KabariNews, ketika berbicara seni akan terhubung dengan perasaan manusia yang dituangkan ke dalam obyek, baik berupa benda, gerak, dan suara. Namun, untuk menuangkan perasaan tersebut dibutuhkan singkronisasi antara perasaan dan fisik manusia untuk menghasilkan sebuah karya seni yang indah.

Sebuah karya seni akan dikatakan indah, jika dapat pengakuan dan dapat dinikmati orang lain. Dengan demikian, akhirnya seni tersebut akan mendapatkan tempat tersendiri bagi penikmatnya. Saat ini, seni juga menjadi suatu daya tarik untuk mendapat perhatian. Tak terkecuali dengan Seni Carving.

Seni Carving di Indonesia belum banyak dikenal, namun secara perlahan-lahan kini mulai diminati dan berkembang hingga ke seluruh nusantara, meskipun di daerah-daerah hanya ada sedikit jumlahnya. Selain masih belum dikenal luas, dalam perkembangannya seni carving masih hanya dalam skala komunitas.

Komunitas tersebut banyak berperan dalam perkembangan seni carving di Indonesia, meskipun masih dalam keterbatasan. Mereka terus berusaha untuk mengembangkan seni carving yang dalam konteksnya harus didukung dari berbagi pihak, termasuk pemerintah.

Adalah Indonesia Fruit Carving (IFC), oraganisasi yang menjadi wadah para seniman carving di Indonesia sejak tahun 2015. IFC berdiri pada tanggal 25 Juni 2015 serta mendapat legalitas dari Kementerian Hukum dan HAM pada bulan Maret tahun 2017.

Pria kelahiran Surabaya ini selanjutnya menjelaskan, dengan berkembang secara luas, akan muncul seniman-seniman seni carving yang baru hingga suatu saat nanti dapat mengharumkan nama bangsa. Karena selama ini, hampir setiap tahun ada kompetisi-kompetisi seni carving di tingkat internasional yang hingga saat ini belum ada satu pun wakil dari Indonesia yang ikut dalam kompetisi tersebut.

“Untuk saat ini di daerah-daerah sudah mulai berkembang meskipun jumlahnya sedikit dan secara teknik-tekniknya belum mengarah ke pro”, tutur Rabbani ketika ditemui Kabarinews.com disela-sela acara Fruit & Vegetable Carving di hotel Yello Surabaya, Jumat (02/03).

Selanjutnya Rabbani menceritakan sejarah IFC, pada awalnya rasa senanglah yang memotivasi kami. Dulu sebelum IFC dibentuk dasarnya adalah kami se-hobby, senasib, dan sepenaggungan.

“Dulu saya bergabung dengan komunitas seni carving di luar negri, dari Thailand dan dari Amerika melalui media sosial. Saat itu, di Indonesia belum ada. Dari situ banyak teman-teman dari Indonesia yang juga ikut bergabung. Kemudian kami menarik teman-teman untuk mendirikan IFC”, ungkap Rabbani.

Sebenarnya seni Carving dari definisinya bukan hanya buah saja yang menjadi medianya, tetapi di sini IFC menaungi hampir semua yang berhubungan dengan seni carving, seperti sterofoam, ice carving, dan butter. Tapi kebanyakan untuk di Indonesia buah adalah yang menjadi medianya, itu yang kami sebut fruit carving. Di samping lebih murah, bahan tersebut mudah didapat terutama buah semangka.

“Kami lebih condong ke buahnya, meskipun ada teman-teman yang ke es, sayuran dan sterofoam. Tapi memang jarang, cuma satu, dua orang saja dan rasa senang tehadap seni carving yang menjadi motivasi kami,” kata Rabbani.

Sementara saat ini jumlah anggota IFC mencapai sekitar 4 ribu, tapi yang aktif mencapai 200 sampai 300 orang di seluruh Indonesia dan di kota Surabaya sendiri hampir sekitar 50 orang.

Untuk menekuni fruit carving ini, tidak harus melalui disiplin ilmu yang berkaitan dengan seni carving. Banyak di antara anggota IFC yang berlatar belakang bukan dari disiplin ilmu khusus yang berkaitan dengan seni carving. Mereka banyak dari berbagai disiplin ilmu. Bahkan sampai saat ini, anggota IFC terdiri dari berbagai kalangan profesi.

“Saya sendiri dari industrial, karyawan swasta. Ada yang Ibu Rumah Tangga. Tapi yang paling banyak dari hotel dan restoran”, ujar Rabbani.

Saat ditanya kendala yang dihadapi Rabbani menjawab, Saat IFC berdiri di tahun 2015 susah sekali mencari seniman carving di Indonesia, tapi sekarang sudah banyak dan sudah berkembang. Meskipun katanya, teknik-tekniknya boleh dikatakan masih menengah dan hanya satu atau 2 orang yang sudah mengarah  ke profesional.

Saat ini di Indonesia sudah banyak teknik-teknik yang dipakai dalam fruit carving. Hampir setiap hari selalu ada teknik-teknik baru, karena setiap hari seniman fruit carving baik di luar negeri maupun di dalam negeri selalu berinovasi menciptakan teknik-teknik baru.

Sementara itu, di Indonesia seniman fruit carving mengenal beberapa aliran seni fruit carving, di antaranya fruit carving Thailand dan fruit carving Jepang. Namun kini sudah ada aliran fruit carving dari Indonesia yang diciptakan oleh orang Indonesia sendiri seperti motif ikan.

“Sekarang seni fruit carving digunakan sebagai media promosi untuk menarik perhatian, hingga ke acara-acara pesta, maupun pameran”, pungkas Rabbani.