Seorang wanita muda berusia 18 tahun, Kylie Lough, mengalami stroke yang mengejutkan, meskipun sebelumnya ia mengira kesehatannya sempurna. Peristiwa tersebut terjadi setelah perjalanan tim dayungnya di Selandia Baru pada Juli, beberapa minggu sebelum memulai kuliah di Universitas Boston.

Pada saat itu, Lough sedang menelusuri Instagram di ponselnya ketika tiba-tiba semuanya menjadi gelap, dan dia merasakan sensasi berputar yang intens. Meskipun mengalami gejala khas stroke, seperti kesulitan berbicara, kesulitan melihat, dan mati rasa pada anggota tubuhnya, diagnosis stroke bukanlah yang pertama kali dijumpai dokter.

Dokter mencoba mempertimbangkan berbagai kemungkinan, termasuk konsumsi obat peningkat performa, keracunan alkohol, dan kehamilan.

Setelah beberapa hari di rumah sakit, Lough didiagnosis menderita stroke akibat paten foramen ovale (PFO), sebuah kondisi di mana terdapat lubang di ruang atas jantung yang seharusnya menutup setelah lahir. PFO terjadi pada sekitar 20% populasi, tetapi hanya menjadi penyebab stroke jika terjadi penggumpalan darah.

Dokter menjelaskan bahwa penggumpalan darah pertama harus terjadi sebelum PFO menjadi faktor risiko. Meskipun langka, kondisi seperti ini dapat terjadi pada orang muda dan sehat.

Lough, setelah menjalani operasi perbaikan PFO, kini berjuang untuk pulih sepenuhnya. Meskipun badan bagian kanannya masih lemah, dia telah kembali mendayung dan membagikan kisahnya untuk meningkatkan kesadaran tentang stroke, terutama pada generasi muda. Dia bermitra dengan American Heart Association dalam gerakan Go Red for Women untuk memberikan edukasi tentang risiko penyakit jantung dan stroke kepada wanita.

Kisah Kylie Lough menjadi pengingat bahwa stroke bisa menyerang siapa pun, termasuk mereka yang masih muda dan sehat. Kesadaran tentang tanda dan gejala stroke serta faktor risiko dapat membantu masyarakat untuk lebih proaktif dalam menjaga kesehatan jantung mereka.

Orang muda dan sehat juga bisa terkena stroke

Sekitar 10% hingga 15% dari semua stroke terjadi pada orang dewasa berusia 50 tahun ke bawah. “Kita perlu menyadari bahwa setiap orang berisiko terkena serangan jantung dan stroke. Hanya karena Anda muda dan sehat bukan berarti Anda memiliki kartu bebas keluar penjara,” Dr. Louise D. McCullough, sukarelawan AHA Go Red for Women.

“Sedihnya, penyakit jantung dan stroke tidak membeda-bedakan, dan kita masing-masing harus mengetahui tanda dan gejalanya serta mengetahui tubuh kita sendiri sehingga kita dapat mengidentifikasi ketika ada sesuatu yang tidak beres.”

Sementara itu Dr Salman Azhar, direktur program stroke di Rumah Sakit Northwell Lenox Hill, mengatakan PFO terjadi pada sekitar 20% orang. Meskipun PFO merupakan salah satu penyebab utama stroke pada kaum muda, kehadiran PFO saja tidak meningkatkan risiko stroke.

“Anda harus memiliki gumpalan darah terlebih dahulu dan terutama sebelum PFO mulai berlaku,” kata Azhar.

Misalnya, ketika gumpalan terbentuk di pembuluh darah, pada 80% orang, paru-paru bertindak sebagai penyaring.

“Karena darah mengalir dari vena ke jantung kanan, ke paru-paru, di situ bekuan darah itu tersumbat, lalu jantung kiri tidak pernah melihatnya, dan kalau jantung kiri tidak pernah melihatnya, otak tidak pernah melihatnya,” kata Azhar.

“Tetapi jika Anda mengidap PFO, bekuan darah tidak naik ke paru-paru, melainkan bisa berpindah dari jantung kanan ke jantung kiri dan naik ke otak.”

Penggumpalan darah dapat terjadi di kaki seiring bertambahnya usia, atau ketika seseorang berada dalam penerbangan jarak jauh atau mengendarai mobil ketika mereka tidak bergerak dalam jangka waktu yang lama.

Selain PFO, penyebab lain terjadinya stroke pada orang muda adalah adanya kelainan pembekuan darah yang bersifat genetik atau didapat, masalah pada katup jantung, atau mengalami robekan pada pembuluh darah sehingga gumpalan dapat terbentuk dan mencapai otak.

Cara menjaga jantung tetap sehat dan menurunkan risiko stroke

Stroke terjadi ketika pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak tersumbat oleh bekuan darah atau pecah.

“Ketika hal ini terjadi, bagian otak tidak bisa mendapatkan darah, sehingga membutuhkan oksigen, yang menyebabkan sel-sel otak mati,” kata McCullough.

Sebagai penyebab kematian nomor 5 dan penyebab utama kecacatan di Amerika Serikat, McCullough mengatakan bahwa faktor risiko yang sama yang mendorong penyakit kardiovaskular juga mendorong penyakit serebrovaskular, seperti stroke.

“Hal-hal seperti merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, semuanya merupakan faktor risiko yang penting,” katanya. “Jika Anda mengobati penyakit tersebut untuk mencegah penyakit jantung, Anda juga melakukan pengobatan untuk mencegah stroke.”

Memperhatikan asupan garam dan mengonsumsi makanan sehat dan seimbang dengan serat dapat membantu.

“Mikrobioma kita dapat berubah secara dramatis berdasarkan apa yang kita makan. Kami belajar lebih banyak tentang betapa pentingnya pola makan bagi kesehatan jantung kita,” kata McCullough.

Sumber foto:  Anna Shvets / Pexels.com 

Baca juga: