Zamrides, Kasatker Cirebon-Brebes.Pembangunan jalur ganda kereta api (double tracki) di lintas utara Jawa merupakan kebijakan pemerintah untuk mewujudkan konektivitas antara Jakarta-Surabaya. Ir Zamrides MSi memimpin satuan kerja untuk wilayah Cirebon-Brebes hingga kini jalur ganda tersebut berdiri dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

Dari kantor pusat Kementerian Perhubungan, turun tugas program pembangunan jalur ganda di wilayah satuan kerja (Satker) antara Cirebon-Brebes. Sebagai Kepala Satker setempat, Ir Zamrides MSi terpanggil untuk menyukseskan program tersebut, yang pada hilirnya akan memberi manfaat untuk kelancaran arus penumpang, jasa dan barang.

“Kami diberi target pengerjaan jalur ganda sepanjang 63 km dari Cirebon ke Brebes selama 20 bulan, berakhir pada Desember 2013. Didahului dengan proses sosialiasasi kepada masyarakat pada 2011, lalu program kerja dimulai pada 2012 dengan melibatkan kontraktor untuk menyelesaikan 24 paket pembuatan jalan kereta api dan 15 paket jembatan,” ujar Kasatker kepada Kabarinews.com di Cirebon (21/01).

Di lokasi switch over.Bukan suatu tugas yang mudah, tambah Pak Zam, ia akrab disapa, karena banyak sekali tantangan yang menghadang. Dalam skedul waktu yang relatif ketat itu, jalur ganda mesti mewujud dengan kualitas terbaik dan dengan mengindahkan beberapa ketentuan yang telah digariskan.

“Di lapangan, kami wajib mengindahkan mencapai target kerja secara tepat waktu. Kemudian bekerja ekstra hati-hati, karena tidak boleh mengganggu operasional pelayanan transportasi kereta api yang ada. Untuk itu kami memasang safety line, lalu menugaskan train watcher yang siaga tiap waktu mengawasi lalu lintas kereta api, sehingga para pekerja dapat menepi dulu saat kereta lewat. Juga tidak boleh menggali tanah terlalu dalam agar tidak mengganggu keberadaan existing railway yang ada,” lanjutnya.

Tentunya, untuk memastikan hasil pembangunan jalur ganda kereta api berkualitas terbaik, beberapa prosedural teknis dilakukan. Misalnya, melakukan pengujian-pengujian yang dikenal dengan istilah Field CBR, Plate Bearing Test, DCP Test dan Sand Cone Test. Hal teknis ini dimaksudkan agar pada ujungnya nanti, kereta api dapat beroperasi secara optimal dan aman.

Lokasi pembangunan di Losari.Cerita menarik adalah di daerah Losari. Letak kawasan ini sangat rendah, terbiasa tergenang air, tak ubahnya danau ketika hujan turun akibat tiadanya drainase. Tetapi, kata Pak Zam, hal-hal teknis itu bukan sesuatu yang muskil diatasi. Selama mengindahkan ketentuan teknis pembangunan secara persisi dan akurat, maka tidak akan ada masalah.

“Tantangan terberat justru dakan pengadaan lahannya. Sempat terkatung dua tahun lebih untuk mencapai titik temu. Padahal sesuai instruksi pusat, kami membebaskan tanah masyarakat dengan prinsip ‘ganti untung’. Artinya, masyarakat diuntungkan dengan pembebasan tanah untuk jalur ganda. Terpaksa kami menempuh jalur konsinyasi dan pembebasan lahan pun dapat dilakukan,” urainya.

Catatan yang menarik lagi, kata Pak Zam, target pembangunan jalur ganda itu nyaris tidak tepat waktu akibat alotnya pembebasan lahan tadi. Dalam tenggat waktu yang tipis, mesti membuat badan jalan (tubuh ban) jalan kereta api yang cukup tinggi. Tak tanggung-tanggung, mesti menimbun tanah setinggi 5,3 meter!

“Pada lokasi tersebut juga ada pembuatan under pass BH-913 dan box culver BH-914 dengan menggunakan fondasi dalam jenis bor pile. Sesuai prosedur, fondasi tersebut harus lulus PDA Test. Setelah itu untuk konstruksi atas, baik dinding dan lantai harus memenuhi umur beton 28 hari, sedangkan pada 23 November baru selesai pengecoran terakhir berarti pada switch over pada 10 Desember 2013 umur beton baru 17 hari. Jadi masih mesti menunggu 11 hari baru bisa dioperasikan. Berarti baru Januari 2014 jalur ganda dioperasikan sepenuhnya,” urai Pak Zam, yang kemudian mengulik cara bersama tim.

Bersama Tim Satker.

“Saya putuskan membuat temporary bridge dengan meletakkan besi beton seberat 60 ton di lantai jembatan. Saya nekat mengambil keputusan ini, tapi tentunya dengan penuh tanggung jawab. Bila meleset, saya yang akan ‘digantung’. Alhamdulillah, berhasil. Pada 10 Desember 2013, jalur ganda Cirebon-Brebes pun resmi dapat dilalui sepenuhnya, berarti target pengerjaan diraih secara tepat waktu.”

Sebelum mengakhiri bincang dengan Kabarinews.com, Zamrides bersyukur, atas dukungan kerja sama tim yang solid sehingga pembangunan jalur ganda berhasil dilakukan. Terlebih dukungan dari Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, yang mengatasi kesulitan dengan pihak-pihak eksternal yang berada di luar jangkauannya. (Buyung Zulfiar)

Untuk share artikel ini klik www.kabariNews.com/?61404

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

intero