KabariNews – Apakah Anda salah satu orang yang suka mencari tusuk gigi sehabis makan? Jika iya Anda harus hati-hati. Karena alat yang satu ini memang masih menjadi unggulan bagi banyak masyarakat karena fungsinya yang dapat “mencongkel” sisa-sisa makanan yang menempel ataupun terselip di sela-sela gigi. Tapi, tahukah Anda ternyata produk olahan bambu tersebut tidak disarankan oleh para dokter gigi? Selain karena kurang higienis, penggunaan tusuk gigi rentan terjadi infeksi pada gigi dan gusi Anda.

Benda yang paling dicari setelah mengkonsumsi daging atau sayuran adalah tusuk gigi yang biasanya tersedia di setiap meja makan restoran atau meja makan di rumah. Benda kecil yang berfungsi untuk membersihkan sela-sela gigi ini memang sudah dikenal dari era prasejarah. Manusia menggunakan ranting pepohonan untuk membersihkan gigi. Pada era perunggu, tusuk gigi dibuat lebih rapi dengan bahan logam, tapi prosesnya masih manual dan belum dikomersialkan.

Penggunaan tusuk gigi yang tidak tepat dapat melukai jaringan lunak sekitar gigi. Hal itu bisa menyebabkan peradangan pada jaringan lunak rongga mulut. Selain itu jarak antar gigi menjadi bertambah karena diameter ukuran tusuk gigi cukup besar. Iritasi dan trauma yang terjadi terus-menerus akibat penggunaan tusuk gigi dapat menyebabkan benjolan pada gusi yang dikenal dengan nama epulis dalam istilah kedokteran gigi.

Epulis fibromatosa merupakan epulis yang diakibatkan pemakaian tusuk gigi yang berlebihan dan tidak steril. Epulis ini mempunyai gambaran klinis benjolan bertangkai (terpisah dari jaringan lunak gingiva), lunak, berwarna pucat, sebenarnya tidak mudah berdarah, dan tidak sakit. Epulis ini dapat ditangani dengan eksisi (pemotongan) dan kuretage (kuret jaringan lunak). Epulis dapat kambuh jika kebiasaan menggunakan tusuk gigi yang berlebihan dan tidak steril tetap dilakukan.

Sebaiknya untuk mengambil sisa makanan pada gigi dan gusi lebih aman jika menggunakan sikat gigi. Dalam penggunaannya tentukanlah ukuran sikat gigi yang tepat. Jangan sampai salah memilih ukuran sikat karena penggunaan sikat gigi dengan ukuran yang terlalu besar dan kasar dapat menyebabkan abrasi (pengikisan) pada gigi. Sedangkan ukuran yang terlalu kecil dan lunak, dapat menyebabkan pembersihan gigi menjadi kurang sempurna. Gunakanlah sikat gigi dengan arah yang tepat. Untuk gigi atas, arah menyikat satu arah dari atas ke bawah  sedangkan untuk gigi bawah sikatlah satu arah dari bawah ke atas agar kotoran yang sudah terambil tidak kembali.

Selain itu, Anda dapat mengganti kebiasaan menggunakan tusuk gigi dengan benang gigi (dental floss). Ada dua macam benang gigi, ada yang berupa gulungan, serta ada benang gigi yang disertai dengan pegangan untuk tangan. Cara penggunaan benang gigi yang berupa gulungan adalah dengan memotong benang sepanjang kurang lebih 15 cm, kemudian dililitkan di kedua jari telunjuk anda, lalu bersihkan sela-sela gigi Anda hingga ke sela gusi dengan gerakan berulang ke atas dan ke bawah. Begitu pula dengan benang gigi yang sudah ada pegangannya, akan lebih mudah penggunaannya, yaitu hanya dengan menggerakkan berulang ke atas dan ke bawah pada sela-sela gigi dan gusi Anda. Selain ukurannya yang tipis,benang gigi juga memiliki sedikit kecenderungan untuk melukai gigi dan gusi Anda.