Kabari News – Samuel Alexander, siswa SMP Cita Hati Surabaya berhasil tembus dalam kompetisi dunia Google Science Fair 2014 dan membawanya ke posisi 90 besar. Seperti yang dikutip jawapos.com (14/8), Sam merupakan satu-satunya remaja asal Indonesia yang lolos 90 besar dalam kompetisi Google Science Fair 2014. Google Science Fair 2014  merupakan sebuah kompetisi sains tingkat dunia untuk anak muda usia 13-18 tahun yang diadakan oleh perusahaan multinasional Amerika Serikat, Google.

Nah, Pria yang masih berusia 14 tahun ini menciptakan alat yang dinamakan Frilentra Bike (frictionless electric energy transfer bike). Sebuah alat charge HP yang bisa diletakkan dalam sepeda menggunakan metode induksi elektromagnetik. Inspirasinya muncul saat dengan santainya mengayuh sepeda di Taman Bungkul Surabaya, Sam menyadari semakin menggeliatnya hobi bersepeda di Kota Pahlawan, dan kota-kota besar lainnya, termasuk Balikpapan dan Samarinda untuk skala Kaltim. Dia mulai mendapatkan inspirasi. Bagaimana bila dia menciptakan alat yang membantu seseorang ketika bersepeda? Sam juga berpikir bagaimana bila dia mengombinasikannya dengan gadget yang tidak dapat dipisahkan dari pemiliknya.

“Rasanya tidak mungkin dalam sehari kita rela terpisah dengan HP,” kata dia. Sam lantas teringat tokoh Sullivan dalam film Monster Inc yang mengumpulkan teriakan anak-anak dalam sebuah tabung energi. Jadilah dia menciptakan alat yang dinamakan Frilentra Bike. Dalam judul project-nya, Sam memberi judul Frictionless Pedal Power Electromagnetic Induction Generator (for USB Charging Devices). Biarpun dia masih SMP dan belum mendapatkan pelajaran soal electromagnetic, tapi Sam belajar sendiri lewat internet.

Proses trial and error ditempanya selama dua bulan. Awalnya, Sam mempreteli sebuah hard disk komputer untuk mencari sebuah magnet dengan daya tempel yang sangat kuat. Namanya magnet neodymium. Kenapa magnet? Karena Sam menemukan sebuah teori yang berbunyi magnet akan menghasilkan daya ketika melewati kumparan kabel. Dia ingin merakit kumparan kabel dan magnet dan dikombinasikan dengan kekuatan pedal saat dikayuh.

Setelah sedemikian proses yang melelahkan itu, Sam berhasil membuat alat berisi 12 magnet dan sembilan kumparan kabel yang menghasilkan listrik bila sepeda dikayuh dengan kecepatan 20 km/jam. “Masih untuk USB devices,” kata penggemar Steve Jobs tersebut. Dan dari ribuan anak muda yang mengirimkan aplikasinya, Sam adalah satu-satunya anak muda dari Indonesia yang berhasil lolos. “Saya hanya ingin mencoba ikut. Karena saya adalah murid biasa. Saya pernah ikut remedi dan tidak lolos ujian,” ujar anak pertama pasangan Jallson Surjo dan Conny Wijaya tersebut.

Pada 6 Agustus, Google mengumumkan siapa dari 90 besar yang lolos ke 15 besar dan harus menghadiri pertemuan ilmiah di Amerika Serikat. Sayangnya, Sam belum beruntung. Tapi setidaknya, debut ini berhasil menjadi stimulus dirinya untuk terus berkompetisi. Karena kini Sam bersiap ikut Lomba Penelitian Ilmiah Remaja 2014. Baginya, prestasi menjadi bukti kontribusi nyata untuk dirinya dan negaranya. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?68896

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

____________________________________________

Supported by :

lincoln