KabariNews – Upaya organisasi penyebar teror seperti ISIS (Islamic State of Syria and Iraq) untuk memperoleh dukungan di Indonesia nampaknya gagal total. Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru menunjukkan lebih dari 95% warga Indonesia yang mengetahui adanya ISIS menyatakan ISIS tidak boleh ada di Indonesia. Hanya 0,3% warga menyatakan ISIS boleh didirikan di Indonesia.

Temuan ini disampaikan Djayadi Hanan, PhD., Direktur Utama SMRC dalam presentasi hasil survey tentang ‘Pandangan dan Sikap Publik Nasional mengenai Terorisme dan ISIS di Indonesia’ yang diselenggarakan di Jakarta, 22 Januari 2016.

Survei ini menunjukkan bahwa sekitar 62% warga Indonesia mengenal ISIS. Dari mereka yang tahu ISIS, hanya 0,8 persen yang menyatakan setuju dengan apa yang diperjuangkan ISIS. Sebaliknya, hampir 90% mereka yang tahu ISIS menyatakan tidak setuju dengan apa yang diperjuangkan ISIS.

Begitu pula hampir 90% masyarakat yang tahu ISIS menyatakan ISIS adalah ancaman bagi NKRI, sementara hanya 4,4% menyatakan ‘bukan ancaman’ bagi NKRI. “Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya menyadari keberadaan ISIS namun pada saat yang sama tidak setuju dengan apa yang diperjuangkan ISIS, menganggap ISIS sebagai ancaman dan menolak kehadiranb ISIS di Indonesia,” kata Djayadi.

Menurut Djayadi pula, temuan di indonesia ini sejalan dengan misalnya dengan temuan PWR Research Centre pada musim Semi 2015 lalu yang menunjukkan bahwa mayoritas warga di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim menolak ISIS.

Penelitian SMRC juga menunjukkan penolakan terhadap ISIS tersebar merata di semua di semua kategori jender, desa-kota, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, wilayah, etnis, dan agama. Di semua kelompok itu, yang menyatakan ISIS boieh didirikan di Indonesia, pada umumnya hanya sekitar 0-2%.

“Dengan kata lain,” tambah Djayadi, “ISIS adalah musuh rakyat Indonesia, baik muslim maupun non muslim, apapun etnisnya, apapun pendidikannya, baik laki-laki maupun perempun, apapun kelas sosial ekonominya, dimanapun wilayah mereka tinggal”.

Di sisi lain, survey SMRC yang dilakukan Desember 2015 ini menunjukkan bahwa ada pula kelompok-kelompok masyarakat yang kurang memperoleh informasi tentang ISIS. Survei SMRC menunjukkan bahwa sekitar 63% warga berpendidikan SD dan 60% warga berpenghasilan di bawah Rp 1 juta tidak mengetahui ISIS. Demikian pula sekitar 60% warga berusia di atas 55 tahun dan 47% warga pedesaan tidak mengenal ISIS.

Walau survey SMRC menunjukkan bahwa hanya segelintir minoritas warga Indonesia yang bersimpati pada ISIS, namun terdapat indikasi bahwa dukungan terhadap ISIS itu memiliki kecenderungan lebih kuat di kalangan muda dibandingkan kelompok umur lainnya. Walau tetap rendah, terdapat 4% warga berusia 22-25 tahun dan 5% warga yang masih sekolah/kuliah yang mengenal ISIS menyatakan setuju dengan apa yang diperjuangkan ISIS; sementara di kelompok lain angka itu hanya 0-1%.

Survei SMRC ini mengungkapkan lebih banyak warga yang merasa tidak aman dari ancaman terorisme dibanding setahun sebelumnya. Ancaman teroris ini dirasakan baik oleh kalangan muslim maupun non-muslim, tidak ada bedanya.Survei SMRC ini dilakukan pada 10-20 Desember 2015 di seluruh provinsi di Indonesia, dengan 1220 responden yang dipilih secara random. (1009)