Bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan UCLA Center for Southeast Asian Studies, Los Angeles Indonesian Film Festival (LAIFF) berhasil menggagas dan menyelenggarakan pemutaran film Kartini di Amerika Serikat. Selain di Los Angeles, pihak LAIFF juga berkolaborasi dengan panitia setempat di beberapa kota, di antaranya San Francisco, New York, dan Philadelphia.

Pada pemutaran film yang bertempat di kampus UCLA, pihak film Kartini diwakili oleh Ayushita Nugraha.  Dalam film biopik tersebut, sutradara Hanung Bramantyo mempercayakan peran Raden Ayu (R.A.) Kardinah pada aktris yang akrab disapa Ayu ini. Ia menilai R.A. Kardinah memegang peranan penting dalam perjuangan sang kakak, R.A. Kartini (diperankan oleh Dian Sastro). Bersama dengan Roekmini (diperankan oleh Acha Septriasa), mereka memperjuangkan emansipasi wanita pada zamannya. Perjuangan R.A. Kardinah pun tidak berakhir setelah wafatnya sang kakak. Ia pun sempat mendirikan sebuah Balai Pengobatan di Kota Tegal yang menjadi cikal-bakal Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kardinah.

Untuk menyiapkan perannya kali ini, Ayushita melakukan riset materi secara intensif, termasuk membaca banyak buku and biografi tentang R.A. Kartini. Dalam pencariannya, ia juga kerap berhubungan dengan Rumah Kartini, sebuah organisasi yang bertanggungjawab dalam perawatan dan pelestarian kediaman R.A. Kartini. Meski demikian, personel grup musik Bukan Bintang Biasa (BBB) ini mengaku kesulitan mencari materi sejarah yang spesifik merujuk pada sosok R.A. Kardinah.

Mengingat R.A. Kardinah merupakan seorang keturunan ningrat Jawa, Ayushita pun harus mempelajari beberapa tradisi dan pakem-pakem kaum darah biru di kala itu. Salah satunya dengan berlatih berjalan jongkok sambil mengenakan kain. Untuk lebih mengakrabkan diri dengan adat bangsawan Jawa, ia juga sempat belajar menari dan membuat sanggul sendiri.

R.A. Kartini dikenal sangat dekat d

dok. Legacy Pictures

engan adik-adiknya, Kardinah dan Roekmini. Sebagai pemeran ketiga tokoh emansipasi wanita tersebut, Ayushita bersama Dian Sastro dan Acha Septriasa pun punya kiat khusus untuk menghidupkan hubungan ketiganya di layar lebar. “Kita bertiga bonding a lot waktu itu,” ungkapnya. Misalnya, mereka hadir kompak di acara pemutaran film Rudy Habibie yang juga disutradarai oleh Hanung Bramantyo. “Kita waktu itu datang bertiga, siap-siapnya di rumahku. Dandan-dandan, lalu pilih-pilihan baju bareng,” ujarnya menggambarkan kedekatannya dengan Dian dan Acha.

Proses pembuatan film tersebut juga meninggalkan kesan tersendiri bagi Ayushita. Ia mengaku banyak belajar tentang budaya Jawa terutama selama syuting di Pendopo Dalam Kraton Jogjakarta. “Yang paling menarik adalah semakin membuat semua insan yang terlibat dalam film Kartini ini semakin cinta dan berterimakasih dengan Ibu Kartini,” tambahnya.  Meski telah beberapa kali membintangi film layar lebar, tantangan dalam projek ini tergolong unik bagi alumni London School of Public Relations ini lantaran ia dituntut untuk belajar berkomunikasi dalam bahasa Krama Inggil (Jawa halus) dan bahasa Belanda klasik.

Selain film Kartini, Ayushita akan disibukkan dengan aktivitas promo dua film terbarunya, Satu Hari Nanti karya sutradara Salman Aristo yang akan dirilis bulan ini dan The Gift karya sutradara Hanung Bramantyo yang rencananya akan dirilis pada bulan Maret 2018. Ia juga akan segera memulai proses syuting untuk sebuah karya layar lebar dengan genre komedi garapan Monty Tiwa dan Soleh Solihun.