Komunitas pencinta sepeda mengampanyekan perubahan iklim dengan
menggelar kegiatan ”Indonesia Bersepeda Selama 350 Jam” dari Bali hingga
Bandung. Kegiatan ini didukung juga oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)

Bersepeda yang bekerja sama dengan
Kementerian Lingkungan Hidup itu akan berlangsung selama sembilan hari
dengan jarak tempuh 1.000 kilometer. ”Kami ingin menunjukkan cara
menekan laju perubahan iklim dengan mengurangi konsumsi energi yang riil
dan efektif,salah satunya dengan bersepeda,” ujar Ketua Pelaksana
Kampanye Bersepeda 350 Jam: Bali– Yogya–Bandung Saiful Rochman di Kuta
seperti diberitakan Antara (14/9)

Menurut
Saiful, Bali dipilih sebagai start karena pernah memiliki historis
sebagai tempat lahirnya road map dalam mengatasi persoalan perubahan
iklim dalam konferensi PBB tentang perubahan iklim,tahun 2007 lalu.
Kampanye bersepeda 350 jam ini dimulai dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Di setiap kota yang dilalui,mereka akan mengumpulkan opini tentang upaya
menekan perubahan iklim dari para bikers,anak-anak dan pemuda.

”Kami
akan beristirahat sehari di Yogyakarta dan tiba di Bandung,24
September,” ujar Taufiq Hidayat, salah seorang peserta. Opini yang
dikumpulkan dari tiap kota itu selanjutnya akan menjadi usulan kaum anak
dan pemuda Indonesia dalam Tunza International Children and Youth
Conference on the Environment
di Bandung,27 September mendatang.

”Forum
itu juga menjadi momentum tepat untuk mempertanyakan sejauh mana Bali
Road Map tentang perubahan iklim sudah dijalankan,”ujar Saiful. Asisten
Deputi Urusan Peningkatan Peran Organisasi Kemasyarakatan Kementerian
Lingkungan Hidup Dodo Sambodo yang meluncurkan Kampanye Bersepeda 350
Jam mengatakan, Tunza International Children and Youth Conference on the
Environment
merupakan konferensi untuk anak (10–14 tahun) dan pemuda
(15–25 tahun) yang diikuti seluruh negara anggota PBB.

Konferensi
itu akan mengambil tema ”Reshaping our Future Through a Green Economy
and Sustainable Lifestyle
”. Sampai saat ini sudah sekitar 550 anak dan
pemuda dari 120 negara yang mengonfirmasi hadir. Konferensi itu, Indonesia juga akan menyediakan lahan seluas 4 hektare
untuk dijadikan World City Forrest pertama di dunia yang berlokasi di
Babakan, Siliwangi, Bandung. Di
lokasi itu, setiap anak dan pemuda peserta konferensi diminta menanam
pohon.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37307

Untuk melihat artikel Nusantara lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :