KabariNews – Bagi para pecinta kuliner di Jakarta, pusat jajanan di Jalan H. Agus Salim, Jakarta Pusat, atau yang lebih dikenal dengan nama Jalan Sabang pastinya sudah tidak asing lagi.

Para penikmat aneka rupa makanan untuk mengisi perut dan memuaskan selera inilah tempatnya. Lokasinya yang berada di tengah kota dan pusat bisnis, membuat Jalan Sabang selalu ramai dikunjungi, baik di waktu siang maupun malam hari. Para pengunjung yang datang umumnya terdiri dari karyawan di sekitar lokasi tersebut.

Mulai dari pedagang Bubur Ayam, Nasi Uduk, Mie, Bakso, Sate Ayam, Sate Kambing, Nasi Goreng, Soto, Martabak, Kue-Uue basah dan kering, hingga buah-buahan dapat diperoleh di sini.

Denyut nadi bisnis makanan di Jalan Sabang berjalan hampir 24 jam, sehingga meski dating tengah malam pun, Anda masih dapat menemui berbagai kedai makanan.

Lokasinya yang sudah identik dengan pusat jajajan, membuat Pemerintah Provinsi DKI menetapkan Jalan Sabang menjadi lokasi wisata kuliner. Selain menyuguhkan jajanan pinggir jalan, di lokasi yang disebut Pusat Jajanan Sabang ini, juga tersedia kafe-kafe serta restoran dan pusat perbelanjaan lainnya.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk makan di Sabang. Arus lalu lintas yang padat di sepanjang jalan masuk kawasan Sabang, merupakan masalah. Hal ini terjadi, karena ruas jalan yang sempit ditambah dengan tempat-tempat parkir di bahu jalan tersebut.

Selain itu, pengamen dan pengemis yang hilir mudik sepanjang lokasi adalah pemandangan yang akan sering ditemui Namun bagi mereka yang memang pecinta jajanan, hal itu bukanlah halangan. Cukup sediakan uang receh sebanyak mungkin, Anda dapat menikmati suasana makan malam yang semakin malam semakin mengasyikkan.

Fariani (35), seorang penggemar kuliner dari Jakarta menuturkan, bahwa kita tinggal “mengakalinya” secara santai saja. “Justru pengamen jalanan bikin kita tambah enjoy, apalagi kalau lagunya enak didengar malah kita bisa request lagu,” tuturnya.

Mengenai harga, ia menegaskan harganya cukup murah, maka tidak heran saat disapa KabariNews.com dirinya tengah melahap semangkuk kerang rebus bumbu pindang serta mie goreng spesial, ditemani segelas jus jambu.

“Jalan kaki sambil menikmati udara malam Jakarta” kata inilah yang sering dilontarkan para pecinta kuliner malam di Jakarta yang dating ke Sabang

Jika datang saat akhir pekan atau malam Minggu, jangan kaget bila Anda harus rela menunggu giliran untuk mendapatkan tempat duduk di kedai-kedai makanan di sini.

Ibrahim (46) pedagang sate di sini menjelaskan, di hari biasa dia dapat menjual 500 tusuk sate dan menghabiskan 30 gulung lontong. Sedangkan di akhir pekan, bisa menghabiskan hingga tiga kali lipat sate dan lontong.

Selain makanannya yang membuat air liur menetes, harga makanan di sini juga dijamin ‘gak nembak’ jadi tidak akan menguras isi kantong. Misalnya, untuk seporsi sate ayam berisi 10 tusuk lengkap dengan lontong, hanya Rp 15.000.

Sementara itu, untuk kenyamanan para pengunjung, saat ini sudah ada lokasi yang menampung para pedagang makanan agar lebih rapi dan tertata.

Lokasi yang diberi nama “Kampung Kuliner Sabang” ini sedikitnya telah menampung 11 pedagang yang sebelumnya berjualan di pinggiran kawasan Sabang. Mulai dari pedagang Sate, Soto Ceker, Pepes, Soto, Bakso, Bakmi dan sebagainya bergabung di lokasi tersebut.

Kampung Kuliner Sabang memang baru sekitar satu tahun didirikan yang dibantu oleh sebuah perusahaan minuman ringan. Tapi peminatnya tak pernah surut.. (arip)