Telah dirilis data dari pasien COVID-19 yang mengonsumsi obat percobaan bernama remdesivir dari Gilead Sciences Inc.’ di dalam program “compassionate use” untuk pasien individual. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien membaik, tapi pencipta obat serta para ahli mengatakan bahwa tidak bisa diambil kesimpulan hanya dari satu kali penggunaan obat ini.

Hasil penelitian yang dirilis Jumat lalu di The New England Journal of Medicine adalah salah satu dari set data yang pertama yang dilaporkan berkenaan dengan penggunaan obat remdesivir yang diciptakan oleh Gilead Sciences (NASDAQ: GILD) yang berbasis di Foster City di pandemik global yang telah memakan korban lebih dari 100 ribu orang di seluruh dunia. Gilead Sciences memperkirakan data akan segera dirilis oleh para dokter di China, di mana infeksi COVID oleh coronavirus pertama kali dilaporkan. Selain itu, percobaan oleh Gilead sendiri dan penelitian lain oleh the National Institute of Allergy and Infectious Diseases diperkirakan akan menghasilkan hasil penelitian bulan depan.

Remdesivir, kandidat obat anti virus yang sebelumnya gagal dalam percobaan klinis melawan virus Ebola, dianggap sebagai obat paling menjanjikan dari pandemik yang sejauh ini belum ditemukan obatnya.

Namun, hasil dari percobaan terhadap 53 pasien yang dilaporkan Jumat tersebut ada peringatannya. Terutama, data dari “compassionate use” (yaitu pemakaian obat sebagai upaya terakhir untuk pasien yang akan meninggal) itu tidak sama dengan percobaan klinis acak di mana pasien menerima perawatan standar tetapi mereka dibagi menjadi pasien yang mendapat obat tersebut dan pasien yang tidak mendapat obat. Gilead menambahkan bahwa data dari eksperimen compassionate use tersebut terbatas dikarenakan sampel yang kecil dan durasi follow up yang pendek dan juga potensi hilangnya data yang sebenarnya akan dapat dikontrol apabila memakai study acak

Menurut Gilead, total sudah lebih dari 1800 orang telah diuji dengan obat remdesivir.

Gilead, dipimpin oleh CEO Daniel O’Day, adalah salah satu perusahaan dari Bay Area yang berlomba menemukan obat COVID-19 melalui percobaan klinis yang harus ditempuh untuk memastikan keamanan dan kemanjurannya. Vir Biotechnology Inc. (NASDAQ: VIR) dari San Francisco bekerjasama dengan beberapa perusahaan mengembangkan obat antibody melawan coronavirus. Genetech Inc. (anak perusahaan Roche) yang berbasis di South San Francisco) sedang mensponsori percobaan klinis terhadap obat artritis reumatik bernama Actemra untuk mengobati COVID-19.