Para wanita yang sudah berumur tentunya bosan menerima pertanyaan seperti “Kapan nikah?”. Merasa terdesak dengan keadaan, maka seringkali wanita terburu-buru mencari pasangan, lalu dengan segera mengikat janji sehidup semati. Tapi sadarkah mereka sikap tergesa-tergesa seperti ini dapat berbuntut pernyesalan?

Kasus perceraian semakin semarak di berbagai negara maupun Indonesia. Perbedaan prinsip, perselingkuhan, hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) seringkali menjadi alasan dalam perceraian.

Namun ternyata untuk menghindari cibiran dari orang sekitar, maka kebanyakan dari wanita melakukan kesalahan dengan memilih pendamping yang memenuhi persyaratan bagi orang lain, bukan untuk diri sendiri. Baik untuk orang lain belum tentu baik untuk sang wanita.

Anne Milford, penulis buku “How to Marry the Wrong Guy : A Guide for Avoiding the Biggest Mistake of Your Life” memberikan beberapa poin penting kenapa wanita menjalani sebuah perkawinan yang salah dan bagaimana cara untuk memutuskan hubungan sebelum terlambat.

Milford mengatakan 3 dari 10 wanita akan mengakui bahwa mereka telah melakukan “kesalahan” sebelum dan sesudah mengucapkan janji pernikahan. Alasan apakah yang membuat wanita bersikeras mempertahankan suatu hubungan dan terburu-buru untuk membuat ikatan?

1. Semua teman di sekitar telah menikah

Ketika teman-teman di sekitar telah naik ke pelaminan, kebanyakan wanita berpikir dirinya harus segera menyusul. Maka alasan untuk menunda pernikahan tidak berlaku dan wanita tergesa-gesa untuk menikah atau mencari pasangan bagi yang masih single.

Banyak wanita yang terburu-buru untuk menikah karena tenggat waktu. Padahal seharusnya mereka lebih jeli sebelum memutuskan untuk mengakhiri masa lajang karena pernikahan adalah sesuatu yang sakral.

2. Pacaran terlalu lama

Banyak wanita mengakui bahwa alasan mereka bertahan dalam suatu hubungan terkait dengan lingkungan keluarga, teman-teman, dan orang di sekitar. Pacaran terlalu lama bisa berakibat tidak bagus pada suatu hubungan. Bisa saja salah satu dari mereka merasa bosan dengan hubungan ini, namun mereka tidak bisa berpisah karena sudah terlanjur akrab dengan keluarga si pasangan. Padahal kenyataannya hubungan keduanya sudah tidak sehat, hanya saja mereka memutuskan untuk tetap menikah karena dorongan orang di sekitar.

3. Malu untuk bercerai

Bercerai atau menjadi janda membuat wanita dianggap sebagai orang yang gagal dalam membina hubungan. Kebanyakan wanita akan merasa malu apabila bercerai dan memutuskan untuk mempertahankan hubungan dengan sang suami yang sekiranya sudah tidak sehat. Bahkan seringkali hal ini semakin berlarut-larut apalagi ketika sang wanita menjadi kaum yang tertindas.

Jika sudah di posisi ini, banyak wanita mencoba mempertahankan hubungan demi harga diri dan anak-anak mereka. Bercerai atau tidak, itu adalah keputusan masing-masing pasangan. Namun pikirkanlah yang terbaik untuk Anda dan anak-anak.

Pikirkan kembali jika terburu-buru ingin menikah. Apakah Anda sudah merasa cocok dengan pasangan Anda?

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com//?34448

Untuk melihat Berita Amerika / Amerika / Tips lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :