Bali akan memproduksi sirup atau minuman (wine) dan es krim menggunakan bahan baku ubi jalar ungu secara besar-besaran mulai tahun ini. Sasarannya dalam negeri dan luar negeri.

“Produksi produk itu kini dalam uji coba dan merupakan hasil penelitian yang dilakukannya selama tujuh tahun,” kata Guru besar Universitas Udayana, Prof Dr Ir Dewa Ngurah Suprapta.

Dewa mengatakan, penelitian itu bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini menghabiskan dana sekitar Rp 3,5 miliar. “Mata dagangan baru itu sudah siap diproduksi besar-besaran. Pabriknya berlokasi di Karangasem, daerah ujung timur Pulau Bali,” ujar Dewa.

Hak patent produk itu sudah diurus di Kementerian Kehakiman dan HAM. Ia berharap, pengembangan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, jika diimbangi upaya pengolahan akan mampu menghasilkan jenis makanan bergengsi, sejajar dengan junk foodyang marak dijual di pusat-pusat perbelanjaan.

“Pengolahan ketela rambat ini sudah membuahkan hasil yang cukup disenangi konsumen, termasuk wisatawan saat menikmati liburan di Bali,” tutur Dewa. Ia mengatakan, teknologi pengolahan menjadi makanan bergengsi itu tidak begitu rumit. Dengan modal yang juga tidak begitu besar, upaya ini hanya diperlukan ketekunan, keuletan, serta mengutamakan faktor kebersihan dalam proses produksi.

“Terobosan seperti itulah yang diperlukan untuk mengangkat dan memanfaatkan potensi lokal, yang akhir-akhir ini kurang dikembangkan petani, karena sulit dalam bidang pemasaran,” tutur Dewa.