KabariNews- Menteri Pariwisata dan Pendidikan Internasional Australia, Richard Colbeck berkunjung ke Indonesia. Dalam kunjungannya kali ini Richard Colbeck mampir ke Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya).

“Colbeck memberikan penjelasan secara singkat mengenai pendidikan di Australia dan kesempatan kerjasama bilateral di masa mendatang dengan Unika Atma Jaya. Selain itu, juga pengembangan program bilateral yang sudah berjalan sejak tahun 2002 di Unika Atma Jaya, The Australian Consortium for ‘In-Country’ Indonesian Studies (ACICIS),” jelas Paulina Chandrasari selaku Kepala Kantor Urusan Internasional Unika Atma Jaya.

Eko Widodo selaku Koordinator ACICIS Unika Atma Jaya menyatakan, Program ACICIS ini berjalan setiap tahun, dengan menghadirkan mahasiswa dari berbagai Universitas di Australia untuk shortcourse dan magang di perusahaan Indonesia. Terdapat tiga bidang yang bisa ditempuh yaitu bisnis, jurnalisme, dan development studies. Selama dua bulan mereka menempuh course atau seminar sesuai bidang yang dipilih. Seminar ini menghadirkan berbagai pakar untuk berbagi pengalaman seputar Indonesia. Setelah mereka menempuh course selama dua minggu, kemudian melakukan magang sesuai dengan bidangnya. Seperti, bidang bisnis magang di perusahaan, bidang jurnalisme magang di media, dan bidang development studies magang di LSM.

“Selain itu, mahasiswa ACICIS juga menempuh kursus bahasa Indonesia yang ditangani oleh tim Pusat Pengajaran Bahasa Unika Atma Jaya. Setiap tahun, mahasiswa Australia yang mengikuti program ACICIS mengalami peningkatan kuantitas. Awal tahun 2015, sebanyak 73 mahasiswa bergabung. Tahun depan pun, akan sebanyak itu pula yang mengisi liburan musim panasnya dengan program ACICIS di Indonesia,” jelas Eko.

Dalam pertemuan ini, Colbeck juga menyambut baik ide ekspansi dari Unika Atma Jaya terhadap bidang program ACICIS, seperti bidang pariwisata. “Saya akan mendorong ide tersebut. Bahkan, jika ingin melakukan program serupa tetapi di Australia, dipersilakan. Sehingga, tidak hanya mahasiswa Australia saja yang magang di perusahaan Indonesia. Sebaliknya, mahasiswa Indonesia bisa magang pula di perusahaan Australia,” jelas Colbeck.

“Pengembangan yang baik telah dilakukan Unika Atma Jaya melalui program ACICIS. Saya berharap, Unika Atma Jaya tetap konsisten dalam menjalankan program diimbangi dengan pelayanan yang baik. Selain itu, kami menyambut keterbukaan pemerintah Australia untuk menjalin kerjasama yang lebih luas dalam bidang pendidikan. Misalnya, pertukaran mahasiswa dan tenaga pengajar antarnegara,” kata Lanny W Pandjaitan selaku Rektor Unika Atma Jaya.

Hal ini menjawab dari yang dilontarkan Colbeck, mengenai berbagai kemungkinan kerjasama yang terbuka lebar bagi pendidikan di Indonesia termasuk dengan Unika Atma Jaya. Dikarenakan, kehangatan yang dijalin pemerintah Indonesia dengan Australia. Sehingga, persahabatan ini bisa dijadikan momentum untuk menjalin kerjasama lebih luas terutama dalam bidang pendidikan.

Selain melakukan pembicaraan dengan jajaran pimpinan Unika Atma Jaya, Colbeck juga berinteraksi dengan mahasiswa program studi Hospitality yang mengelola kafe kampus, bernama Le Cafe. Mahasiswa menunjukkan kebolehan dalam ‘Indonesian Cofee and Wine Serving and Tasting’. Colbeck pun memuji rasa kopi yang dibuat oleh mahasiswa, kemudian unjuk kemampuan dengan turut meracik kopi pada mesin kopi. (1009)