KabariNews – Konon, pada abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di Kesultanan Palembang-Darussalam. Ada seorang pedagang keturunan Tionghoa yang berjualan sejenis makanan terbuat dari campuran
sagu dan ikan Belida. Warga Palembang memanggilnya ‘Apek’ sebutan orang Palembang untuk lelaki tua Tionghoa. Konon pula, akhirnya nama makanan yang dijual itu pun disebut sebagai ‘Apek-apek’ dan sekarang dikenal dengan Pempek-Pempek.

Dilihat dari sejarahnya pembuatannnya, Pempek diolah karena saat itu warga pinggiran Sungai Musi bingung bagaimana memanfaatkan ikan Belida yang melimpah di Sungai Musi.

Lalu oleh orang keturunan Tionghoa, dibuatlah makanan yang terbuat dari sagu atau tepung tapioka dan Ikan Belida. Akhirnya jadilah Pempek sebagai tradisi kuliner lokal yang unik. Meski dibuat bukan oleh imigran Tionghoa. Tapi itu bukan soal. Kenyataannya memang budaya China sudah demikian terakultarsi dengan budaya Indonesa bukan?

Pada awalnya Pempek dibuat dari ikan Belida. atau ikan lainnya, tapi sekarang umumnya terbuat dari ikan Tenggiri.

Kini Pempek sudah demikian dikenal. Warung Pempek ada dimana-mana dan bukan lagi monopoli orang Palembang. Coba tengok, berapa orang Palembang asli yang berdagang Pempek. Jumlahnya nyaris tenggelam
dibanding non Palembang. Uniknya, semua mengklaim menjual Pempek Palembang asli.

Pempek Palembang Wongkito 19

Dari sekian banyak kedai Pempek, kedai “Pempek Palembang Wongkito 19” boleh bangga dengan keaslian rasanya. Menurut Kemas Firmasnyah, pemilik kedai yang bermoto “Aslinya Pempek Palembang” ini, Pempek Wongkito 19
menyajikan rasa Pempek yang dibuat dengan resep asli dari nenek moyang.

Menurut Kemas, enak tidaknya rasa Pempek diukur oleh rasa kuahnya atau Cuko, bukan pada rasa Pempeknya. “Kalau rasa pempek, boleh dibilang sama saja, hampir tidak ada yang berbeda antara penjual yang satu dan yang lain,” kata Kemas saat ditemui Kabari di salah satu outlet Pempek Palembang Wongkito 19 di daerah Jakarta Barat.

Cuko Pempek Palembang asli rasanya tajam dan segar. Warnanya pun hitam pekat dan masih ada remahan atau biji cabe rawit. “Cuko sedikit kental dan kalau diperhatikan masih ada remahan cabe rawitnya,” ujar Bapak dua anak ini.

Untuk membedakan cuko asli Pempek Palembang, kuah asli dapat diminum tanpa Pempek dan rasanya segar. “Biasanya kuah Pempek kurang pas jika tidak dinikmati dengan pempek, tapi kuah yang asli sebaliknya, kuahnya
tetap enak meski dinikmati tanpa pempek,” ujarnya.

Pempek Wongkito 19 memang rasanya lain. cukonya tidak encer tapi juga tidak kental dan rasanya segar. Saat mampir di lidah, rasa asam, manis dan pedas menyatu dengan pas, sehingga tak membuat tenggorokan
tergelitik jika menelannya. “Kuah yang biasa bikin tenggorokan ‘nyegrak’ (gatal-red) dan kadang menimbulkan batuk begitu diminum,” ujarnya berpromosi.

Tapi memang betul, kuah Pempek Wongkito 19 begitu segar dan rasanya nendang. Saat irisan Pempek dicelupkan lalu disantap, mmmhm..nikmat.

Rahasianya, selain menggunakan resep nenek moyang, cuko Pempek Palembang Wongkito 19 menggunakan gula aren asli Palembang, sehingga rasanya unik. “Orang biasanya memakai gula pasir atau gula Jawa, saya memakai gula aren Palembang asli yang didatangkan langsung dari sana,” kata Kemas.

Kemas Firmansyah mengatakan Pempek terdiri dari berbagai jenis, yakni :

1. Pempek Kapal Selam

Pempek ini berbentuk mirip seperti huruf “D”. Di dalamnya terdapat telor ayam matang utuh. Dari berapa jenis Pempek, Kapal Selam adalah yang paling popular. Di namakan Kapal Selam karena bentuknya yang besar dan
dapat ‘menyelam’ di dalam kuah.

2. Pempek Lenjer

Bentuknya panjang bulat mirip lontong tapi lebih kecil. Lenjer tidak ada isinya, jadi hanya terbuat dari sagu/tepung tapioka dan ikan Tenggiri

3. Pempek Ada’an

Pempek ini berbentuk bulat dan warnanya agak cokelat seperti nuggets. Di permukaannya biasanya dilapisi wijen.

4. Pempek Kulit Ikan

Bahannya terbuat dari cincangan kulit ikan dan berbentuk bulat sementara isinya berwarna kecokelatan.

5. Pempek pistel

Isinya terdiri dari irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui

6. Pempek telur kecil

Sama seperti kapal selam, namun isi telurnya setengah atau lebih kecil

7. Pempek keriting

Bentuknya mirip kerupuk, berwarna putih. Bahannya hanya terbuat dari sagu dan ikan, tanpa bahan lain.

Harga Pempek Palembang Wongkito 19 berkisar Rp 5.000 sampai Rp 10.000 per buah. Semua Pempek dihidangkan dengan mihun, irisan ketimun, ebi (udang kering-red) lalu disiram Cuko.

Merambah Bisnis Franchise

Kemas adalah putra Palembang asli, cerita dia mulai membuka kedai Pempek Wongkito 19 bermula dari kegelisahan dirinya akan ‘nasib’ makanan khas Palembang ini. “Begitu banyak yang menjual Pempek, tapi rasanya mengecewakan,” katanya.

Akhirnya Kemas memberanikan diri membuka kedai dengan nama “Pempek Palembang Wongkito 19” di depan rumahnya. Tak disangka, Pempek buatannya disukai. Berbekal pengetahuannya di bidang marketing, sejak tahun 2008 Kemas mulai melebarkan sayap bisnis dengan menjual hak franchise.

Dasarnya punya bakat marketing, dalam waktu kurang dua tahun, Kemas berhasil membuka kedai hingga 12 outlet di sekitar Jakarta. Tahun ini Kemas menargetkan akan membuka 8 oulet lagi hingga berjumlah 20 outlet franchise.

Tapi itu belum seberapa, pasalnya Kemas memiliki visi untuk membuka 1000 outlet Pempek Wongkito 19 di seluruh dunia. (yayat)