Karena kecintaan Yongki Wahyono PS terhadap budaya Indonesia mendorongnya membangun usaha dengan merek Yongki Batik, pada tahun 2008.  “Batik merupakan salah satu warisan budaya yang diakui dunia melalui UNESCO,” jelas Yongki.

Setelah mendirikan usaha ini, Yongki bergabung dengan Rumah Pesona Kain pimpinan Ike Nirwan Bakrie. “Sekarang saya lagi bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian dengan Ibu Dirjen Renita yang meresmikan acara MUFFEST 2025 ini,” kata Yongki.

Yongki berasal dari Cirebon, yang mempunyai kekhasan batiknya. “Saya mencintai batik Indonesia dan masih mempertahankan batik-batik langka yang ada di Indonesia terutama batik dua sisi. Batik dua sisi karena batik yang langka dan amat jarang digunakan. Dilakukan oleh pengrajin dengan biaya yang sangat besar dan proses pengerjaan yang amat sangat rumit,” terang Yongki.

Di Yongki Batik, varian batiknya selalu ada unsur Cirebonan, mulai dari motif Batik Banji Cirebon, Tiga Negeri, Batik Marawit, Batik Kompeni, Batik Sekar Jagat hingga Batik Mega Mendung.  Harga aneka batik yang dijual Yongki Batik, mulai dari harga Rp 500 ribu hingga Rp 2,3 juta.

Yongki menjelaskan tentang filosofi dari Batik Mega Mendung yang menggambarkan tentang suasana langit. “Langit itu melambangkan kemakmuran di Keraton Cirebon atau bangsa ini. Karena saya berasal dari Cirebon, jadi saya masih menjunjung Keraton Cirebon sebagai salah satu batik terbaik yang ada di Indonesia,” ungkapnya. 

Yongki Batik menjual secara online dan offline. “Saya punya toko, ASIAN Tailor di Mall Arta Gading,” tukasnya.

Lalu apa goals yang ingin dicapai dari usaha ini? “Karena saya ingin melestarikan budaya bangsa Indonesia terutama batik. Melalui usaha ini, saya ingin memperkenalkan batik kepada generasi milenial dan Gen Z,” pungkasnya.

Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 210

Simak wawancara Kabari Yongki Wahyono PS dibawah ini.