Berawal dari kerinduan akan makanan khas Indonesia, yaitu Tempe, membuat Meylia Tio bersama Daniel Kurnianto yang tinggal di AS mendirikan usaha makanan bernama BOStempeh.

“BOStempeh awalnya dari kangennya saya dengan tempe Indonesia yang segar seperti di pasar-pasar. Karena kami tinggal merantau di negeri orang kalau mau makanan asli Indonesia ya harus berusaha atau buat sendiri,” kata Meylia.

BOStempeh didirikan keduanya pada tahun 2017 di dapur rumahnya. Meylia dan Daniel mencoba memformulasikan resep tempe yang enak dengan berbekal latar belakang akademik Daniel yang merupakan lulusan Teknik Elektro Universitas Kristen Satya Wacana dan bekerja di dunia manufacture robotic.

Meylia menjelaskan, adanya empat musim yang berbeda tiap tahun di pantai timur Amerika Serikat membuat proses pembuatan tempe jika mengandalkan suhu alami akan mengalami kendala besar. Itulah sebabnya Daniel mulai mencetuskan proses pembuatan tempe melalui IoT (Internet of Things) dimana pertumbuhan jamur melalui proses fermentasi diatur sedemikian rupa sehingga setiap produksi tempe hasilnya konsisten baik kemarin, hari ini, maupun kedepan meskipun suhu udara berubah.

Tempe hasil produksi BOStempeh lambat laun mendapatkan respons yang baik di pasar. Setelah mendapat respons yang sangat positif, Daniel dan Meylia mulai mencari peluang untuk memperbesar usaha BOStempeh dan menggaet pasangan muda asli Jawa Tengah juga untuk bergabung menyatukan visi bersama membawa BOStempeh ke tingkat kesuksesan. Mereka adalah Octavianus Asoka (lahir di Jepara) dan Aristiya Dwiyanti (lahir di Kudus). Untuk mengesahkan kerjasama ini, BOStempeh, LLC. dilahirkan di Somersworth, New Hampshire, kota dimana pabrik tempeh BOStempeh, LLC. berdiri sejak 2020.

Nah, perihal nama BOStempeh, Meylia menjelaskan nama itu memiliki dua arti. BOS diambil dari kata Boston. Boston adalah ibu kota negara bagian Massachusetts dimana Meylia dan suaminya memulai usaha ini. Arti kedua adalah BOS yang artinya pemimpin. “Kami punya mimpi menjadi bos-nya tempe. Jadi kalau orang bertanya-tanya tempe apa yang enak? Ya mereka langsung jawab “BOStempeh”!”

Kedelai bermutu tinggi

Bahan dasar kedelai BOStempeh diambil dari kebun kedelai di negara bagian lain yang sudah bersertifikasi Non-GMO. Proses pembuatan tentunya sesuai dengan standard kesehatan dan produk makanan di Amerika Serikat.

Untuk bisa produksi dan menjual makanan di Amerika Serikat, pabrik tempe BOStempeh, LLC. harus lolos inspeksi dari kota. Setiap dua tahun sekali, kami harus memperbaharui izin kami. Bapak Octavianus selaku Manager Operational dan Produksi BOStempeh punya andil yang sangat penting dalam hal perizinan ini.

“Kami bangga citarasa tempe BOStempeh tetap kita jaga se-otentik mungkin seperti tempe-tempe yang dipasar melalui proses pembuatan tempe sangat higienis. Untuk monitor perkembangan fermentasi kedelai jadi tempe, kami pakai system computer lewat internet (Internet of Things) supaya kami bisa pantau dengan seksama,” kata Meylia.

BOStempeh dalam sebulan dapat memproduksi rata-rata 2000 tempe. Saat ini BOStempeh sedang dalam proses “ramping up” produksi, jadi harapannya kedepan bisa menghasilkan tempe lebih banyak lagi supaya bisa memenuhi permintaan pasar.

Soal harganya, BOStempeh membandrol satu papan tempe seharga $3.50 dan tempe dijual dalam bentuk tempe segar seperti yang ditemukan di pasar-pasar di Indonesia. BOStempeh memiliki beberapa distributor atau “reseller” selain “online store” dimana “end-customers” bisa langsung pesan tempe untuk dikirim ke alamat rumah mereka.

“Hal ini penting karena customer kami tidak hanya rekan-rekan diaspora dari Indonesia yang hijrah ke Amerika Serikat atau mengadu nasib di sini, tapi juga orang-orang berkebangsaan lain. Dengan adanya “online store”, kami membuka peluang untuk memperkenalkan tempe Indonesia ke masyarakat lebih luas,” tambah Meylia.

Respons Positif

Namun, dalam menjalankan bisnis Tempe di AS bukan tanpa tantangan. Meylia mengatakan saat ini tantangan BOStempeh adalah masih sekitar pengiriman karena masih mengandalkan jasa pihak ketiga (maskapai pos) karena belum memiliki fasilitas transportasi sendiri.

“Karena produk kami kirim dalam kondisi segar, kalau ada keterlambatan pengiriman dan produk tempe jadi “semangit” atau “tempe bosok”, kami mengalami kerugian karena kami harus mengirim paket tempe yang baru (berarti kan harus bikin lagi) atau mengembalikan uang pembeli,” tutur Meylia.

Terlepas dari tantangan, popularitas BOStempeh mulai naik dan semakin dikenal. Di tahun 2021, BOStempeh diliput di majalah Bon Appetit dan di awal tahun 2022 oleh majalah TASTE. Baik Bon Appetit dan TASTE, keduanya majalah yang memiliki reputasi terpercaya di Amerika Serikat.

“Saat ini pasar kami sangat positif. Banyak pelanggan memberikan 5 bintang di Google dan menjadi pelanggan setia kami. Sejak kenal BOStempeh, mereka sudah tidak lagi beli tempe di tempat lain. Sudah cocok dan tidak bisa kelain hati,” pungkasnya.