Selama hampir 2 dekade, Jerry Wongiyanto dan kameranya menjadi saksi sejarah perjalanan 3 Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, yakni H.M. Jusuf Kalla (JK), Prof. Boediono dan kini K.H. Ma’ruf Amin. Tepatnya sejak JK dilantik sebagai Wapres mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ia mulai menjalankan tugas kesehariannya sebagai fotografer resmi Wapres RI. Saat ditemui di Kantor Sekretariat Wakil Presiden, Jerry menjelaskan bahwa tugas yang diembannya tersebut sebenarnya merupakan kelanjutan dari perjalanannya sebagai fotografer JK semasa masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) di era Kabinet Gotong Royong. Sebelumnya, ia sempat bekerja selama 10 tahun sebagai wartawan daerah di harian Fajar, koran terbesar di Sulawesi Selatan.

Bekerja dengan tokoh VVIP sekelas Wapres tentu tak terlepas dari protokol dan standar operasi (SOP). Selain harus mematuhi beberapa batasan-batasan, Jerry mengungkapkan bahwa SOP untuk memotret seorang Wapres banyak bertumpu pada prinsip santun dan hormat. “Meskipun objek kita paling dekat, tetap saja kita harus menghormati orang yang di sampingnya,” imbuhnya. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, ia pun harus hafal urutan berbagai acara kenegaraan. Terkadang, ia juga harus mengikuti gladi untuk acara-acara tertentu yang akan dihadiri oleh sang RI 2.

Selama bertugas, Jerry juga mengikuti banyak sekali kunjungan kerja (kunker) Wapres ke berbagai pelosok Nusantara. Baginya, kunker di dalam negeri yang paling berkesan adalah saat mendampingi JK mengunjungi korban tsunami Aceh sehari setelah kejadian. “Kita melihat langsung bagaimana kedekatan seorang Kepala Negara yang mau terjun ke masyarakat untuk mempercepat proses penanganan bencana,” ujarnya.

Jerry juga kerap “menempel” dengan Wapres saat menghadiri forum-forum internasional di luar negeri. Menurutnya, kunjungan Wapres untuk mengikuti Sidang Umum PBB merupakan yang paling berkesan dari sekian banyak kunker ke luar negeri yang pernah ia ikuti. Fotografer asal Makassar ini menilai di Markas PBB intuisi dan kepekaan seorang fotografer untuk menangkap momen bersejarah benar-benar diuji lantaran ketatnya pengamanan dalam gedung. Jerry mengaku tak jarang ia harus kucing-kucingan dengan para petugas keamanan di gedung yang telah menjadi salah satu ikon kota New York tersebut. “Saya mewakili negara harus mampu mengambil dokumentasi negara yang akan menjadi arsip sejarah. Saya punya tanggung jawab mengabadikan momen terbaik seorang Wakil Presiden pada saat beliau mewakili negara kita dalam sidang umum tersebut,” tegasnya . Ia pun bersyukur telah berhasil melalui penugasan di tiga Sidang Umum PBB. Berpindah-pindah zona waktu dalam waktu yang singkat bukanlah hal mudah. Saat disinggung mengenai kiatnya dalam menghadapi jet lag saat bertugas di luar negeri Jerry mengungkapkan ia selalu berusaha untuk istirahat selama perjalanan panjang. Di samping itu, Jerry menekankan pentingnya asupan vitamin untuk menjaga stamina di tengah padatnya jadwal kunjungan.

Padatnya jadwal kerja Jerry sebagai fotografer resmi RI 2 membuatnya harus mengurungkan niatnya untuk membuat buku. Namun, ia bertekad untuk membukukan hasil-hasil bidikannya selama bertugas menjadi fotografer untuk 3 Wapres, sebuah pengalaman kerja yang langka di lingkar Istana. Meski belum sempat merealisasikan buku tersebut, ia pernah membuat sebuah lomba dan pameran fotografi di Makassar yang ia persembahkan untuk JK di penghujung masa baktinya sebagai Wapres RI ke-12 mendampingi Presiden Joko Widodo. Adapun kompetisi tersebut terbuka untuk kalangan wartawan dan masyarakat umum. Dalam lomba ini, peserta diminta untuk menampilkan foto JK dari hasil bidikan mereka dalam berbagai kesempatan semasa mengemban tugas sebagai Wapres.

Di tengah kesibukannya sebagai fotografer Wapres, Jerry masih menyisihkan waktu untuk menonton dan menulis ulasan film, baik untuk film nasional maupun mancanegara. Kini tulisan-tulisannya telah dimuat di 5 media cetak dan 7 portal media online di Indonesia.

Kesan Jerry Wongiyanto

H.M. Jusuf Kalla & Hj. Mufidah Jusuf Kalla

“Pak JK, orangnya cepat dan tegas. Beliau tidak banyak neko-neko dan tidak suka diatur… Kalau Ibu JK, panutan. Beliau sangat humble, berjiwa sosial. Beliau sangat dekat dengan staf dan pegawai.”

Prof. Boediono & Hj. Herawati Boediono

“Pak Boediono, orangnya tenang, santun, suka senyum dengan siapa saja. Beliau juga tidak banyak neko-neko tapi beliau nurut (permintaan fotografer)… Ibu Boediono juga orangnya santun, penyayang, dan baik dengan staf.”

K.H. Ma’ruf Amin & Nyai Hj. Wury Ma’ruf Amin

“Pak Ma’ruf, orangnya juga gampang diatur. Beliau juga mau menuruti protokol ataupun fotografer. Kalau beliau pidato itu sejuk. Kita belajar ketenangan beliau dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan yang begitu susah… Kalau Bu Wury, juga orangnya panutan. Karena beliau istri Kyai, tentu saja bersahaja.” (Foto: dok. Jerry Wongiyanto)