Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin menunjukkan ‘tajinya” belakangan ini. Setelah menembus level 6.000 pada 14 Desember lalu – yang tertinggi setelah rontok dihantam sentimen Covid-19 – kini IHSG kian menguat. 

Pemulihan dunia pasar modal juga dialami bursa-bursa luar negeri, salah satunya pasar saham Amerika Serikat. Dow Jones Industrial Average (DJIA) bangkit, bahkan kini berada di level 30.000-an, lebih kuat ketimbang sebelum anjlok drastis di bulan Maret akibat pandemi Virus Corona.

Dengan perkembangan teknologi di zaman sekarang, investasi tak lagi mengenal batas. Inovasi dalam dunia keuangan, kini memungkinkan investor ritel dari manapun untuk dapat berinvestasi di pasar saham asing. Demikian pula dengan para investor ritel Indonesia yang juga makin dimudahkan untuk berinvestasi di bursa luar negeri, Amerika Serikat contohnya.

Data Bank Dunia menunjukkan, kapitalisasi pasar saham AS pada tahun 2018 adalah USD 33.07 triliun, sedangkan kapitalisasi pasar saham Indonesia adalah USD 486.76 milyar. Jumlah perusahaan publik yang tercatat di AS per 2018 adalah sebanyak 4,397. Sejauh ini, AS memiliki pasar saham terbesar di dunia. Per tahun 2019, ada 13 bursa efek di AS dan yang terbesar adalah NYSE (New York Stock Exchange), diikuti oleh NASDAQ. NASDAQ yang mayoritas komposisi indeksnya adalah perusahaan teknologi, juga merupakan pasar saham kedua terbesar di dunia. 

Di pasar saham Amerika Serikat, ada tiga indeks yang menjadi indikator utama dari pergerakan pasar yaitu indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA), indeks Nasdaq dan indeks Standard & Poor’s 500.

Indeks-indeks saham ini mencerminkan pergerakan harga saham di bursa. Salah satu indeks yang paling banyak dilihat oleh para investor, fund manager, analis adalah indeks Dow Jones Industrial Average. Indeks Dow Jones ini selalu menjadi acuan bagi para investor dan pemerhati bursa saham. Tidak hanya mereka yang bertransaksi di Wall Street saja tetapi juga di bursa manapun di seluruh dunia. Indeks Dow Jones merupakan indeks tertua dan indeks yang paling dikenal. Indeks ini pertama kali diperkenalkan oleh para editor dari harian The Wall Street Journal, yang induk perusahaannya adalah Dow Jones & Co.

Indeks lainnya yang juga menjadi acuan adalah S&P 500. Saham yang masuk ke dalam indeks S&P diperhitungkan oleh Komite Indeks S&P yang terdiri atas analis dan ekonom S&P. Beberapa perusahaan yang termasuk di dalam indeks ini antara lain adalah Apple, Facebook, Amazon dan Google.

Indeks S&P 500 lebih disukai dipakai sebagai ukuran saham di AS karena anggotanya lebih banyak dibandingkan indeks Dow Jones yang hanya 30 saham saja. Selain itu, ada perbedaan perhitungan signifikan dari kedua indeks tersebut. Indeks S&P menggunakan metodologi kapitalisasi pasar, sehingga membuat bobot perusahaan berkapitalisasi besar lebih banyak. Sementara didalam indeks Dow Jones disusun berdasarkan bobot harga, semakin mahal harga saham semakin besar bobotnya di indeks.

Indeks lain yang dicermati para investor adalah indeks Nasdaq. Indeks Nasdaq merupakan indeks pada bursa kedua terbesar setelah bursa New York yaitu bursa Nasdaq. 

Porsi terbesar pada indeks Nasdaq adalah sektor teknologi. Saham-saham teknologi berbobot sekitar 54% pada indeks ini. Oleh sebab itu, indeks Nasdaq sering menjadi acuan untuk pergerakan saham-saham teknologi. Sektor lainnya adalah sektor konsumen, seperti saham-saham restoran, peritel dan pariwisata.

Karena lebih banyak bobot saham teknologi, indeks Nasdaq dianggap lebih berisik dibandingkan dengan indeks S&P yang terdiri atas berbagai macam saham dari berbagai sektor. Di sisi lain, potensi penguatannya cukup besar.

Simak beberapa hal penting yang wajib diketahui bagi investor ritel lokal yang ingin berinvestasi di pasar saham Amerika Serikat, sebagaimana telah dirangkum dan disusun Lifepal.co.id:

Hal yang harus diperhatikan sebelum berinvestasi

1. Mengerti terlebih dahulu

Sebelum kita mulai berinvestasi, hal yang sebaiknya harus dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu apa itu investasi. Terutama untuk para pemula yang belum memiliki pengalaman berinvestasi.

Untuk itu, banyak-banyaklah membaca referensi. Baik itu dari buku, jurnal, ataupun sumber dari manapun.

