KabariNews – Guru Besar Fakultas Ekonomi dari Universitas Chicago Booth School of Business, Randall Krozner berpendapat bahwa ekonomi Indonesia sangat kuat terhadap efek krisis ekonomi yang terjadi di Eropa dan Amerika. “Stukturnya kuat, mulai dari pertumbuhan investasi, pasar modal dan perbankan di Indonesia kondisinya sehat, ” kata Randall di Jakarta, Selasa (20/3).

Dibanding negara lain, seperti Cina, Indonesia hanya sedikit harus mengkoreksi pertumbuhan ekonominya, yakni 0,2%, yaitu dari 6,7% menjadi 6,5%. Sedangkan negara seperti Cina harus mengoreksi pertumbuhan ekonominya dari 8% menjadi 7,5%, akibat krisis di dua benua itu.

Setidaknya ada tiga negara di Asia yang sedikit alami pengaruh krisis tahun 2008 dan 2011, yaitu Vietnam, Indonesia dan Philipina. Salah satu sebab mereka tak alami dampak krisis yang besar karena memiliki pasar domestik yang cukup besar.Pasar domestik ini dimungkinkan karena negara-negara ini juga memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak.

Namun hal itu bukan satu-satunya sebab kata Randall. Karena dampak tetap ada terhadap krisis di Amerika dan Eropa. “Pasar ekspor, ya pasar ekspor Indonesia cukup terkena dampak, tapi kebijakan-kebijakan negara yang diambil mampu meredam dampak tersebut, bahkan saya yakin investasi di dalam negeri akan tetap tumbuh signifikan akan banyak pemodal asing masuk ke sini,” ucapnya.

Dengan berbagai kenaikan peringkat investasi sementara beberapa negara lain turun di saat krisis ekonomi ini akan memancing investasi asing lebih tinggi lagi.