Kabari mendapat kesempatan Istimewa berbincang dengan Leonardo A. Putong, General Convener Peringatan 108 Tahun Profesor Soemitro di Museum Juang Taruna, Tangerang, Kamis, 29 Mei 2025.
Leonardo berkisah tentang Peringatan 108 Tahun Profesor Soemitro sekaligus kedekatannya dengan keluarga Djojohadikusumo. ”Saya sendiri sudah bertugas di lingkungan keluarga Djojohadikusumo sejak tahun 2009. Awalnya di Indonesia Center dibawah pimpinan Menlu Sugiono, lalu kemudian Sentra Strategis Indonesia – unit khusus Presiden Prabowo, Koperasi Garuda, Mas Garuda, Bobby Kucing Patriot dan Independent Observer, Tim Inti Pilpres untuk kandidat Prabowo 2009,2014, 2019 dan 2024,” jelas Leonardo.
Seiring dengan berjalannya waktu, Leonardo merasa sangat penting untuk merayakan legacy dari keluarga Djojohadikusumo. Kenapa? ”Karena dari generasi pertama Pak Margono sampai sekarang generasi kelima, sekarang ini. Keinginan saya cuma ingin melihat keluarga – keluarga baru yang menjadi pejuang di Indonesia, sama seperti keluarga Djojohadikusumo,” terang Leonardo yang aktif di yayasan anti human trafficking milik Rahayu Saraswati D.Djojohadikusumo dan menjadi mentor putra pertama Ibu Saraswati, yaitu Narendra Gabriel Dewanto-Djojohadikusumo.
Lalu apa saja nilai-nilai utama dari seorang Soemitro? ”Profesor Soemitro, lebih banyak dikenal dengan sebutan Opa Tjum/Eyang Tjum oleh orang – orang terdekatnya, oleh murid -muridnya. Terutama bagaimana beliau sebagai seorang guru dan seorang ayah selalu ingin membangun manusia. Beliau selalu ingin mendidik, meningkatkan harkat martabat manusia dan memperjuangkan kehormatan bangsa. Profesor Soemitro adalah sosok Patriot yang layak dibanggakan. Beliau berani melawan arus, untuk kebenaran. Ayahnya bernama Margono yang merupakan tokoh bangsa dan pendiri Bank BNI 46. Pak Soemitro ini banyak melakukan misi – misi luar biasa untuk republik ini,” ungkap Leonardo.
Dalam banyak kesempatan, Profesor Soemitro selalu mengatakan bahwa penghargaan pada manusia adalah yang utama. ”Profesor Tjum selalu bilang imbalan saya apabila yang saya ajarkan ini bisa dipelajari dengan cepat, orang bisa menjadi mahir dan nanti membawa manfaat dan bahkan lebih baik dari saya. Ini adalah statement beliau, waktu memberikan Kuliah Umum Pembukaan Universitas Terbuka. Nah, ini jarang di Indonesia. Seorang figur yang punya semangat patriotisme, seorang ayah juga guru. Bahkan saya tahu ceritanya bahwa beliau di tengah – tengah perjuangan kalau pulang ke rumah sempat bacakan komik Tintin buat anak – anaknya. Ini hal – hal yang sangat penting, yang orang suka lupa, yang orang ingat itu bagaimana bersaing dan bagaimana menjadi lebih kaya tetapi kurang mengisi nuraninya,” tutur Leonardo bersemangat.
Dan, apa artinya peringatan 108 tahun Profesor Soemitro ini? ”Dalam catatan sejarah yang saya baca, Pak Soemitro selalu bilang, “Pertahankan kehormatan Republik sampai akhir masa” Waktu itu kan masih masa penjajahan, Hindia Belanda, maupun Jepang, tapi beliau selalu berpikir tentang nilai-nilai utama agar kita menjadi bangsa yang mulia, dan memiliki harkat dan martabat. Kita harus bikin keluarga patriotik dan intelektual seperti keluarga Djojohadikusumo yang lebih banyak lagi, supaya Indonesia jadi bangsa yang kaya dan kuat. Jadi inilah yang sangat penting kenapa Soemitro Center harus ada,” pungkasnya.
Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 214
Simak wawancara Kabari bersama Leonardo A. Putong dibawah ini