Sebelum tayang di bioskop, film Bali: Beats of Paradise tampil perdana di Samuel Goldwyn Theater (gedung Academy of Motion Picture Arts and Sciences atau AMPAS) yang bertempat di bilangan Beverly Hills, Amerika Serikat. Pemutaran perdana film layar lebar karya Livi Zheng tersebut  dihadiri tokoh-tokoh industri perfilman, pendidikan dan juga diplomat asing. Selain Konjen RI Simon Soekarno yang didampingi sang istri Evi Soekarno, tampak hadir pula beberapa Konsul Jenderal (Konjen) negara sahabat, antara lain Marco Cuba Marino dari Bolivia, Stephen Lorete dari Kenya, Devrin Jack dari Malaysia, Aung-Soe Win dari Myanmar, dan Tanee Sangrat dari Thailand. Salah satu tokoh pendidikan yang adalah Rektor UCLA, Gene Block, beserta istri.           

Perhelatan petang itu dibuka dengan alunan musik gamelan Bali dan gitar double-neck yang dimainkan oleh I Wayan Balawan, gitaris kenamaan asal Pulau Dewata. Ditemui usai acara, Balawan mengungkapkan bahwa ia sebenarnya memiliki visi yang sama dengan I Nyoman Wenten, yakni mengembangkan gamelan di kalangan anak muda. “Bedanya, komposisi gamelan saya itu dibuatnya lewat gitar,” tambahnya.

Acara dilanjutkan dengan Tari Barong dan Tari Kecak, beberapa seni tari tradisional andalan Pulau Bali. Suguhan musik dan tari-tarian asal Bali tersebut diikuti dengan pidato pembukaan oleh Julia Gouw, salah seorang Produser Eksekutif film bertema gamelan ini. “Film Crazy Rich Asians membuat Singapura disorot dunia, kami berharap, film Bali: Beats of Paradise juga akan membuat Indonesia menjadi sorotan dunia,” ujar tokoh diaspora Indonesia yang dikenal sebagai bankir di Los Angeles tersebut.

Selain Julia Gouw, Dubes RI untuk Korsel, Umar Hadi yang juga merupakan salah satu Executive Producer film tersebut juga hadir. Umar Hadi yang pernah menjabat sebagai Konjen RI di LA secara khusus terbang dari ibukota Korea Selatan untuk menghadiri acara itu. Bersama Livi dan Julia, Umar juga diundang untuk bersama-sama menjadi dosen tamu di California Institute of the Arts (CalArts), sebuah institute seni yang didirikan oleh Walt Disney. “Luar biasa, saya sangat senang dan sangat bangga atas film ini dari sebuah pemikiran yang ingin lebih memperkenalkan budaya Indonesia di Amerika Serikat, khususnya gamelan Bali,” ungkap sang Dubes RI untuk Korsel kepada Kabari News saat ditemui seusai penayangan perdana Bali: Beats of Paradise di LA.        

Bagi sebagian publik Amerika, seni budaya gamelan bukan hal yang baru. Pasalnya, sejumlah film produksi Hollywood, seperti film “Avatar” karya James Cameron, TV serian “Star Trek” dan animasi berjudul “Akira” semuanya menggunakan musik gamelan sebagai latar film. “Sebenarnya, seni gamelan sudah banyak dipakai dalam karya sineas di dunia internasional. Namun, sayang  banyak yang belum tahu bahwa alunan pentatonis yang khas tersebut berasal dari suara gamelan asal Indonesia,”ungkap Livi Zheng yang selalu memperkenalkan kebudayaan Indonesia di mana pun ia berada.          

MEREKAM KOLABORASI I NYOMAN WENTEN DAN JUDITH HILL

Dalam wawancara dengan Kabari News pada acara premiere Bali: Beats of Paradise, Livi mengaku inspirasi film tersebut datang dari sebuah konser gamelan yang digelar setahun yang lalu di Los Angeles. “Pada saat hari konser itu dan melihat bagaimana reaksi penonton terhadap gamelan Bali, saya jadi terinspirasi untuk membuat sebuah film layar lebar,” ujar sineas kelahiran Blitar itu. Proses pembuatan karya dokumenter tersebut memakan waktu sekitar satu tahun.

Selain memperkenalkan budaya Bali, film Bali: Beats of Paradise mengisahkan perjalanan hidup I Nyoman Wenten, seorang seniman dan ahli Gamelan Bali yang tinggal di Los Angeles. Musisi yang akrab disapa Pak Wenten ini juga dikenal sebagai seorang dosen di UCLA Herb Alpert School of Music dan CalArts School of Music. Film tersebut juga mengupas kedekatanya dengan gamelan sejak kecil hingga melanglang buana. Guru besar ilmu Etnomusikologi ini mengaku kompleksnya proses pembuatan film tersebut membuatnya lebih menghargai karya sineas baik dari dalam maupun luar negeri.             

Film ini juga menyoroti kerjasama antara I Nyoman Wenten dengan seorang musisi asal Negeri Paman Sam yang bernama Judith Hill. Sebelumnya, Judith pernah menjadi kontestan ajang pencarian bakat The Voice versi Amerika. Ia juga pernah meraih penghargaan Grammy Award untuk penampilannya di film dokumenter yang berjudul 20 Feet From Stardom. Bersama Judith Hill, seniman asal Bali tersebut menggabungkan gamelan dan tari Bali dengan musik funk dalam musik video yang berjudul Queen of the Hill.     

Bali: Beats of Paradise direncanakan untuk tayang secara terbatas di bioskop Amerika Serikat pada 16 November 2018.(Foto: dok. Livi Zheng)