Pengenalan pelat nomor otomatis (Automatic Number Plate Recognition, ANPR) pertama kali dikembangkan tahun 1976 di Inggris. Per 1979, ada beberapa prototipe diujicoba di beberapa tempat di Inggris. Pertama kali ada orang ditahan berkat ANPR adalah tahun 1981. Teknologi ini terus berkembang tetapi tidak dipakai luas sebelum 1990an. Pengumpulan data untuk digunakan di kemudian hari menjadi lebih umum di awal 2000an. Tahun 2005, ANPR dipakai untuk membantu memecahkan kasus pembunuhan, dan setelahnya dipakai lagi untuk melacak beberapa tersangka pembunuhan.

Cara Kerja ANPR

Teknologi ini memakai beberapa pengolahan gambar untuk mengenali dan mengartikan informasi-informasi di pelat nomor. Teknologi ini bisa dipakai dengan software yang dijalankan di komputer biasa, dan teknologi ini bisa tersambung ke banyak basis data. Saat karakter alfanumerik diperoleh, system mulai dipakai. Mulai dari proses identifikasi di lokasi pembacaan pelat nomor. Setelahnya, sistem mengirim data dan gambar dari beberapa lajur di jalan ke komputer sampai proses identifikasi selesai. Namun, terkadang proses butuh waktu lama. Tetapi, kalau informasi di-dekode di tempat, hanya butuh sesaat untuk selesai. Informasi masih dikirim ke komputer lain kalau langsung di-dekode, dan bisa dianalisis lebih lanjut bila perlu.

Di beberapa negara, font di pelat nomor kadang diubah untuk memudahkan pengenalan. Bisa dengan cara memperlebar jarak antar huruf atau nomor yang mirip. Dengan cara ini, pengenalan karakter akan lebih mudah. Cara lainnya adalah memvariasikan ukuran dan posisi font. Sebuah sistem ANPR harus dirancang agar bisa menyesuaikan dengan perbedaan-perbedaan tersebut. Tiap negara memiliki sistem berbeda-beda berdasarkan penataan nomor dan huruf di pelat nomor. Saat kamera menangkap data, sistem terkoneksi dengan sistem sirkuit tertutup dan dipakai untuk keperluan internal. Misalnya, sebuah perusahaan finansial dengan pintu masuk berpengaman akan mencatat semua kendaraan yang masuk ke area parkir dengan sistem ini. Ketika kejahatan terjadi, personel keamanan akan dengan mudah mengecek pelat nomor. Ada juga sistem kamera live di jalan yang dipakai oleh penegak hukum.

Ada rangkaian algoritman yang terlibat dalam pengenalan pelat nomor, termasuk:
~ Lokalisasi pelat nomor untuk membedakan pelat dari detail di sekelilingnya. 
~ Ukuran dan orientasi pelat yang mengkompensasi penataan karakter yang tidak lurus di pelat.
~ Normaslisasi untuk meningkatkan kontras dan kecerahan gambar.
~ Segmentasi karakter untuk membedakan masing-masing nomor dan huruf di pelat nomor.
~ Pengenalan karakter optik untuk mengkonfirmasikan karakter.
~ Analisa geometris atau sintaktis untuk mencocokkan karakter dengan peraturan penataan karakter pelat di negara itu.
~ Value averaging untuk mengenali nilai memakai beberapa bidang dan gambar untuk mendapatkan akurasi yang lebih baik.

Zaman sekarang, pengenalan pelat nomor sering dipakai untuk melacak pelanggaran lalu lintas dan secara otomatis mengirim pemberitahuan ke pelanggar. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengenalan pelat nomor dan penerapannya untuk keperluan pribadi maupun penegakan hukum, silakan hubungi agen.