Dengan begitu, nantinya kita bisa lebih mudah ketika memilih jenis-jenis investasi, pentingnya berinvestasi, dan tahu produk investasi lebih detail.

2. Cari Tahu Keuntungan Berinvestasi 

Hal selanjutnya yang harus diketahui adalah kenali apa saja keuntungan yang bisa didapatkan dari berinvestasi, terutama saham.

Hal yang perlu diketahui bahwa terdapat beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan berinvestasi, yaitu capital gain dan pembagian dividen.

Capital gain sendiri merupakan keuntungan yang didapatkan dari selisih antara harga beli dan harga jual saham. Capital gain bisa didapatkan dari investasi jangka panjang atau pun trading.

Sementara pembagian dividen bisa didapatkan dari perusahaan dimana kita menanamkan modal. Dividen adalah keuntungan yang dibagikan ke investor saham dari perusahaan. Pembagiannya sesuai dengan porsi dari besarnya nilai saham masing-masing.

Biasanya keuntungan yang dibagikan sudah berbentuk laba bersih. Akan tetapi, dividen ini tentu saja tidak akan dibagikan jika kondisi perusahaan sedang merugi atau jika perusahaan ingin lebih mengembangkan perusahaan nya lagi. Namun, tidak menjamin pula jika perusahaan akan membagikan dividen saat meraih keuntungan.

3. Tetapkan Target yang Ingin Diraih

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penting untuk menetapkan target yang ingin dicapai, terutama saat akan memulai berinvestasi.

Yang dimaksud dengan pencapaian target di sini yaitu kita harus mengetahui berapa keuntungan yang ingin dicapai saat return sehingga investasi lebih terarah menuju tujuan yang sudah ditetapkan di awal ketika memutuskan untuk berinvestasi. 

4. Mulai Siapkan Modal Investasi

 Hal terakhir yang harus dipahami yaitu siapkan modal untuk berinvestasi. Wajib hukumnya untuk mengetahui berapa besaran modal yang harus disiapkan dalam berinvestasi. Ketika segala hal detail terkait investasi sudah diketahui, mulailah untuk menyiapkan modal investasi.

Lalu, berapa banyak modal investasi saham yang dibutuhkan? Hal ini tergantung dari investasi apa yang akan pilih. Misalnya, Investasi dilakukan dengan nominal saham minimal, biasanya bisa dimulai dengan nominal Rp100 ribu saja. Namun, masih ada pula sekuritas-sekuritas yang menetapkan batasan modal awal sekitar diatas 1 juta rupiah.

Membuka rekening saham untuk membeli saham di luar negeri

Membuka rekening saham di sini, bisa dikatakan mendaftarkan atau membuat akun baru dengan mendepositkan sejumlah dana sesuai budget yang dimiliki.

Pembukaan akun atau rekening saham ini bisa melalui broker atau pialang saham yang ada di perusahaan sekuritas. Perusahaan sekuritas sebagai perantara bagi setiap orang yang ingin berinvestasi saham, baik secara online maupun offline. Broker yang memberi layanan investasi saham ini biasanya memiliki software trading yang bisa digunakan untuk proses jual beli saham.

Pada pembukaan akun ini Anda diminta untuk mengisi formulir serta melengkapi beberapa dokumen sebagai data diri. Untuk perusahaan luar negeri, ada beberapa perusahaan sekuritas yang menyediakan broker untuk melayani prose pembukaan rekening seperti IBKR atau Interactive Broker dan Etoro. Pada dasarnya, baik saham perusahaan asing dan lokal untuk proses pembukaan rekening saham tidak memiliki perbedaan yang signifikan. 

Langkah-langkah membeli saham di luar negeri

Untuk membeli saham di pasar luar negeri atau secara spesifik saham di indeks Amerika Serikat, ada langkah-langkah yang harus ditempuh;

  1. Membuka akun saham di broker asing atau platform asing seperti IBKR atau Etoro 
  2. Setelah akun Anda selesai dibuat, Anda akan diarahkan untuk mentransfer dana yang akan dipakai sebagai modal untuk berinvestasi. Pada umumnya kita dapat memakai wire transfer untuk mentransfer dana, namun dalam beberapa platform seperti Etoro, dapat menggunakan kartu kredit.
  3. Setelah dana masuk ke akun di broker asing tersebut, kita langsung memilih saham yang ingin kita beli. Di Bursa Efek Indonesia, kita diwajibkan untuk membeli saham dalam satuan satuan lot yang terdiri atas 100 lembar saham. Namun, tidak demikian halnya di bursa saham AS.  Untuk membeli saham-saham perusahaan yang melantai di bursa Amerika Serikat, kita dapat membelinya dalam satuan “fraction” di mana minimal adalah 1 lembar saham saja.

Sumber: https://lifepal.co.id/asuransi/mobil/