Seperti tak mau ketinggalan merayakan HUT RI ke 63, Java Musikindo menggelar konser L.A. Lights Concert PANIC AT THE DISCO yang diselenggarakan di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, persis tanggal 17 Agustus 2008.

Antrian sudah terlihat sejak pukul empat sore. Para penonton yang kebanyakan ABG mengantri demi mendapatkan posisi strategis untuk menonton. Tepat pukul 8, konser dibuka oleh The Changcuters,
band kocak yang tengah naik daun. Dengan penampilan serba merah putih,
mereka menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bareng penonton. Suasana
tujuhbelasan amat terasa di konser ini, karena banyak penonton yang
membawa bendera Indonesia berukuran mini. Setelah itu The Changcuters
menghibur penonton dengan lagu-lagu andalan mereka, diantaranya “Racun
Dunia”, “Gila-Gilaan” dan ditutup dengan “I Love You, Bibeh”.

Selang setengah jam, Panic! At The Disco
akhirnya muncul di panggung dengan membawa bendera Merah Putih. Ryan
Ross, sang gitaris lalu berteriak “Happy Indepence Day!” yang disambut
riuh oleh penggemarnya. Mereka pun langsung tancap gas dengan menggeber
lagu pertama, “We’re So Starving”.

Mereka tampil dengan pakaian khas mereka yang bergaya cabaret. Panic! At The Disco
yang terdiri dari Brendon Urie (Vokal), Ryan Ross (Gitar/Keyboard), Jon
Walker (Bas), dan Spencer Smith (Drum) biasanya tampil membawa
rombongan sirkusnya. Di konser ini mereka tidak membawa rombongan
tersebut, namun berjanji akan tampil maksimal dan memuaskan penggemar
Indonesia.

Dilanjutkan dengan single pertama dari album terbaru mereka “Nine In The Afternoon” dan kali ini Panic! At The Disco mencoba mengaransemen lagu-lagu di album pertama mereka A Fever You Can’t Sweat Out.
Jadilah lagu-lagu seperti “But It’s Better If You Do”, “Camisado” dan
“The Only Difference Between Martyrdom and Suicide is Press Coverage”
terdengar fresh.

Di tengah konser, seorang
penonton melempar hadiah kacamata ke panggung. Brendon Urie,
memungutnya dan langsung mengenakannya. “Finally I can see the
beautiful faces.” katanya memuji. Penonton yang kebanyakan perempuan
pun berteriak histeris. Konser kemudian dilanjutkan dengan lagu-lagu
dari album kedua, Pretty Odd. Dan saat lagu hits mereka di
album pertama, “I Write Sins Not Tragedies” dinyanyikan, penonton
terlihat berjingkrak dan bernyanyi bersama.

Selesai
membawakan 14 lagu, mereka masuk ke balik panggung seolah konser telah
usai. Penonton lalu membuat koor “We want more” memanggil mereka. Tak
lama masuklah Brendon membawa gitar akustik dan menyanyikan solo “Time
To Dance”. Setelah itu personel Panic! At The Disco kembali masuk ke panggung dan memainkan 2 lagu terakhir, “Pas De Cheval” dan “Mad As Rabbit” yang ending nya ditambahkan lirik lagu “Na Na Hey Hey Goodbye” milik Steam sebagai penutup konser.

Tiket yang dibanderol Rp 300 ribu untuk tribun dan Rp 350 ribu untuk festival sepertinya sebanding dengan penampilan Panic! At The Disco malam itu. Panic! At The Disco, you rocks our independence day! (chika)

Saksikan Videonya di www.KabariNews.com/?31824

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31843

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

Photobucket