Pada upacara peringatan Hari Kesaktian di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya,
Jakarta Timur (1/10), Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Taufiq Kiemas,
berkesempatan membacakan naskah Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dan
Pancasila.

Pada saat membacakan teks yang sudah ditangan, suami mantan Presiden
Megawati Soekarnoputri ini ‘keseleo lidah’ alias salah baca. Kesalahan kecil
itu terjadi pada pragraf kedua bait pertama yang berbunyi “ Bahwa perjuangan
pergerakan Indonesia
telah sampailah kepada saat yang berbahagia….” Kata Taufik. Seharusnya kalimat
itu berbunyi “ Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan indonesia
telah sampailah pada saat yang berbahagia, dengan selamat sentosa mengantarkan
rakyat Indonesia…”
.

Kesalahan juga terjadi pada pembacaan Pancasila. Pada Sila Ketiga, Taufiq
membacanya menjadi “ Persatuan Indonesia
yang dipimpin oleh hikmat…” katanya. Seharusnya Sila Ketiga itu berbunyi “Persatuan Indonesia”.

Pada pembacaan Sila Kelima, Taufik pun membuat kesalahan, yang menyerukan “Keadilan
sosial bagi bangsa Indonesia”.
Seharusnya Sila dengan lambang padi dan kapas itu berbunyi “Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia
”.

Usai upacara, Taufiq mengkonfimasi kesalahannya dalam membaca Pembukaan UUD 45
dan Pancasila yang salah-salah. “ Biasa, namanya juga orang tua, agak salah bacanya.”
katanya.

Sebelumnya aksi keseleo lidah Taufiq pun pernah terjadi pada saat pertama
kali memimpin Sidang Paripurna MPR dengan agenda pelantikan Presiden dan Wakil
Presiden. Berbeda dengan pembacaan teks Pembukaan UUD 45 dan Pancasila, pada
pembukaan Sidang Paripurna MPR Taufiq salah menyebut nama dan gelar.

Kesalahan pertama yaitu tidak disebutkannya nama Jusuf Kalla dan Baharuddin
Habibie pada awal pidato pembukaan paripurna.

Kesalahan selanjutnya pada saat menyebut nama gelar Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. SBY yang bergelar doktor, dilafalkan sebagai ‘dokter’. Kesalahannya
itu langsung ia benarkan dengan pengulangan. “Bapak Dokter.. eh.. Doktor Susilo
Bambang Yudhoyono” kata Taufik saat meralat.

Kesalahan terulang lagi saat menutup sidang paripurna. Penyebutan nama dan
gelar tertukar. “Terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia,
Bapak Susilo Doktor… maaf.. Doktor Haji Susilo Bambang Yudhoyono,” ralat Taufiq.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?35654

Untuk

melihat artikel Khusus
lainnya, Klik

di sini

Klik di sini
untuk Forum
Tanya
Jawab


Mohon beri nilai dan komentar
di bawah
artikel ini


______________________________________________________

Supported
by :