan icon film Arnold Schwarzenneger, Predator.

Makan waktu sekitar 10 jam untuk menyelesaikan tattoo sekitar wilayah dada.

“Di belakang gambarnya berkesan klasik dan punya arti mendalam, sedangkan di muka bersifat kontemporer”, kata Ashburn mengomentari kontradiksi tattoo yang dipilih kliennya.

“Sejujurnya, kadang interaksi kita memang sedikit aneh. Dia gampang sekali jengkel kalau ada sesuatu yang keliru,” tambah tattooist ini lagi.

Proses tattoo keseluruhan on and off makan tempo sekitar enam bulan. Dan appointment terakhir dengan pelanggan pendiam ini adalah November 2006. Total tagihan sang klien hampir $ 10.000,00 dan dibayar dengan kartu kredit.

***

Ketika downtown Ashville sudah berdandan cantik untuk Natal di pertengahan Desember 2008, Robert Ashburn seperti biasa bekerja rutin di studio tattoo-nya.

Tanpa diduga-duga, agen Biro Investigasi Federal mendatangi Liquid Dragon Studio. Sang agen menyodorkan beberapa foto jepretan mayat lelaki terbakar dengan tattoo besar bergambar tengkorak di bagian dada.

“Bukan di lengan kanan. Gambar tattoo itu jelas sekali”, ujar Ashburn mengkoreksi.

Ashburn segera membuka data tattoo hasil karyanya. Tidak lama kemudian, dia berani memastikan siapa empunya tattoo bergambar Eddie itu.

“I have a very clear memory who he was, “ ungkap Ashburn lagi.

Seniman tattoo ini bilang bahwa Biro Investigasi Federal terhitung beruntung. Karena dia hampir saja membuang file yang hampir kadaluwarsa ini. Bisa dibayangkan, berapa banyak personil dan waktu yang diturunkan untuk melacak file tattoo ini.

Untuk alasan kesehatan sebagai penanggulan penyebaran HIV dan hepatitis, Departemen Kesehatan North Carolina dan Tennessee memang punya peraturan mengharuskan studio tattoo menyimpan file tattoo semua kliennya selama dua tahun.

Siapa gerangan lelaki Asia ini? Menurut Catatan Liquid Dragon Tattoo Studio dan Department Motor Vehicle North Carolina, dia adalah Ferry Susanto (bukan Purwanto) dengan tanggal lahir 1 Februari 1972 (36 tahun, bukan 28 tahun), tinggal di Asheville, corrected eyes (perlu kacamata) dan bekerja di Asheville.

Siaran pers Tennessee Bureau of Investigation pada tanggal 19 Desember 2008 mengatakan bahwa tersangka pelaku pembunuhan di Natchez Trace Parkway adalah Eddy Setiadi, 48 dan korban diyakini dari Asheville, NC.

“Bingo!” Tattoo Eddie menyingkap misteri.

Tattoo di mayat itu bergambar Eddie dan tersangka pembunuhnya bernama Eddy.

(peter phwan)

Klik di sini untuk Gambar Tattoo Ferry Susanto – Liquid Dragon!

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?32486

Untuk melihat Berita Amerika / Amerika / Main Story lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket