KabariNews Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian menyebut, bahwa pelaku bom panci di Bandung adalah dari jaringan Jamaah Anhsrut Daulah (JAD) Bandung. Jaringan ini merupakan pendukung utama jaringan ISIS Indonesia dan pernah berafiliasi dengan jaringan Aman Abdurahman.

“Sekitar jam sepuluh siang terjadi ledakan, informasi sementara ini berasal dari panci preser yang berefek low eksplosif”, tutur Tito Karniavan.

Saat ini Polri masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas pelaku. Demikian yang dikatakan Kapolri Jenderal Tito Karniavan usai menjadi Penyanggah Utama dalam ujian Doktor Menteri pemberdayaan Aparatur Negara dan Birokrasi, Asman Abnur di Universitas Airlangga Surabaya, Senin (27/02).

“Pelaku merupakan dari jaringan JAD dan pernah berafiliasi ke jaringan Aman Abdurahman,” kata Tito.

Orang nomor satu dijajaran Polri ini selanjutnya menceritakan kronologi kejadian. Pelaku dua orang yang mengendarai sepeda motor meletakan bom ditaman Pandawa, Cicendo di dekat kantor Kelurahan Arjuna. Kemudian bom meledak, saat itu ada warga yang mengetahui dan meneriaki pelaku. Pelaku yang diketahui berjumlah dua orang itu lari setelah diteriaki oleh warga.

“Dari warga tidak ada korban jiwa. Salah satu pelaku lari dan melompat masuk ke kantor Kelurahan Arjuna dan dapat dilumpuhkan. Kemudian yang satu lagi berhasil melarikan diri. Namun identitasnya sudah diketahui,” ungkap Tito.

Pelaku yang masuk ke kantor Kelurahan Arjuna kemudian dikepung oleh anggota dan diberikan tembakan peringatan sebanyak tiga kali. Sesuai dengan aturan, jika pelaku sudah diberikan peringatan dan tidak mau menyerahkan diri, pelaku wajib untuk dilumpuhkan dengan cara M3, meringsek masuk dan melakukan penembakan.

Sempat terjadi kontak tembak antara anggota dan pelaku. Namun, pelaku dapat dilumpuhkan dengan tembakan yang mengenai di bagian dada sebelah kiri pelaku. Pelaku akhirnya tewas saat dalam perjalanan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung.

“Dalam diri pelaku ditemukan satu buah sangkur, senjata genggam dan diduga masih ada bahan peledak,” sambung Tito.

Menurutnya, pelaku menggunakan cara meledakan bom yang berisi material paku ini bermotif sebagai eksistensi JAD dan menuntut agar teman-temannya yang ditahan di markas Brimob Kelapa Dua Depok untuk segera dibebaskan.

“Yang bersangkutan sudah diketahui indentitasnya. Yang bersangkutan pernah ikut pelatihan di  Janto, Aceh Besar tahun 2011. Bersama 70 orang yang tertangkap dan dihukum selama tiga tahun,” kata Tito.

Tito menegaskan, peledekan bom ini ini tidak ada hubungannya dengan kedatangan Raja dari Arab Saudi. (Kabari 1003/foto dan video :1003)