Sebuah analisis baru, yang baru-baru ini diterbitkan di Lancet, menemukan bahwa tren orang-orang yang mengalami obesitas atau kekurangan berat badan di seluruh dunia telah berubah selama 30 tahun terakhir.

Saat ini, lebih dari 1 miliar orang diperkirakan mengalami obesitas dan jumlah orang yang kekurangan berat badan telah menurun.

Para peneliti, yang merupakan bagian dari Kolaborasi Faktor Risiko NCD bersama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menemukan di sebagian besar dunia, gabungan permasalahan kekurangan berat badan/kurus atau obesitas telah meningkat.

Jumlah penderita obesitas meningkat secara signifikan sejak tahun 1990.

Bagi perempuan, tahun 2003 adalah tahun terakhir dimana rata-rata orang lebih cenderung mengalami kekurangan berat badan dibandingkan obesitas. Bagi pria, tahun itu adalah tahun 2009.

Saat ini, lebih dari satu miliar orang di dunia dapat dikategorikan menderita obesitas.

Chris Damman, profesor klinis di Universitas Washington yang berspesialisasi dalam penyakit dalam dan gastroenterologi, mengatakan penelitian ini menegaskan apa yang telah diketahui oleh para ahli selama beberapa dekade dan menyoroti kekhawatiran serius tentang arah tren ini.

“Saat kita bertransisi dari negara-negara yang mempunyai prevalensi kekurangan berat badan yang lebih tinggi, kita langsung beralih ke kelebihan berat badan, obesitas, dan penyakit metabolik,” kata Damman. “Kami benar-benar menukar satu masalah dengan masalah lainnya. Dan penelitian ini menegaskan pemahaman tentang apa yang terjadi dengan nutrisi di dunia.”

Anak-anak semakin berisiko mengalami obesitas

Laporan tersebut juga menemukan tidak hanya orang dewasa saja yang cenderung mengalami obesitas, begitu pula anak-anak dan remaja.

“Meningkatnya jumlah orang dewasa yang mengalami obesitas di seluruh dunia sudah terlihat jelas sejak tahun 1970-an dan 1980-an,” kata Dr. Eric Sternlicht, PhD, profesor di Universitas Chapman yang mengajar berbagai mata kuliah di fakultas ilmu kesehatan mereka. Namun, ia mengatakan bahwa tren yang terjadi pada populasi yang lebih muda ini merupakan masalah yang semakin besar.

Sebagai konteksnya, selama rentang waktu yang diteliti, 1990 hingga 2022, jumlah anak-anak yang mengalami obesitas meningkat drastis, kata Sternlicht. Jumlah anak perempuan yang mengalami obesitas meningkat dari 1,7% pada tahun 1990 menjadi 6,9% pada tahun 2022. Untuk anak laki-laki yang mengalami obesitas, jumlahnya meningkat dari 2,1% pada tahun 1990 menjadi 9,3% pada tahun 2022, menurut laporan tersebut.

“Anak-anak kita tidak lagi mengonsumsi makanan tradisional,” kata Sternlicht. “Jadi, tidak mengherankan bagi saya, ketika kita menjadi lebih termekanisasi, dan terutama dengan munculnya ponsel pintar dan komputer, jumlah aktivitas yang dilakukan individu pun berkurang.”

Mengapa obesitas mencapai angka setinggi itu?

Meskipun masih banyak wilayah di dunia yang penduduknya kekurangan berat badan, peningkatan jumlah penderita obesitas telah menjadi berita utama.

Para peneliti mengaitkan tren ini dengan peningkatan gaya hidup sedentary dan peningkatan kemampuan masyarakat untuk mengonsumsi makanan padat kalori di restoran atau tempat lain di luar rumah.

Damman menyebutkan sejumlah permasalahan sosial yang menjadi penyebab utama peningkatan tajam obesitas yang diidentifikasi dalam penelitian ini, khususnya di negara-negara dengan tingkat pendapatan rumah tangga yang relatif tinggi.

“Sejak lama kita mengetahui bahwa solusinya sederhana. Yaitu dengan mengonsumsi sebagian besar pola makan nabati, banyak data epidemiologi dan intervensi yang mendukung hal tersebut,” kata Damman.

Sumber foto: Moe Magners / Pexels.xom

Baca Juga: