Kabari NewsPerbedaan sudut pandang tidak hanya terjadi karena adanya keyakinan yang berbeda. Perbedaan itu bisa terjadi walaupun dalam satu keyakinan. Seperti yang diangkat dalam film yang berjudul Bid’ah Cinta. Film hasil garapan Nurman Hakim yang mengangkat perbedaan sudut pandang Islam, namun bisa menyatu dalam Bid’ah Cinta.

Perbedaan itu menjadi isu sensitif yang belakangan sering terjadi di tanah air. Hal ini menjadi bahan diskusi bagi Nurman Hakim sebagai sutradara dan Ben Shohib penulis skenario film ini. Isu sensiftif itulah yang akhirnya diangkat menjadi sebuah cerita dalam film Bid’ah Cinta.

“Jauh sebelum riuhnya politik pada saat ini, kami sudah melihat gejala-gejalanya. Fenomena perbedaan dalam sudut pandang Islam bisa menimbulkan konflik ditengah masyarakat,” kata Nurman Hakim saat acara Movie Talk Show yang diselenggarakan di Sport Center  Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINS) Surabaya, Selasa (14/03).

Film yang digarap Nurman Hakim selama tiga minggu di tahun 2016 ini, bukannya tanpa resiko karena mengangkat isu sensitif. Begitu trailer film ini beredar di tengah masyarakat, dua sahabat ini mendapat tekanan dari beberapa pihak.

“Ada yang menuding kami membuat film aliran sesat. Tapi, kami dapat meluluhkan semua tekanan tersebut. Intinya kami tidak bisa seragamkan semua yang ada di kepala manusia,” tutur Ben Shohib.

Baik Nurman Hakim, maupun Ben Shohib meyakini bahwa kondisi perbedaan sudut pandang akan terus terjadi ditengah masyarakat. Apalagi tidak ada sikap toleransi dari masing-masing pihak.

“Kami membidik dua kelompok Islam dalam masyarakat, yang satu kelompok puritan dan yang satunya kelompok tradisional. Lewat film inilah kami harap keduanya bisa duduk berdampingan meskipun berbeda sudut pandang,” kata Ben.

Nurman mengakui, bahwa film yang dibintangi Ayushita, Ibnu Jamil, Yoga Pratama, dan Dimas Aditya menjadi momen yang tepat untuk meluruhkan pandangan yang ekstrim dan radikal terhadap Islam.

Kedua motor penggerak film ini, sama-sama menginginkan mencoba memberikan yang terbaik untuk masyarakat.

Kehadiran Ayushita pemeran Khalida dan Yoga Pratama dalam film Bid’ah Cinta yang tayang mulai 16 Maret 2017 di seluruh bioskop di Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi ratusan peserta yang hadir dalam acara talk show, sekaligus sebagai ajang promosi film tersebut.

“Kami menghindari nada intonasi yang salah. Hal yang sepele bisa membuat orang salah presepsi, ketika melontarkan kalimat dengan nada yang salah,” ucap Ayushita.

Acara Movie Talk Show semakin seru ketika Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf hadir dan mengajak foto selfie bersama.

“Perbedaan itu Indah, apalagi bisa disatukan lewat cinta”, kata Saifullah Yusuf. (Kabari 1003/foto&Video: 1003)