Disaat hiruk pikuk pelaksanaan pemilu legislatif yang diselenggarakan hari ini, masih banyak warga kecewa tak bisa ikut memilih lantaran namanya tak tak masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Di Jakarta saja diperkirakan jumlahnya mencapai ribuan.

Di Kelurahan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, Kabari mencatat ada 18 orang protes secara bergantian ke Petugas Pemungutan Suara(PPS) Kelurahan.

Ibu Singgih (47) warga RT 07/05 Kelurahan Cempaka Putih Timur, mengaku seluruh keluarganya yang berjumlah enam orang, tak satupun masuk dalam DPT, sehingga tak bisa ikut mencontreng.

Demikian juga dengan Zulfrian, warga RT 05/07 yang mengaku namanya dan nama 3 anggota keluarganya tak masuk DPT.

“Saya bingung padahal Pemilu dan Pilkada kemarin, enggak ada masalah.Saya sekeluarga ikut mencoblos, kok sekarang nama kami sekeluarga gak terdaftar, memang kami warga liar?” sungut Zulfrian kepada Kabari.

Mereka semua mengaku kecewa dan mempertanyakan kinerja KPU. “Bagaimana sih sebenarnya cara KPU mendata? Saya sudah tanya ke Rt dan Rw, tapi mereka juga tak tahu, katanya data itu dari pusat, loh kok nama saya bisa enggak ada?” tanya Bu Singgih sambil memperlihat kartu indentitas sebagai warga resmi Cempaka Putih Timur sejak tahun 80-an.

Dari 18 orang yang protes ke PPS itu, semuanya sudah berkeluarga, dan hampir seluruh anggota keluarga mereka tak masuk dalam DPT.

Jika dirata-rata satu orang punya empat angota keluarga, maka jumlahnya mencapai 72 orang. Itupun baru yang terdata oleh Kabari.

Sementara staf PPS Cempaka Putih Timur saat dikonfirmasi mengatakan, mereka sendiri tak tahu mengapa ini bisa terjadi. “Kami sudah dapat datanya seperti itu, mau bagaimana?” ujar salah satu staff PPS yang enggan disebutkan namanya.

Lain halnya di tempat lain, seperti yang terjadi di Rw 12 Kelurahan Utan Kayu, Jakarta Timur. Dalam satu Rw yang biasanya terdiri dari 500-1.000-an Kepala Keluarga (KK), data warga yang namanya tak tercantum dalam DPT mencapai 100 orang. Salah satu ketua Rt yang bisa ditemui yakni Haji Hamdani, Ketua Rt 12/15 menyatakan, ada 20 orang warganya tak masuk DPT. Sementara di Rt 15, ada 8 warga. “Pokoknya tiap Rt ada yang warganya enggak masuk DPT. Ada yang tiga orang, empat orang, malah di Rt saya 20 orang.” tuturnya. Rw 12 sendiri terdiri dari tiga TPS (Tempat Pemungutan Suara).

Hal yang sama terjadi di Kelurahan Pisangan Baru, Jakarta Timur, lebih dari seratus warga kelurahan tersebut tak mendapat hak pilih lantaran tak masuk DPT. Bahkan di salah satu Rt, ada yang lebih dari separuh warganya tak masuk DPT.

“Pokoknya pemilu kali ini paling kacau deh, masak saya yang ketua Rt aja enggak masuk daftar, edan!” sungut Syahroni, salah satu ketua Rt.

Sejak beberapa bulan lalu masalah DPT ini memang sudah mengemuka. Dari daftar pemilih yang sudah direkap oleh setiap PPS, masih banyak warga yang namanya tak masuk DPT. Dan diperkiran jumlahnya banyak, karena dari penelusuran Kabari di tiga tempat berbeda, hampir dapat dipastikan di setiap RT ada warga yang tak masuk DPT.

Silakan saja dikali jumlah Rt se-Jakarta!

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?32918

Untuk melihat Berita Indonesia / Utama lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket