Bocah perempuan yang tetap ceria dan senang bermain sepeda ini memiliki ciri fisik seperti kera.  Sekujur tubuhnya dipenuhi bulu, bagian rahang tampak menjulang ke depan mirip kera.

Menurut penuturan Fatma, ibunya, ketika mengandung Septi, Fatma tak mengalami kejadian atau gejala aneh. Dia memang mengakui bahwa saat mengandung putri keduanya itu, dirinya ngidam memakan buah-buahan. Menurut warga sekitar, saat itulah dia kerap dikatakan ayahnya anak monyet.

Berbeda dengan  kakak dan adiknya yang berfisik normal, fisik Septi memang mirip kera. Bahkan Fatma menuturkan saat Septi kecil dan sudah bisa berjalan, dia lebih senang merangkak. “Sejak itu saya mengajarinya untuk berjalan seperti manusia biasa, saya biasakan terus seperti itu, hingga seperti sekarang (berjalan normal-red).” kata Fatma.Septi sempat dibawa ke dokter untuk diperiksa. Namun, menurut dokter sang anak memang sudah memiliki kelainan genetik sejak lahir. “Pernah diabwa ke dokter, tapi kata dokter tidak apa-apa, ini memang sudah bawaan dari perut.” kata Fatma lagi saat diwawancara wartawan pada Maret lalu.

Meski memiliki penampilan fisik demikian, Septi tidak diperlakukan beda oleh teman-temannya. Septi bisa bermain layaknya orang normal, bahkan kemampuan intelektual anak kelas dua SD ini tidak kalah dengan murid-murid lainnya. Sejauh ini Septi tumbuh normal seperti layaknya anak-anak seusianya.

Tertarik dengan kelainan yang dimiliki Septi, pada pertengaharn Maret, Septi dikunjungi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Gorontalo di rumahnya. Dokter dari Dinkes itu  mengumpulkan seluruh data pribadi serta mencatat kelainan yang dimiliki Septi  “Kami baru sekadar mengumpulkan data dan selanjutnya akan melaporkan kembali kasus ini ke Departemen Kesehatan,” ujar Kepala Dinkes Provinsi Gorontalo, Suhardi Nur.

Menurutnya, kasus tersebut sebelumnya telah dilaporkan oleh Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Provinsi Gorontalo, kepada Menteri Kesehatan beberapa waktu lalu. Suhardi juga mengatakan bahwa Menteri Kesehatan meminta Dinkes untuk mengecek langsung dan membawa Septi ke Jakarta untuk diperiksa dan diteliti secara menyeluruh di Jakarta. “Sesuai dengan instruksi dari Menteri Kesehatan,” kata Suhardi.

Namun agar tak mengganggu jadwal sekolah Septi, Dinkes baru akan membawa Septi ke Jakarta pada bulan Juni dan Juli ini, bertepatan dengan liburan sekolah.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?33232

Untuk melihat Berita Indonesia / Unik lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket

.