KabariNews – Pernah makan kue pancong? Kue tradisional yang kini sudah sulit ditemui ini, ternyata masih banyak diminati masyarakat terutama kaum muda. Di Bekasi, tepatnya di Jl Agus Salim, (belakang stasiun Bekasi) ada sebuah warung kopi (warkop) yang sudah sejak tahun 80an menjajakan kue pancong.

Jenis makanan ringan tempo dulu ini terlihat memang sederhana dan tidak menarik. Tapi jangan salah, rasanya tidak kalah dengan kueh bolu yang biasa dijual di toko-toko. Dilihat dari bentuknya, kue pancong masih satu jenis dengan kue pukis dan kue rangi, bedanya kue pancong lembut dan berasa gurih.

Warung sederhana ini tidak pernah sepi pelanggan, meski hanya disediakan 2 baris kursi kayu panjang mengelilingi kompor pemangganan, puluhan pelanggan rela antri. Ada dua pelayan yang selalu setia melayani, mereka adalah cucu dari pendiri, sekaligus pemilik warung. Secara turun temurun warung yang awalnya dibangun karena usaha coba-coba ini, kian laris dan terkenal di kawasan Bekasi dan sekitarnya. Warung ini buka 24 jam setiap hari.

Lilis, salah satu penerus usaha keluarga ini mengaku setiap hari warungnya dipenuhi pelanggan, apalagi malam hari dan saat akhir pekan, pembeli rela antri sampai jam 12 malam. “Setiap hari ramai, mulai dari anak sekolah sampai tukang becak kalau ngaso (istirahat) ya disini. Kalau malam apa lagi, mereka (pembeli, red.) sampai antri di jalan, ya maklum warungnya sempit,” katanya.

Katanya tidak terlalu sulit untuk membuat kue pancong, hanya dibutuhkan bahan terigu, mentega, gula, vanili dan pengembang kue. Semua diramu menjadi satu adonan dan dipanggang dengan cetakan khusus kue pancong. “Ini warung warisan bapak. Dari jaman bapak warung ini juga sudah dikenal orang, makanya sekarang kita anak-anaknya gantian ngurus warung ini, karena sayang banyak orang yang sudah tahu dan suka pancong” paparnya.

Murah dan mengenyangkan

Ayu (15) adalah salah satu pelanggan setia warkop pancong ini. Usai pulang sekolah, siswa yang masih duduk dibangku kelas 2 SMU ini selalu menyempatkan diri bersama teman-temannya untuk sekedar jajan satu porsi kue pancong dan minum teh manis di warung milik H. Supri ini. “Hampir setiap hari mampir ke sini. Rasanya enak, murah dan bikin kenyang” ujarnya.

Kue pancong ini harganya cukup murah sehingga membuat orang tertarik untuk mencobanya. Satu porsi pancong polos harganya Rp 4.000, pancong keju Rp 6.000, pancong cokelat Rp 6.000, sedangkan untuk dua rasa yaitu pancong cokelat-keju harganya hanya Rp 8.000. (Pipit)