Kasus penculikan anak semakin
sering terjadi selama setahun belakangan ini. Orangtua diminta untuk meningkatkan
kewaspadaan, karena diduga selain diculik untuk dijual, organ tubuh anak juga
diperjual-belikan, demikian hasil pantauan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas
PA).   

Bahkan Komnas PA menduga ada
sindikat internasional perdagangan anak dan organ tubuh anak. Dilaporkan oleh
Komnas PA, saat ini ada seorang anak yang diduga menjadi korban sindikat
internasional perdagangan anak yang tengah berada di Tokyo, Jepang.

Anak tersebut sekarang dirawat oleh
keluarga Indonesia di Tokyo. Menurut Arist Merdeka Sirait, anak perempuan yang
namanya dirahasiakan itu diculik ketika masih berumur 8 tahun, kini anak itu
berumur 12 tahun. Bahkan bukan hanya diculik, anak itu juga dipotong lidahnya.

Sejauh ini pihak Komnas PA masih
terus berkoordinasi dengan KBRI Tokyo untuk memastikan kondisi anak tersebut.

Selama tahun Januari 2009 hingga Januari
2010, di Indonesia tercatat ada delapan kasus penculikan anak dengan berbagai modus.
Jumlah ini diyakini hanya puncak gunung es, karena sangat mungkin kasus semacam
ini banyak yang tidak terpantau.

Dari delapan kasus penculikan
anak tersebut, empat korban masih belum diketahui keberadaannya hingga kini. Kasus
terakhir menimpa pasangan suami istri Edi Sugianto-Murtanti. Pasangan ini
kehilangan bayi lelaki mereka yang baru dilahirkan di Puskesmas kembangan Jakarta
Barat. Hanya berjarak 14 jam sejak dilahirkan,  si jabang bayi dibawa kabur seorang perempuan yang
menyamar sebagai suster.

Menyikapi maraknya penculikan
anak, bagaimana orangtua harus bersikap? Berikut ini ada berberapa tips :

1.  Jangan Bicara Pada Orang
Asing

Selalu ingatkan anak Anda agar tidak percaya kepada orang yang baru dikenal.
Ditekankan pula bahwa mereka dilarang berbicara dengan orang asing. Hal ini agar
anak terhindar dari rayuan si penculik. Karena tak jarang para pelaku penculikan
menggunakan ‘obrolan’ sebagai pintu masuk dalam melakukan aksinya.

2. Jangan Menerima Pemberian Orang
Asing

Pelaku penculikan kerap menggunakan barang berupa mainan atau sejenis
jajanan dengan rupa menarik agar sang anak mau mengikutinya. Namun alangkah
lebih baiknya jika anak ditemani selama perjalanan menuju ke sekolah atau
tempat aktifitas yang lainnya. Bila anda tidak memiliki waktu khusus,
percayakan pada pengasuh yang terpercaya.

3. Waspada Orang Sekeliling

Dari kasus-kasus yang terjadi, tak jarang  penculikan terjadi berkat kerjasama orang ‘dalam’,
misalnya sopir, pembantu, pengasuh atau karyawan Anda. Pastikan orang-orang
yang bekerja dengan Anda adalah orang-orang yang baik dengan cara meneliti latar
belakang mereka sebelum Anda terima  bekerja di tempat Anda.

4. Sering Memantau  dan
komunikasi

Jangan malas
memantau keberadaan anak Anda saat Anda sedang berada di kantor atau dalam
perjalanan bisnis keluar kota.
Meskipun anak Anda diawasi oleh pengasuh kepercayaan sekalipun,  tak ada salahnya Anda  menelepon minimal 3 kali dalam sehari untuk
mengetahui kondisi Anak. Usahakan Anda berbicara langsung dengan anak Anda, dan
mengajaknya ngobrol. Sisi positifnya Anda juga tetap merasa dekat dengan anak. Jika
Anda keluar kota
selama berhari-hari, mintalah  kerabat
Anda untuk menemani anak Anda di rumah. Jangan biarkan anak Anda hanya ditemani
pengasuh.

5. Belajar Menghapal

Jika anak  Anda sudah berusia lima tahun keatas dimana umumnya usia
demikian sudah bisa mengerti dan mengingat perintah-perintah sederhana,
mintalah dia untuk menghafal nomor-nomor telepon penting, misalnya nomor
telepon rumah Anda atau kerabat Anda. Anda harus pintar mencari cara memberi
perintah-perintah sederhana jika penculikan benar-benar menimpa anak Anda.

Ajarkan
juga dia untuk menghapal nama jalan rumah Anda, nama lengkap orangtua atau
kakek neneknya. Jika Anda sedang berjalan-jalan dengan Anak dan menjumpai
polisi atau kantor polisi, ceritakanlah dengan cara yang menarik, bahwa polisi
dan kantor polisi adalah tempat yang paling tepat didatangi jika anak Anda
tersesat.

 6. Hindari Memakai Perhiasan

Barangkali karena rasa sayang, Anda memakaikan perhiasan yang mencolok
kepada anak Anda.  Hindari hal tersebut,
karena mengenakan perhiasan yang menyolok atau membawa barang-barang mahal
lainnya dapat memicu terjadinya penculikan.

7. Tanggap terhadap bahaya Penculikan

Bila penculikan benar-benar terjadi, anda harus mengetahui apa yang harus
anda lakukan.

Pertama : anda harus berani melaporkan penculikan tersebut kepada pihak
kepolisian meskipun ada ancaman dari pihak penculik. Anda bisa melaporkan
secara diam-diam. Jangan publikasi secara berlebihan bila pelaku belum
tertangkap karena justru akan membahayakan nasib korban.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?34361

Untuk melihat Berita Indonesia / Parenting lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :