“Cakap Bekerjasama dengan Bawah Anambas Foundation (BAF) untuk Penyediaan Akses Belajar Bahasa Inggris Daring di Pulau Kiabu”

Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri lebih dari 250 pulau di 7 kecamatan dengan jumlah penduduk sekitar 45.000 orang. 80% dari masyarakat setempat sangat bergantung pada mata pencaharian mereka di laut. Hal tersebut menyebabkan populasi ikan semakin berkurang dan berimbas pada menurunnya keberagaman ekosistem bawah laut.

DCIM100MEDIADJI_0018.JPG

Untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kepulauan Anambas, Bawah Anambas Foundation (BAF) mengimplementasikan program pengembangan masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan mereka pada laut, melalui program Digital English Club, dengan menyediakan kursus bahasa Inggris digital untuk siswa sekolah menengah di Kiabu menggunakan platform yang disediakan oleh Cakap.

Kolaborasi antara Cakap dengan Bawah Anambas Foundation untuk program Corporate Social Responsibility (CSR) telah berlangsung sejak tahun 2018, dan berlanjut di tahun yang kedua, dengan penandatanganan perpanjangan MOU beberapa waktu lalu bertempat di Bawah Reserve (23/6/2019).

Bawah Anambas Foundation, suatu yayasan non – profit yang berafiliasi dengan Bawah Reserve, didirikan pada tahun 2018 dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan menjaga lingkungan Kepulauan Anambas. Program mereka, berfokus pada 3 pilar utama yaitu: konservasi hutan, konservasi laut, dan pengembangan masyarakat sekitar kepulauan Anambas.

BAF dan aplikasi edtech Cakap memiliki visi yang sama, yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia khususnya di Kepulauan Anambas, melalui belajar bahasa Inggris secara daring.

“Melihat kondisi kepulauan dan akses transportasi yang tidak mudah dicapai, membuat kami kesulitan mendatangkan guru Bahasa Inggris secara langsung, beruntung kami menemukan Cakap, “  ungkap  Marcellinus Jerry Winata, Ketua Yayasan Bawah Anambas, melalui siran tertulis yang dikirim ke Kabarinews.

Lebih jauh ia menambahkan, “Cakap menyediakan platform luar biasa yang memungkinkan anak-anak di mana saja dan kapan saja selama tersedia akses internet meskipun berada di desa terpencil di tengah lautan seperti Desa Kiabu, namun dapat dipastikan mereka tetap bisa belajar bahasa Inggris. Bahkan untuk guru pengajar pun bisa mengajar dari manapun, di Jakarta dan mungkin di masa depan, guru bisa duduk di New York atau di London. Sangat mengagumkan mengetahui bahwa Cakap telah memanfaatkan teknologi untuk pendidikan tanpa meninggalkan human interaction, “ imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Pemilik Bawah Reserve, Tim Hartnoll, “Kami bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk menunjukkan pentingnya pendidikan sejak usia dini melalui program Digital English Club, “ katanya.

Program belajar bahasa Inggris secara daring ini mengandalkan satu-satunya wifi di Pulau Kiabu yang disediakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), merupakan unit organisasi non eselon di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) melalui Program Akses Internet untuk Desa. Layanan ini menyediakan akses internet di sekolah-sekolah, balai latihan kerja, puskesmas, balai desa, kantor-kantor pemerintah serta lokasi publik di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Sampai dengan semester 1 tahun 2016, terdapat 778 titik lokasi Akses Internet untuk Desa yang tersebar di 33 provinsi. Akses internet disediakan melalui perangkat Vsat dengan kecepatan akses sebesar 2Mbps.  

Sebagai usaha rintisan hasil karya anak bangsa yang fokus pada pendidikan, Cakap berusaha untuk terus berkomitmen menciptakan dampak sosial di Indonesia melalui pengembangan teknologi.

Hal tersebut sesuai dengan harapan Tomy Yunus selaku CEO Cakap “ Tagline dari Cakap sendiri adalah Belajar Tanpa Batas, kami ingin mewujudkan sesuatu yang nyata dari slogan ini, mengingat saat ini kebanyakan pengguna kami berada di pulau Jawa dengan kemudahan akses internet, adanya kebutuhan belajar Bahasa Inggris secara daring yang diinisiasi oleh BAF merupakan suatu tantangan tersendiri bagi kami.” Ujar Tomy.

“Hal ini semakin memantapkan langkah kami sebagai startup Karya Anak Negeri untuk terus berkontribusi secara aktif terhadap pendidikan di Indonesia, dengan fokus pada program Cakap Untuk Bangsa. Kami ingin membuktikan bahwa dengan adanya koneksi internet dapat membuka akses konten belajar bahasa Inggris dimanapun dan kapanpun”. Pungkasnya.