Krisis politik di negara-negara Timur Tengah masih terus memanas. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pun terus memantau krisis itu. Termasuk Warga Negara Indonesia (WNI), terutama Yaman. Perhatian itu menurut Wakil Menteri Luar Negeri Triono Wibowo karena mayoritas adalah mahasiswa. ” Yang agak perlu mendapatkan perhatian lebih adalah WNI kita di Yaman,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Triono Wibowo di Istana Bogor, Selasa (22/1) kepada Antara.

Alasannya, menurut Triono, sebagian besar WNI yang di Yaman adalah mahasiswa. Jumlahnya tak kurang dari 100 orang. “Yang di Yaman, 100-an orang mahasiswa,” imbuhnya.Saat ini, jumlah WNI di Yaman tercatat 3.259 orang yang tersebar di ibukota Sanaa dan di sejumlah provinsi.

Kedutaan Besar RI (KBRI) di Yaman Senin Petang, mengumpulkan beberapa warga negara Indonesia (WNI) di Yaman untuk mengantisipasi kemungkinan evakuasi bila situasi memburuk. Bila eskalasi ketegangan semakin memburuk, maka KBRI Sanaa telah menetapkan tempat perlindungan sementara bagi WNI di KBRI dan di Wisma Indonesia, kata Duta Besar RI untuk Yaman Nurul Aulia

KBRI Yaman telah lakukan pembelian bahan makanan pokok seperti beras, ikan dalam kaleng, dan mi instan untuk mengantisipasi keadaan darurat. Sejauh ini, KBRI belum melakukan evakuasi. Rencana evakuasi sedang dikonsuktasikan dengan pemerintah pusat.

Pada pengarahan di KBRI, hadir 150 WNI. Yang hadir antara lain, GM Medco Yaman beserta staf, pengusaha, pekerja profesional, dan para mahasiswa/santri. Juga sejumlah pramugari Indonesia yang bekerja di penerbangan Yemen Airways, dan pramuwisma.KBRI juga telah memasang iklan di harian At-Thaurah Sanaa pada Minggu, 20 Februari 2011, yang berisi himbauan agar seluruh WNI dan para majikan yang memperkerjakan Tenaga Kerja Wanita (TKW) agar mendaftarkan diri mereka ke KBRI.

Di dua negara lain di Timur Tengah yang juga mengalami krisi politik yang kian panas, adalah Bahrain dan Libya. Jumlah WNI di Bahrain adalah 6.960 jiwa. Terdiri dari 877 profesional di perusahaan minyak, 19 orang staff kedutaan , selebihnya adalah di sektor informal.

Sedang WNI di Libya sekitar 900 jiwa. Terdiri atas 130 mahasiswa, 25 staf KBRI, sekitar 100 TKW dan selebihnya bekerja di perusahaan minyak. Duta Besar Indonesia untuk Libya, Sanusi mengatakan,”Sama seperti di Mesir. Jika situasi darurat, WNI di Libya juga akan dievakuasi langsung ke Indonesia.”

Wilayah udara di ibukota Libya Tripoli, Selasa ini ditutup tanpa batas waktu. Kondisi ini menyulitkan evakuasi bagi warga asing terutama dari Eropa yang ingin mengevakuasi warganya dari sana

Untuk share atikel ini klik www.KabariNews.com/?36385

Untuk melihat artikel Utama lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_______________________________________________________________

Supported by :