Top 10 Issue Indonesia, Minggu ke Tiga Juli 2008

Tersangka kasus suap, Al Amin
Nasution, anggota DPR dari Fraksi Persatuan Pembangunan (PPP) diultimatum
partainya agar segara mengundurkan diri. Partainya mangancam jika Al Amin tidak
mengundurkan diri maka Al Amin akan dipecat.
Krisis energi listrik terus
berlangsung. Sampai sekarang PLN masih melakukan pemadaman bergilir bagi dunia
industri dan pengguna rumah tangga. Pemadaman bergilir ini mengakibatkan dunia
usaha terpukul akibat omset yang terus menurun.
Demi
menguarangi beban listrik pada dunia usaha, mulai 21 Juli 2008 pemerintah
akan memberlakukan peraturan pengalihan waktu kerja pada Sabtu dan Minggu
untuk industri tertentu. Sampai sejauh ini pemerintah belum menentukan
industri mana saja yang terkena peraturan tersebut.
Khaidir,
Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Barat yang suara percakapannya via telepon
dengan Artalyta terungkap publik akhirnya dicopot 10 Juli lalu. Mahkamah
Agung menilai Khaidir telah terbukti melakukan pelanggaran disiplin saat
‘menodong’ Artlyta untuk membiayai Hakim Agung bermain golf di China.
Sampai
semester pertama tahun 2008, baru sekitar 16 persen dana BLT sudah
tersalurkan dengan total dana Rp 916,8 miliar. Dengan total keseluruhan
dana yang disiapkan sebanyak Rp 1,71 triliun maka realisasi ini baru
menjangkau 14 persen rumah tangga sasaran BLT.
Pemerintah
melalui Departemen Pertanian mencabut larangan daging dan jeroan impor dari Selandia Baru per
11 Juli 2008.
Harga
sembilan kebutuhan pokok (sembako) seperti harga susu kemasan baik bubuk
maupun cair naik berkisar Rp 2.000 sampai Rp 5.000. harga telur juga naik
berkisar Rp 3.000-Rp 4.000. Demikian juga dengan harga cabai merah yang
melonjak hingga Rp 38.000 perkilogram dari harga semula Rp 32.000.
Pekan
Raya Jakarta (PRJ) resmi ditutup
hari Minggu kemarin. Transaksi dan
perolehan pengunjung PRJ tahun melebihi target yakni, telah terjadi transaksi
senilai Rp 4 triliun dan dikunjungi oleh 5 juta orang.
Sampai
hari Minggu (13/07) kemarin antrian truk pengangkut barang di Pelabuhan
Merak-Bakauheuni masih terjadi. Antrian bahkan mencapai puncaknya pada Minggu
kemarin yang panjangnya hingga 10 kilometer. Antirain ini terjadi karena
kurangnya kapal Roll On Roll Off
yang dioperasikan.
Sampai
pekan kedua penyelenggaran PON XVII, kontingen Jawa Timur masih memimpin
perolehan medali. Jatim memimpin dengan 91 emas, 73 perak, dan 65
perunggu. Disusul Kalimantan Timur dengan 77 emas, 72 perak dan 74
perunggu. DKI Jakarta berada di peringkat ketiga dengan 68 emas, 60 perak
dan 95 perunggu.