KabariNews-Wahid Foundation menggelar launching laporan Kemerdekaan Beragama dan berkeyakinan (KBB) tahun 2016. Menurut Direktur Wahid Foundation Yenny Zannuba Wahid bahwa kehidupan toleransi Indonesia berdasarkan data praktik baik yang didata oleh Wahid Foundation terkait KBB pada tahun 2016 mengalami peningkatan dari tahun 2015.

“Tahun2016 kami mencatat praktik-praktik  baik yang kerap terjadi di Indonesia karena ingin memperlihatkan gambaran yang lebih seimbang dalam melihat potret kebebasan berkeyakinan dan beragama di Indonesia,” ujar Yenny di Sari Pan Pasific Hotel, Jakarta Pusat.

Yenny mengungkapkan, selama tahun 2016 tercatat 254 tindakan praktik baik, meningkat dibanding tahun 2015 yang jumlah praktik baiknya sebanyak 117 peristiwa. Praktik baik seperti itu sudah ada di budaya Indonesia. Budaya silaturahmi yang sudah terkenal di kalangan masyarakat harus semakin dikuatkan dalam rangka meningkatkan praktik baik terkait KBB.

“Masalah kebebasan beragama dan berkeyakinan ini menjadi hal yang menyita perhatian publik bukan hanya Indonesia tapi dunia. Sepanjang tahun 2016 kemarin terdapat 254 peristiwa praktik baik yang dilakukan oleh negara dan non negara,” kata Yenny.

Yenny menyebut bahwa sejumlah kepala daerah juga melakukan beberapa praktik baik. Praktik baik tersebut merujuk pada kebijakan dan sikap yang dilakukan oleh kepala daerah untuk mendukung pemenuhan KBB di Indonesia.

“Terdapat 94 tindakan promosi keragaman kebhinekaan yang banyak dilakukan oleh kelompok-kelompok negara juga hadir kebijakan non diskriminatif baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Praktek toleransi sebanyak 75 tindakan,” lanjutnya.

Beberapa contoh praktik baik terjadi di Kota Tual di Maluku, di sana umat Islam dan Kristen terlibat dalam renovasi Mesjid Raya Kota Tual, pemandangan ini juga terlihat disaat pembangunan gereja dan prasarana lainnya.

“Kami melihat bahwa ada satu unsur kebudayaan Indonesia yang bisa menjadi benteng bagi menguatnya toleransi yaitu silaturahmi. Ketika ada budaya silaturahmi maka sekat-sekat yang ada menjadi berkurang dan ini menjadi rekomendasi kami untuk dikuatkan kembali budaya ini,” tegasnya.

Selain itu, putri kedua mantan presiden RI Abdurrahman Wahid ini menjelaskan, praktik baik juga datang dari kepolisian dan sejumlah kepala daerah. Meskipun kepolisian menjadi institusi negara terbanyak yang melakukan pelanggaran KBB dengan 44 tindakan namun juga menjadi yang terbanyak dalam melakukan praktik baik.

“Salah satu kebijakan penting yang menjadi praktik baik yang diambil institusi kepolisian adalah bahwa Kapolri menegur keras anak buahnya yang mengeluarkan surat edaran pelarangan penggunaan atribut natal yang berujung Fatwa MUI. Kepolisian juga merespons merebaknya ujaran-ujaran kebencian  menjelang Pilkada serentak kemarin dengan melakukan monitoring konten sosial dan melakukan penegakan-penegakan hukum, ” tutupnya. (Kabari1006/foto&video:1006)