Amalia Suryani pendriri Saung Budaya

KabariNews – Tahun 2016 merupakan tahun yang penting buat Saung Budaya Indonesian Dance Group. Grup tari yang berbasis di Manhattan, New York City, Amerika Serikat ini telah satu dekade berkiprah di Negeri Paman Sam. Apa saja pencapaian mereka?

Saung Budaya Indonesian Dance Group didirikan oleh Amalia Suryani pada tahun 2006. Grup ini bertujuan untuk memopulerkan budaya lewat tari-tarian khas Indonesia. Kiprah grup tari ini sangat terkenal di kawasan Pantai Timur Amerika Serikat. Sebut saja Maine, New Hampshire, Massachusetts, Rhode Island, Connecticut, New York, New Jersey, Delaware, Maryland, Virginia, North Carolina, South Carolina, Georgia dan Florida.

Grup ini didirikan Amalia Suryani, karena keinginannya membagi ilmu menari kepada komunitas Indonesia yang berada di Pantai Timur. Selama 10 tahun berdiri, Suang Budaya telah tampil di berbagai festival di beberapa negara bagian di Amerika Serikat. Sebut saja acara United Nation di New York maupun di kampus Yale University di Connecticut.

“Saya ingin banyak kalangan di Amerika untuk semakin mengenal, tertarik, dan menghayati budaya Indonesia, terutama dengan berbagai jenis tarian Indonesia,” terang Andriani Zainuddin, Dance Coordinator Saung Budaya.

Beragam tari dipelajari di Saung Budaya. Mulai dari Tari Bali, Tor-Tor Batak, Tari Piring Sumatera, Tari Jaipongan Betawi, dan aneka tarian lainnya. Lanjut Andriani, tahun ini dalam rangka Outreach Show Tour ke berbagai kampus di kawasan Pantai Timur, orang Indonesia yang tinggal di Amerika mendedikasikan waktu mereka untuk belajar dan berlatih. “Tiga kali dalam seminggu,” ucap Andriani bangga. Dengan melakukan tur ke berbagai kota di Amerika
diharapkan semakin memberikan wawasan ke berbagai komunitas di Amerika tentang kekayaan budaya, tata santun, dan kepribadian orang Indonesia lewat tari-tarian.

Khusus untuk tahun ini, Saung Budaya baru saja mentas dalam acara Special Cultural Night Performance dari Nyack Community College, di Upstate New York. “Tur ini adalah pertama kali dalam tahun 2017, setelah pergantian kepemimpinan di Washington DC. Saya terkejut melihat antusiasme besar dari murid-murid dan pengajar di Nyack College. Pertama-tama hanya diperkirakan penonton 40 atau 50 saja tapi ternyata auditorium Nyack College terisi penuh sesak. Kelihatannya sekitar 150 – 200-an penonton,” kata Andriani.

Respon penonton sangat positif atas tampilan Saung Budaya. “Mereka benar-benar tertarik, antusias, dan menanyakan berbagai hal tentang Saung Budaya dan juga Indonesia. Ada yang bertanya tentang bagaimana caranya penari ini bisa membawakan Tari Piring dari Sumatera dengan sempurna. ‘apa ada trik khusus, apa di tangan diberi lem’. Penonton juga ingin tahu lebih banyak tentang seluk beluk pribadi dari tim penari Saung Budaya,” kata Ashila Reza, Anggota dari Saung Budaya.

Agar tari Indonesia semakin dikenal di mata dunia, setiap tahun, Saung Budaya membuka kelas menari di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York. Kelas menari ini ditujukan untuk orang Indonesia ataupun non- Indonesia

Tak hanya KJRI, Saung Budaya juga membuka kelas menari di instansi kebudayaan di New York. Sebut saja Metropolitan Museum of Art, Asia Society, dan New York Children Museum. “Dengan kelas menari ini dapat memberikan wawasan yang lebih dalam bukan hanya tentang kekayaan budaya Indonesia tapi juga untuk memberikan wawasan tentang manfaat dari belajar menari,” ucap Andriani.

Para anggota Saung Budaya mengakui manfaat belajar tari tarian tradisional. Mulai dari meningkatkan daya koordinasi, meningkatkan daya ingat motorik dan visual, serta meningkatkan kemampuan bekerjasama dalam satu tim.

Saung Budaya aktif dalam mengadakan special workshop dengan mengundang pengajar tamu dari Indonesia yang kebetulan sedang datang untuk pentas atau sedang tinggal di Pantai Timur. Karena itu, Saung Budaya menjalin kerjasama dengan Asia Society New York, Asian Cultural Council, dan City of New York.

Dalam satu dekade berkarya, Saung Budaya ingin agar tari-tarian Indonesia menjadi jembatan antara komunitas Indonesia dengan Amerika. (Kabari1010/Foto: Kabari & Saung Budaya)