KabariNews – Jika Anda berusia lebih dari 70 tahun, screening test atau uji tapis reguler — terutama jika mengenai kanker — mungkin hanya membuang waktu, kemuka sejumlah ahli kesehatan yang kian bertambah, yang khawatir akan pemeriksaan berlebihan terhadap mereka yang tengah berada di usia 70-an, 80-an, bahkan lebih tua. Kecemasan para ahli ini ialah uji yang sebenarnya tidak perlu dilakukan dapat mengarah ke prosedur yang menyerang privasi atau pengobatan yang menjadikan kondisi pasien lebih buruk dari sebelumnya, terutama di antara mereka yang memiliki masalah kesehatan serius seperti penyakit jantung.

Di sini, kami menggaris besarkan empat pemeriksaan yang Anda mungkin bisa hindari — dengan izin dokter, tentunya — beserta dua pemeriksaan yang dianjurkan, jika sebelumnya Anda belum lakukan.

Kolonoskopi

Melakukan kolonoskopi pada usia di atas 75 tahun mungkin tidak dapat banyak membantu diri Anda terlindungi dari kanker, lapor sebuah studi di Harvard terhadap lebih dari 1,3 juta pasien Medicare berusia 70 hingga 79 tahun. Para peneliti menemukan bahwa risiko kanker menurun dari sekitar 3 persen ke sedikit lebih banyak dari 2 persen dalam kurun waktu delapan tahun. Pada waktu yang bersamaan, studi-studi lain telah menunjukkan, risiko akan kesulitan dari pemeriksaan tersebut meningkat seiring usia, terutama untuk mereka yang tengah dalam usia 80-an. U.S. Preventive Services Task Force (USPSTF), sebuah dewan penasehat mandiri para ahli medis, merekomendasikan bahwa uji untuk kanker usus besar pada orang dewasa berusia 76 sampai 85 tahun “adalah pilihan diri sendiri,” berdasarkan kesehatan menyeluruh dan pertimbangan yang cermat akan potensi manfaat dan risiko. Jelas sekali, jika Anda sudah menyingkirkan polip atau memiliki sejarah keturunan kanker usus besar, risiko Anda lebih tinggi dan Anda mungkin sebaiknya diuji. Jika tidak, Anda mungkin bisa melupakan persiapan dengan obat pencahar yang menyenangkan.

Mammogram

Para ahli cukup setuju bahwa wanita sebaiknya melakukan mammogram setiap satu hingga dua tahun sampai dengan usia 75 tahun. Di atas itu, meskipun demikian, bukti untuk melanjutkan pemeriksaan tidak begitu jelas.USPSTF mengatakan ada “bukti yang tidak cukup” untuk menyimpulkan baik atau tidak untuk melakukan mammogram setelah usia 74 tahun. Penelitian besar Eropa terhadap wanita berumur 70 sampai dengan 75 tahun menunjukkan bahwa uji mammogram dapat memiliki manfaat yang terbatas dan dapat mengarah ke pengobatan berlebih, mengakibatkan risiko bagi beberapa wanita terhadap efek samping yang berbahaya. Untuk wanita dengan beberapa kondisi kronis yang bisa berdampak kepada perkiraan hidup mereka, manfaat dari melakukan mammogram secara rutin setelah umur 75 tahun diragukan. Mereka sebaiknya konsultasi dengan dokter, apakah melanjutkan pemeriksaan tersebut benar-benar perlu.

Pemeriksaan PSA

Tidak ada kelompok medis yang merekomendasikan uji PSA untuk kanker prostat di atas usia 75 tahun, namun penelitian terbaru yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association menemukan bahwa 41 persen dari pria pada kategori usia ini masih melakukan pemeriksaan, banyak dari mereka di bawah rekomendasi dokter. Berbicaralah dengan dokter Anda, tapi banyak pria berusia 76 tahun ke atas dapat melupakan ini.

Pap Smear

Di atas usia 65, kebanyakan wanita yang tidak memiliki kanker atau luka prakanker sebelumnya dipersilahkan untuk melanjutkan jika mereka memiliki tiga hasil negatif Pap smear untuk memeriksa kanker serviks dalam 10 tahun terakhir. Sayangnya, kebanyakan wanita telah menjadi sangat terbiasa dalam melakukan Pap smear setiap tahun sampai mereka melakukan pemeriksaan bahkan setelah melakukan histerektomi, menurut sebuah penelitian. Maka, ibu-ibu, mengira bahwa dokter Anda setuju, Anda bisa melupakan pemeriksaan ini setiap tahun.

2 Pemeriksaan yang Anda Sebaiknya Lakukan

 Scan Kepadatan Tulang

Ketika wanita sebaiknya melakukan scan kepadatan tulang yang bermula pada usia 65 (atau sebelumnya, tergantung dari faktor risiko mereka), pria berusia 70 tahun ke atas juga perlu melakukan uji kepadatan mineral tulang untuk memeriksa osteoporosis. Pelemahan tulang ini seringkali dibilang sebagai “penyakit sunyi” karena gejala-gejalanya dapat berkembang tanpa disadari hingga retakan tulang terjadi. Pada pria, osteoporosis mulai terjadi lebih lambat daripada wanita, dan memiliki progres yang lebih lamban, namun masalah ini meningkat di antara pria yang berusia 70 tahun ke atas, catat National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Benar saja, pada usia 65 atau 70 tahun, pria dan wanita kehilangan massa tulang pada tingkat yang cukup sama, menjadikan uji pemeriksaan ini penting bagi semua orang — pria dan wanita — di atas 70 tahun.

Uji Abdominal Aortic Aneurysm (Pembengkakan Pembuluh Aorta Perut)

Pria berumur 65 hingga 75 tahun yang pernah menjadi perokok kapanpun dalam usia hidup mereka sebaiknya melakukan uji ultrasound sekali untuk memeriksa abdominal aortic aneurysm (AAA). Aorta yang merupakan arteri utama penyuplai darah ke tubuh terbentang dari dada ke perut. Pria yang telah merokok memiliki risiko lebih tinggi terhadap sobeknya aorta, yang biasanya fatal, tapi jika pembengkakan dapat ditahan sebelum terjadinya penyobekan, itu dapat diperbaiki dengan sukses oleh operasi. Buktinya tidak jelas, apakah uji secara rutin dapat bermanfaat untuk wanita berusia 65 hingga 75 tahun yang pernah menjadi perokok sebelumnya, catat USPSTF, tapi panel tersebut merekomendasi agar jangan melakukan uji AAA untuk para wanita yang belum pernah merokok.