DR. dr. Herna Hutabarat, SpDVE, FINSDV, spesialis kulit, kelamin, dan kecantikan dari EMK Beauty Lounge Indonesia, menjelaskan bahwa sedot lemak adalah prosedur medis yang bertujuan untuk mengeluarkan lemak dari area tertentu pada tubuh, seperti perut, pinggang, dan lengan, dengan cara menyedotnya.

“Banyak orang salah paham tentang tujuan utama dari sedot lemak,” ujar dr. Herna. “Prosedur ini sebenarnya bukan untuk menurunkan berat badan, melainkan untuk membentuk tubuh yang ideal dan proporsional, serta mengecilkan area tubuh seperti pinggang dan perut. Salah satu tujuannya adalah meningkatkan kepercayaan diri seseorang dengan memiliki bentuk tubuh yang lebih ideal.”

Sedot lemak tidak ditujukan untuk orang dengan obesitas berat. “Prosedur ini lebih cocok untuk pasien yang mengalami kelebihan berat badan ringan atau obesitas ringan dan ingin mengurangi lemak di area tertentu pada tubuh mereka,” jelas dr. Herna.

“Pasien yang bisa melakukan sedot lemak idealnya adalah mereka yang berusia di atas 21 tahun dan memiliki kelebihan lemak di area seperti dagu ganda, lengan, dada, bokong, paha bagian tengah dan luar, serta area tubuh lainnya.”

Sebelum melakukan sedot lemak, pasien harus memastikan bahwa mereka dalam kondisi kesehatan yang baik. “Ada beberapa persyaratan kesehatan yang harus dipenuhi sebelum prosedur ini dilakukan,” terang dr. Herna.

“Pasien harus menjalani pengecekan laboratorium untuk memastikan kekentalan darah, kadar hemoglobin, serta kondisi jantung yang baik. Semua ini penting untuk memastikan bahwa pasien dapat menjalani prosedur dengan aman.”

Sedot lemak telah menjadi salah satu prosedur bedah estetika yang paling populer di seluruh dunia, terutama di kalangan wanita. “Wanita cenderung mengalami perubahan bentuk tubuh seiring bertambahnya usia karena berbagai faktor,” ungkap dr. Herna. “Namun, saat ini, semakin banyak pria juga tertarik untuk melakukan sedot lemak guna memperbaiki penampilan mereka.”

Dalam satu sesi sedot lemak, lemak bisa diambil dari lebih dari satu area tubuh, tetapi ada batasan jumlah lemak yang bisa disedot. “Tubuh manusia memiliki batas kemampuan dalam menangani pengangkatan lemak dalam jumlah besar,” jelas dr. Herna. “Batasan maksimal yang disarankan biasanya antara 3 hingga 5 liter, tergantung kondisi dari pasien.”

Meskipun sedot lemak dapat mengurangi jumlah lemak di area tertentu, hasilnya tidak selalu permanen. “Jika pasien tidak menjaga pola makan dan gaya hidup yang sehat setelah prosedur, sel-sel lemak yang tersisa bisa kembali membesar,” tegas dr. Herna. “Prosedur ini mengurangi jumlah sel lemak, tetapi tidak menghilangkan semuanya. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk tetap menjaga gaya hidup sehat untuk mempertahankan hasil yang diinginkan.”

Pentingnya Kompetensi Dokter dalam Prosedur Sedot Lemak

dr. Herna menekankan pentingnya memilih dokter yang kompeten dalam melakukan prosedur sedot lemak atau liposuction. “Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kompetensi dokter. Jangan sampai dokter yang tidak memiliki kompetensi melakukan sesuatu yang di luar keahliannya,” ujar dr. Herna. Ini penting karena meskipun liposuction adalah prosedur umum dalam bidang estetika, tetap ada risiko yang harus dikelola dengan baik.

Menurut dr. Herna, tidak ada tindakan medis yang sepenuhnya bebas risiko, termasuk sedot lemak. “Sedot lemak bukanlah tindakan yang 100 persen aman. Ada kemungkinan terjadinya efek samping,” jelasnya.

Namun, dokter yang berkompeten tahu bagaimana mengatasi efek samping yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih dokter yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam prosedur ini.

Salah satu metode liposuction yang disarankan oleh dr. Herna adalah tumescent anesthesia, atau sering disebut juga awake liposuction. Dalam metode ini, pasien tidak dibius total (general anesthesia), melainkan hanya menggunakan anestesi lokal di area yang akan dilakukan liposuction.

“Pasien tetap sadar selama prosedur berlangsung, sehingga kami bisa berkomunikasi dengan pasien sambil melakukan liposuction,” jelas dr. Herna.

Keunggulan dari tumescent anesthesia ini adalah memungkinkan dokter untuk memonitor kondisi pasien dengan lebih baik selama prosedur berlangsung.

“Berdasarkan laporan kasus di dunia, pasien yang menjalani liposuction dengan tumescent anesthesia memiliki risiko komplikasi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang menggunakan general anesthesia,” tambahnya.

Selain itu, pendarahan selama prosedur juga lebih minimal, membuat metode ini lebih aman dan terkontrol. Metode tumescent anesthesia tidak hanya lebih aman, tetapi juga mempercepat proses pemulihan pasien.

“Keuntungan lain dari tumescent anesthesia adalah pemulihan yang lebih cepat dan rasa sakit yang lebih ringan, sehingga pasien bisa langsung beraktivitas setelah prosedur,” ujar dr. Herna. Metode ini juga dikenal lebih nyaman bagi pasien karena mereka tidak perlu menjalani anestesi total, yang sering kali memerlukan waktu pemulihan lebih lama.

Menariknya, tumescent anesthesia atau awake liposuction ini ditemukan oleh seorang spesialis kulit dan kelamin, menegaskan pentingnya keahlian dan pengetahuan khusus dalam melakukan prosedur ini.

Memilih dokter yang kompeten dan berpengalaman sangat penting dalam menjalani prosedur sedot lemak. Metode seperti tumescent anesthesia menawarkan alternatif yang lebih aman dan nyaman dibandingkan metode konvensional.

“Selalu pastikan bahwa prosedur dilakukan oleh dokter yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang memadai,” tutup dr. Herna.

Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 204

 

Simak wawancara Kabari bersama DR. dr. Herna Hutabarat, SpDVE, FINSDV dibawah ini.