Buku ini menceritakan John Gilkey, seorang kolektor dan pecinta berat
buku. Dia berobsesi memiliki edisi pertama buku-buku sastra dunia yang
tertera dalam daftar 100 novel terbaik abad ke 21 versi Modern Library.
Tapi yang menjadi persoalan, Gilkey bukanlah orang kaya.

Dia hanya pegawai biasa yang gajinya tak mungkin bisa menfasilitasi
obsesinya. Lalu bagaimana caranya dia mendapatkan buku-buku dambaannya
itu? Dengan mencuri.

Kiprah Gilkey sebagai pencuri buku membuatnya menjadi pencuri yang
paling terkenal di seantero Amerika. Caranya sangat sederhana, ia tak
perlu mengendap-ngendap ke berbagai toko buku antik untuk mencuri buku.
Cukup dengan menggunakan nomor kartu kredit yang diperolehnya saat ia
menjadi pegawai di sebuah toko pakaian mewah, Gilkey menelpon toko buku
dan memesan buku yang diinginkannya. Menjelang toko tersebut tutup ia
mengambil sendiri buku pesanannya dengan mengaku sebagai orang suruhan
dari pemesan buku tersebut.

Sementara adapula Ken Sanders, seorang agen buku yang juga menjadi Ketua Keamanan ABAA, (asosiasi penjual buku antik Amerika). Ken sangat terobsesi menangkap Gilkey, si maling buku tersohor.

Kisah bagaimana sepak terjang John Gilkey dalam mencuri buku dan
bagaimana Ken Sanders berusaha untuk menangkap Gikley inilah yang
dituturkan secara menarik oleh Allison Hoover Bartlet, seorang jurnalis
yang tulisan-tulisannya sering muncul di media-media terkemuka dunia
seperti New York Times, Washington Post, dan Salon.com.

Judul : The Man Who Loved Books Too Much
Penulis : Allison Hoover Bartlett
Penerjemah : Lulu Fitri Rahman
Penerbit : Pustaka Alvabet
Edisi : April 2010
Tebal : 282 halaman

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?35248

Untuk

melihat artikel Buku lainnya, Klik

di sini

Klik

di sini
untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar
di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported

by :