Sosok seorang Dino Patti Djalal identik dengan dunia diplomasi dan politik luar negeri. Selepas pensiun dari Kementerian Luar Negeri, ia mendirikan sebuah sekolah diplomasi dan organisasi nirlaba yang diberi nama Foreign Policy Community of Indonesia. Melalui organisasi tersebut, mantan Wakil Menteri Luar Negeri era SBY ini membidani lahirnya forum Supermentor yang bertujuan untuk memotivasi generasi muda Indonesia baik di dalam maupun luar negeri. Ditemui dalam lawatan singkatnya ke Los Angeles kali ini, ia berbagi pandangan dengan Kabari News merespons perkembangan kebijakan dan geopolitik kawasan.

  • Hubungan Indonesia – Amerika Serikat

Sebagai mantan Duta Besar RI untuk AS, Dino menilai perkembangan hubungan kedua negara masih dalam taraf normal meskipun ada banyak tantangan baru yang disebabkan oleh pergantian pemerintahan di Negeri Paman Sam. “Kebijakan pivot (rebalance) dari Presiden Obama telah diganti oleh Presiden Trump dan sekarang sudah ada konsep baru namanya Indo-Pasifik dan Quad (AS, Australia, India, Jepang). Saya kira Indonesia masih perlu mempelajari arah angin dari politik luar negeri terhadap Asia dan Indonesia. Tetapi masih kurang sejelas dari rebalance policy dari Obama di mana Indonesia menjadi sangat strategis dalam konsepsi mereka.”

  • Urgensi Dalam Diplomasi RI

“Tentu sekarang adalah bagaimana memajukan perekonomian Indonesia. Diplomasi ekonomi menjadi sangat penting. Yang kedua adalah menjaga kepemimpinan Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara ASEAN sangat mengharapkan Indonesia tetap menjadi pemimpin. Dan ketiga, bagaimana Indonesia dapat membantu isu-isu global yang sekarang ini agak terancam dengan mundurnya AS dari berbagai kesepakatan global, seperti perubahan iklim, Trans-Pacific Partnership (TPP), dan beberapa hal lainnya. Saya kira Indonesia perlu bisa maju untuk menutup gap-gap yang sekarang mulai timbul.”

  • Perkembangan Kesepakatan Perubahan Iklim

“Kalau menurut saya, window opportunity kita hanya sekitar 20 tahun ke depan. Jadi kalau umat manusia gagal memanfaatkan window opportunity itu maka perubahan iklim akan terjadi di atas 2-3 derajat Celcius dan mungkin di atasnya. Dan kalau itu terjadi, bumi akan mengalami malapetaka. Jadi, benar-benar generasi kita harus aktif sekarang.”

  • Potensi Perdamaian di Semenanjung Korea

“Saya kebetulan baru dari Korea Utara beberapa minggu lalu dan impresi saya di tahun 2018 jauh lebih baik dari situasi tahun 2017 yang sangat parah karena penuh ketegangan. Jadi, inisiatif dari Kim Jong-un saya kira perlu kita sambut baik dan perlu kita dorong terus. Korea Selatan telah mengakui bahwa proses perdamaian sekarang memang inisiatif dari Korea Utara. Tetapi masih banyak yang harus diverifikasi terutama bukti konkret dari program denuklirisasi karena sampai sekarang masih merupakan aspirasi dan belum ada rencana eksekusi yang praktis untuk menghilangkan senjata nuklir dari Semenanjung Korea.”