Setelah menunggu sekitar dua pekan sejak Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati mengundurkan diri, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
akhirnya melantik Agus Martowardoyo sebagai Menteri Keuangan yang baru.

Agus Martowardoyo dinilai mampu mengemban tugas sebagai ‘komandan’
yang mengatur sektor keuangan negara, meski yang bersangkutan belum
memiliki pengalaman cukup di bidang analisa moneter.

Sebagai bankir, kapasitas Agus tak perlu diragukan. Dia telah malang
melintang di dunia perbankan sejak lulus dari Universitas Indonesia
Jurusan Ekonomi tahun 1984. Agus memulai karir di Bank Niaga kemudian
berlanjut ke Bank Bumiputera dan Bank Ekspor Impor Indonesia sebagai
direktur utama. Agus juga sempat bekerja di Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN). Sebelum ke Bank Permata dan
terakhir menjabat Direktur Utama Bank Mandiri.

Tujuh Tugas Menteri Keuangan

Saat Agus dilantik menjadi Menteri Keuangan di Istana Negara, Kamis
(20/5), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan tujuh tugas yang
akan diemban Agus.

Pertama menyusun kebijakan fiskal yang bijaksana dan tepat. Kedua,
menyusun APBN yang jumlahnya mencapai lebih
dari Rp1.000 triliun dengan pengalokasian yang tepat. “Dalam arti, bisa
mengalokasikan anggaran untuk tugas pemerintah, tugas pembangunan, untuk
jaring pengamanan sosial, subsidi dan kewajiban pembayaran utang dengan
memperkecil utang luar negeri,” kata Presiden SBY.

Tugas ketiga Agus harus mampu meningkatkan pendapatan nasional baik
dari pajak dan non pajak dengan cara mengeluarkan kebijakan dan
instrumen yang tepat serta tetap melakukan pengawasan lalu lintas
keuangan agar penerimaan negara semakin besar.

Tugas yang keempat, Menteri Keuangan diharapkan segera menuntaskan
reformasi di bidang perpajakan dan sektor keuangan yang tepat dan
efektif. Kelima meningkatkan kinerja perpajakan dan penerimaan
perpajakan serta melanjutkan reformasi bea dan cukai agar penerimaan
negara bisa meningkat. Keenam, mengembangkan desentralisasi sistem
fiskal yang lebih luas.

Terakhir, meningkatkan kualitas pertanggungjawaban keuangan di
seluruh Indonesia di lembaga negara. “Setiap rupiah harus
dipertanggungjawabkan. Lakukan sinergi dengan BPK
dan BPKP dan terus memainkan peran yang aktif
di masyarakat global seperti Sri Mulyani di G20, APEC,
Asean, Bank Dunia, ADB dan Bank pembangunan
Islam. “Itu tujuh tugas pokok yang harus dilakukan Menkeu baru ke
depan,” ujar Presiden SBY.

Selain tujuh tugas yang diembankan, sebagai pemegang kebijakan
fiskal, Agus juga berhadapan dengan tugas riil sehari-hari. Antara lain
meningkatkan pemberdayaan sektor fiskal untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi atau menekan laju inflasi.

Prediksi inflasi untuk tahun 2010, pemerintah mematok angka 5,7 persen.
Sementara pertumbuhan ekonomi, angka pertumbuhan dipatok minimal 5,5
persen.

Tampaknya memang Agus hanya tinggal meneruskan ‘pekerjaan rumah’ yang
ditinggalkan Sri Mulyani, namun persoalan tidak sesederhana itu.
Kebijakan pemerintah untuk mengurangi subisidi BBM
dan menaikkan tarif daftar listrik pada tahun 2010, jelas-jelas dapat
menyumbang angka inflasi.

Sejumlah kalangan menilai, berat bagi Agus untuk menekan laju inflasi
di tengah kebijakan pemerintah yang justru memicu kenaikan inflasi.
Paling moderat, Agus mungkin akan mengolah kebijakan fiskal agar
keseimbangan APBN (Anggaran pendapatan dan
Belanja Negara) 2010 bisa terjaga.

Tugas berat lain yang dihadapi Agus adalah mengelola utang dengan
baik sehingga menekan beban keuangan negara. Posisi utang Indonesia
memang rawan, saat ini jumlah utang Indonesia mencapai Rp 1.600 triliun.
Selain harus membayar beban bunga setiap tahun, sebagian utang
tersebut juga jatuh tempo pada tahun 2010 ini, yakni sebesar Rp 115
triliun.

Selain itu Menteri Keuangan juga harus menjaga agar kondisi ekonomi
Indonesia tidak terimbas krisis ekonomi Eropa yang sudah dimulai di
Yunani pada pertengahan tahun ini. Kepada wartawan, Selasa (25/05/2010),
di Jakarta, Agus mengaku yakin Indonesia dapat meminimalisir dampak
resesi Eropa tersebut. Pasalnya dukungan ekonomi terutama sektor riil
untuk APBN relatif kuat dan stabil.(yayat)


Profil
Nama : Agus Dermawan Wintarto Martowardojo
Tempat Tanggal Lahir: Amsterdam, 24 Januari 1956
Usia: 54 tahun

Pendidikan:
Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1984)
Banking & Management Courses di State University of New York,
Buffalo, USA, Stanford University, Palo Alto, USA dan Institute of Banking & Finance,
Singapore.

Karir:
Bank of America NT & SA (1984) sebagai Officer Development Program
dan International
Loan Officer
PT Bank Niaga Tbk sebagai Vice President, Corporate Banking Group di
Jakarta dan
Surabaya (1986 – 1994).
Deputy Chief Executive Officer di Maharani Holding (1994)
Direktur Utama di Bank Bumiputera (1995 – 1998)
Direktur Utama di Bank Ekspor Impor Indonesia (1998)
Managing Director Risk Management and Credit Restructuring di Bank
Mandiri (1999)
Managing Director Retail Banking and Operation Coordinator (2000)
Managing Director Human Resources and Support Services (2001)
Advisor bagi Ketua dan Wakil Ketua BPPN untuk
bidang Perbankan (2002).
Direktur Utama PermataBank terhitung sejak 31 Oktober 2002-2005
Direktur Bank Mandiri, 16 Mei 2005-Mei 2010

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?34992

Untuk

melihat Berita Indonesia
/ Khusus
lainnya, Klik

di sini

Klik di sini
untuk Forum
Tanya
Jawab

Mohon beri nilai dan komentar
di bawah
artikel ini

______________________________________________________

Supported
by

: