KabariNews – Anda penggemar bakso?

Bakso yang merupakan makanan favorit masyarakat Indonesia ini tidak pernah sepi penggemar. Hampir semua kalangan, dari anak-anak sampai dewasa suka dengan makanan berbahan dasar daging sapi ini.

Bakso bisa disajikan dengan campuran, sehingga ada yang namanya mie bakso, mie ayam bakso atau bakso saja. Makanan ini paling mantap disantap saat hangat.

Di bilangan Utan Kayu, Jakarta Timur, ada sebuah rumah makan kecil yang menjual bakso daging sapi bernama Bakso “Jangkung” dimana menu bakso urat dan mie ayam khas bapak Jangkung laris didatangi pembeli.

Warung berukuran 5×8 meter ini tidak pernah sepi pelanggan, terlihat dari pelayannya yang tidak pernah ‘ngaso’ (istirahat-red), enam orang pelayan terlihat hilir mudik melayani pesanan.

Mie ayam rasa khas Indonesia dihadirkan di sini, rasa sedap kuah bumbu ayam-nya bisa menggoyang lidah. Yang spesial di bakso ‘Jangkung’ adalah bakso uratnya, selain kenyal dan empuk, bumbu rempahnya terasa di setiap gigitan. Berukuran hampir sebesar bola tenis, dan bila dibelah urat di baksonya menyatu dengan daging, jadi terlihat seperti berserat.

Satu mangkuk mie bakso berisi mie kuning dan bihun, satu bakso urat dan empat bakso polos dengan taburan bawang goreng dan daun seledri. Nah, kalau untuk seporsi mie ayam bakso urat, isinya mie pangsit dengan campuran bumbu ayam masak, ditambah bakso urat, dan dilengkapi dengan taburan bawang goreng dan daun bawang. Satu porsi bakso ‘Jangkung’ bisa mengenyangkan, maka tak heran kalau banyak orang datang pada jam-jam makan siang.

Harga satu porsinya Rp 10.000, semua menu rata-rata dijual dengan harga sama. Harga tersebut cukup terjangkau. “Harganya relatif murah, cuma Rp 10.000, kita naikkan harga setahun sekali, itu juga kalau dagingnya naik. Maklum kita pakai daging asli, jadi lebih mantap” kata Tono

Dalam sehari daging sapi yang dibutuhkan bisa mencapai 50 kilogram dan penghasilan bisa mencapai 5 – 7 juta rupiah per hari.Pada hari raya Lebaran yang lalu dalam sehari dibutuhkan 1 kwintal daging sapi pilihan. Penghasilan naik berlipat ganda sehingga bisa mencapai 30 juta rupiah.

Pengelola warung ini pun tidak ‘pelit’ membeberkan rahasia baksonya, Tono (40) berbagi resep, bakso dibuat dari daging asli yang dicampur dengan sedikit tepung sagu, perbandingan daging sapi dan uratnya tentunya lebih banyak daripada campuran tepung sagu, lalu dibumbui dengan bawang putih, lada dan garam. Untuk kuah bumbunya sederhana, hanya dengan daun bawang, bawang putih, bawang merah dan lada, semua  bumbu dihaluskan dan dicampur dengan kaldu daging.

Menurut Tono, keistimewaan bakso ‘Jangkung, yaitu ‘bakso dibuat dari hati’, yang artinya kira-kira dibuat dengan ikhlas sehingga pelanggan juga enak saat menyantap.

Warung bakso ini dirintis Tukiran (58) sejak tahun 70-an. Bapak tiga anak ini mulai berjualan bakso sejak masih bujang. Tukiran dulu cuma berdagang dengan gerobak dan berkiling, tapi kini bisa membangun warung bakso sendiri.

Dari uang yang ditabungnya, ia bisa membeli rumah toko (ruko) yang digunakan untuk usaha sekaligus tempat tinggal untuk para karyawannya.

Meski masih aktif berjualan, Tukiran mempercayakan usahanya  kepada menantu dan kerabatnya yang lain. Usahanya tidak sia-sia, bakso gerobak yang dulu dikenal dengan bakso ‘Jangkung’ kini sudah menjadi warung bakso idola di kawasan Utan Kayu, Jakarta Timur.

Warung ini buka setiap hari dari jam 10.00 – 23.00 WIB. Sebelum warung buka pun sudah banyak pelanggan yang datang antri menunggu.

Salah satu pelanggan sebut saja Mia, mengatakan “Dari dulu rasanya nggak berubah, harganya juga terjangkau. Aku suka baksonya, rasanya beda dari bakso yang lain, dagingnya lebih terasa, bumbunya gurih,” paparnya. (pipit)