Belakangan ini, suami dan istri dari pemegang visa Amerika tertentu yang diberi izin kerja menurut aturan yang dibuat pada masa jabatan Obama cemas karena akan dihapuskannya aturan tersebut.
Aturan baru telah diusulkan dan disampaikan secara resmi kepada Office of Management and Budget untuk ditinjau Rabu, demikian menurut sebuah database pemerintah. Artinya, Department of Homeland Security telah menyelesaikan pekerjaannya dengan aturan tersebut. Perubahan-perubahan terhadap program visa pertama kali dibahas pada tahun 2017, menurut seorang juru bicara U.S Citizenship and Immigration Services (USCIS).
“Kabar barunya adalah akhirnya aturan ini akhirnya secara formal dilanjutkan sebagai proposal,” kata seorang penasehat hukum imigrasi dari Philadelphia dan mantan presiden American Immigration Lawyers Association.
Juru bicara USCIS, Jessica Collins mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada NBC News bahwa USCIS terus meninjau semua program visa yang berdasar pekerjaan, termasuk dokumen izin kerja untuk visa-visa H-4.
“Tidak ada keputusan tentang peraturan soal keabsahan bekerja suami/istri dari beberapa pemegang H-4 bersifat final sampai proses pembuatan peraturan ini selesai,” menurut Collins.
Stock mengatakan bahwa begitu Office of Management and Budget menyelesaikan peninjauannya, aturan ini dapat dikirim kembali kepada Department of Homeland Security, atau dapat diizinkan untuk dipublikasikan di Federal Register sebagai aturan yang diusulkan.
Setelah itu, biasanya ada 30 sampai 90 hari masa komentar publik, normalnya 60 hari, kata dia. Komentar-komentari ini ditinjau dan putusan akhir dibuat.
Pendukung peraturan asli ini berpendapat bahwa aturan ini membantu meringankan beban finansial keluarga-keluarga pemegang H-1B. Tanpa aturan ini, mereka terpaksa bergantung pada satu sumber penghasilan. Keputusan ini dapat membantu mempertahankan pekerja terampil dari luar negeri agar tetap di Amerika.
Namun, peraturan ini juga dikritik beberapa pihak, termasuk Save Jobs USA, lembaga yang terdiri dari beberapa pekerja komputer yang menerima pemutusan kerja di California. Mereka mengklaim bahwa pekerjaan mereka diisi oleh programer-programer dari India yang memegang visa H-1B.
“Ada tenggat waktu pengadilan, mungkin karena inilah mereka mendesak dilanjutkannya gugatan,” kata Stock tentang usulan pemerintahan Trump untuk mengubah aturan ini.