Terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara, nama Kepulauan
Wakatobi sudah sangat terkenal sebagai lokasi wisata bahari yang
menganggumkan.

Taman Nasional Kepulauan Wakatobi (TNKW) merupakan taman laut terbesar kedua setelah Taman Nasional laut Teluk Cendrawasih di Papua.

Wakatobi memiliki potensi sumber daya alam laut yang unik dan bernilai tinggi, tak heran bila Wakatobi mendapat julukan Surga Bawah Laut Dunia karena letaknya yang berada di pusat segitiga karang dunia (The heart of coral triangle centre), mencakup Philipina, Indonesia, hingga Kepulauan Solomon.

Di sana, ada dua puluh lima buah gugusan terumbu karang dengan garis
pantai pulau-pulau karang yang mencapai 600 kilometer. Kesemua gugusan
tersebut masih ‘perawan’ alias terjaga keasliannya.

Berdasarkan penelitian The Nature Conservancy (TNC) dan World Wide Fund for Nature (WWF)
tahun 2003 silam, di Wakatobi terdapat sedikitnya 396 jenis karang batu
penyusun terumbu karang dan 590 jenis ikan terumbu karang dengan
warna-warni yang menyegarkan mata. Sungguh luar biasa. Pokoknya, bagi
para pecinta diving dan snorkling, Wakatobi adalah surga.

Nama Wakatobi sendiri diambil dari nama pulau-pulau yang tersebar di TNKW,
yakni Pulau Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko yang letaknya di
sebelah tenggara Sulawesi. Keempat pulau tersebut kemudian disingkat
namanya menjadi Wakatobi.

Pada jaman dulu, orang menyebut pulau ini dengan nama Pulau Tukang
Besi, karena penduduk kepulauan ini pada awalnya merupakan pengrajin dan
pandai besi yang menjual perlengkapan kebutuhan rumah tangga dan
peralatan perang pada jaman Kerajaan Buton.

Penduduk asli yang tinggal di sekitar taman nasional ini adalah Suku Bajau atau lebih dikenal dengan sebutan Suku Laut.

Berdasarkan catatan Cina kuno dan penjelajah Eropa, disebutkan suku
ini memiliki tradisi melaut yang tradisional namun piawai. Mereka mampu
menjelajahi hingga Kepulauan Merqui, Johor, Singapura, dan Philipina.

Dibandingkan dengan perairan Karibia yang mempunyai 100 spesimen, di
Taman Nasional Wakatobi ternyata terdapat sekitar 750 spesies bawah laut
dari total 850 spesies yang dimiliki Indonesia.

Air laut di Taman Nasional Wakatobi sangat jernih, sehingga wisatawan
dapat melihat terumbu karang dengan jelas dari atas perahu, bahkan
jikalau tanpa menyelam. Kita seperti sedang melihat sebuah akuarium
raksasa, ikan-ikan warna-warni berseliweran lengkap dengan susunan
terumbu karang yang indah.

Wisatawan juga dapat berinteraksi langsung dengan binatang langka
seperti ikan paus sperma (physeter macrocephalus), Paus pemandu sirip
pendek (Globicephala macrorhyncus), paus pembunuh (Orcinus orca), Paus
pembunuh kerdil (Feresa attenuata), lumba-lumba gigi kasar (Steno
bredenensis), lumba-lumba abu-abu (Grampus griseus), lumba-lumba hidung
botol (Tursiops truncatus), paus kepala semangka (Peponocephala
electra), penyu hijau (Chelonia mydas), ikan Napoleon (Cheilinus
undulatus), duyung (Dugong dugong), lumba-lumba (Delphinus delphis,
Stenella longiotris, Tursiops truncatus), cumi-cumi berbintik hitam
serta berbagai jenis ikan lain yang hilir mudik di Kepulauan Wakatobi.

Terdapat delapan sumber daya penting di area TNKW
yaitu terumbu karang, hutan bakau (mangrove), padang tumbuhan lamun
(tanaman di ekosistem laut dangkal), tempat pemijahan ikan, tempat
bertelur burung pantai dan pantai peneluruan penyu.

Selain wisata alam bawah laut, di taman nasional yang memiliki luas
1.390.000 hektar ini wisatawan juga dapat menikmati wisata darat,
seperti jelajah gua vertikal (caving).

Bulan April dan Desember merupakan waktu yang pas bagi kunjungan
wisatawan, karena pada bulan tersebut cuaca biasanya cerah, sehingga
karang-karang cantik dan ikan-ikan dapat dengan mudah dijumpai di
kedalaman 6 – 30 meter dengan suhu 27 – 28 derajat celcius.

Untuk mencapai Taman Nasional Kepulauan Wakatobi, wisatawan dapat
menggunakan kapal cepat regular setiap hari dua kali dengan lama
perjalanan lima jam atau setiap hari dengan kapal kayu selama 12 jam
dari Kendari ke Bau-bau.

Dari Bau-bau ke Lasalimu naik kendaraan roda empat selama dua jam,
lalu naik kapal cepat Lasalimu-Wanci selama satu jam atau kapal kayu
Lasalimu-Wanci selama 2,5 jam. Wanci merupakan pintu gerbang pertama
memasuki kawasan Taman Nasional Wakatobi. (arip)

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?35471

Untuk

melihat artikel Jalan-Jalan lainnya, Klik

disini

Klik

disini
untuk Forum Tanya Jawab


Mohon
beri nilai dan komentar
di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported

by :