Layanan kesehatan merupakan salah satu layanan dasar yang diperlukan masyarakat secara luas. Karena itu, aksesbilitas masyarakat pada pelayanan kesehatan menjadi sangat penting. Untuk meningkatkan aksesbilitas masyarakat ke layanan kesehatan diperlukan koneksitas agar mempermudah masyarakat mendapatkan pelayanan dasar kesehatan.

Seperti yang dilakukan oleh Nasional Hospital Surabaya yang meluncurkan dua aplikasi mobile yang mampu mempermudah koneksitas antara pengguna dengan tenaga kesehatan profesional serta berinovasi untuk memberikan pelayanan komprehensif yang fokus pada pengguna dan sekaligus membangun manusia.

Peluncuran dua aplikasi mobile berbasis teknologi modern 4.0 berlangsung di Auditorium Ang Kang Hoo Nasional Hospital Surabaya, Jawa Timur, Selasa (13/03).

“Pada hari ini kami luncurkan  dua aplikasi, dimana ini untuk makin mendekatkan diri pada pasien-pasien kami maupun masyarakat , selain itu untuk mengedukasi pasien supaya memiliki gaya hidup yang sehat”, kata Adj Prof. Haniel Wijaya, CEO Nasional Hospital.

Aplikasi Pertama yang dirilis adalah aplikasi layanan Nasional Hospital. Dalam aplikasi ini, pengguna dapat mengakses beragam menu yang membantu pengguna terhubung Nasional Hospital sebagai penyedia layanan Kesehatan.

“Dalam aplikasi tersebut ada beberapa fitur seperti regrestasi, pembuatan appointment, konsultasi online, telekonsultasi fia viseo call, hingga pembayaran secara terpadu yang tersedia dalam satu aplikasi”. Tutur pria yang akrab disapa Han ini.

Selanjutnya Han menuturkan, fitur-fitur ini untuk mempermudah ketika akan berobat ke Nasional Hospital dan caranya juga cukup mudah, pengguna hanya perlu pendaftaran dengan akun yang terdaftar sehingga tidak perlu datang langsung.

Selain itu, apabila posisi pengguna tidak memungkinkan untuk bertatap muka ketika berkonsultasi. Disediakan fitur konsultasi online dan telekonsultasi dengan dokter spesialis.

Menurutnya, ini merupakan aplikasi terlengkap yang belum dimiliki rumah sakit lain di Indonesia.

Hampir sama dengan aplikasi yang pertama, aplikasi kedua adalah aplikasi Kortex terbaru yaitu Kortex.id, dimana pasien secara leluasa bisa memilih dan menentukan jadwal telekonsultasi dengan para dokter Kortex.

“Lewat ini pula, pasien dari dalam dan luar negeri yang jaraknya bisa mencapai ribuan kilometer atau bahkan dibelahan manapun bisa melakukan telekonsultasi cukup dari rumahnya”, kata dr. Agus Choirul Anab MD. Selaku Ketua Kortex.

Kortex Comprehensive Brain and Spine merupakan pelopor jaringan dokter yang saat ini berkonsentrasi dibidang layanan bedah saraf.

Lebih dalam dokter yang akrab disapa dr. Aca ini menjelaskan, telekonsultasi adalah salah satu feature app tidak menggantikan konsultasi langsung dengan para dokter Kortex, namun pengguna diberikan opsi lain yang lebih mudah dan cepat ketika terkendala jarak dan waktu untuk melakukan konsultasi.

“Dari sisi teknologi, Kortex.id saat ini tersedia di playstore, segera di apple store dan bisa diinstal di android lima hingga sembilan. Dan dari sisi keamanan, komunikasi yang dilakukan terenkripsi dengan Secure SSL 256=bit”, ungkapnya.

Masih dengan dr, Aca, ini juga menjadi pelopor jejaring dokter dan platform digital yang merupakan terobosan baru dari kortex Comprehensive Brain and Spine untuk memberikan akses alternatif dibidang bedah saraf.

Menurut data Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tahun 2019 lalu, di Indonesia tercatat baru memiliki 311 dokter bedah saraf. Dengan demikian, satu dokter bedah saraf melayani 800.000 penduduk, belum lagi sebaran dokter yang tidak seimbang.

“Ini juga membuka peluang yang lebih besar bagi pasien untuk memperoleh layanan bedah saraf”, ujarnya.

Hingga saat ini, Kortex Comprehensive Brain and Spine Nasional Hospital telah melakukan layanan bedah saraf kepada 35.000 pasien dari dalam dan luar negeri.