PT. Pigeon Indonesia punya cara tersendiri untuk merayakan Hari Batik Nasional. Tak tanggung-tanggung, raksasa perlengkapan bayi tersebut meluncurkan botol susu edisi khusus yang berhiaskan motif batik Nusantara setiap tanggal 2 Oktober untuk memperkenalkan kekayaan batik Nusantara sejak dini. Tahun ini, pihak manajemen Pigeon kembali menggandeng seorang desainer sekaligus tokoh pemerhati batik kenamaan Iwet Ramadhan , yang telah berkolaborasi dengan Pigeon selama 6 tahun terakhir.

Merilis botol susu dengan motif batik telah menjadi tradisi PT. Pigeon Indonesia sejak tahun 2014. Motif-motif yang ditampilkan juga bukan sembarang gambar. Setiap motif pada botol memiliki arti yang menjadi harapan terbaik setiap orang tua untuk buah hatinya. Pada tahun 2014, misalnya, Pigeon merilis botol susu dengan motif batik kupu-kupu yang merupakan simbol cinta abadi. Untuk tahun ini, perusahaan yang berpusat di Jepang tersebut mengusung karakter burung Phoenix (Lok Can) dan Sulur (rumput) yang memiliki filosofi khusus. Lok Can sendiri menggambarkan keabadian, kekuatan dan keanggunan seorang wanita. Sementara itu, Sulur sendiri melambangkan cikal bakal tumbuhan yang menjadi tanda perkembangan yang baik dan berkesinambungan.

Di samping botol susu, pihak Pigeon Indonesia juga merilis peralatan makan bayi bernuansa batik dengan motif burung merak, kupu-kupu, dan bangau. Produk tersebut rencananya akan tersedia di pasaran mulai Desember 2019. Ada juga kain batik tulis bermotif Phoenix yang merupakan hasil kerja dari ibu-ibu Rusunawa Pulo Gebang Timur binaan Iwet Ramadhan.

Sebagai sumbangsih untuk anak-anak Indonesia yang kurang beruntung, Pigeon Indonesia berkomitmen untuk mendonasikan hasil penjualan botol bermotif batik tersebut untuk anak-anak yatim piatu, penderita celah bibir, dan langit-langit melalui Yayasan Dana Bantuan Anak Sekar Mlatti dan Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Langit-Langit (YPPCBL).

Sejarah Hari Batik Nasional

Sejak lama, batik kerap menjadi bahan saling klaim antara Indonesia dengan beberapa negeri jiran. Setelah melalui proses dan perjuangan yang panjang, pada tanggal 2 Oktober 2009, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membidangi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan yang juga dikenal dengan UNESCO secara resmi mengakui Batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia. Secara khusus, UNESCO mengkategorikannya dalam Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-bendawi. Keputusan tersebut menjadi tonggak baru dalam sejarah Batik Nusantara. Sejak saat itu, tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional di Indonesia. (Foto: dok. Pigeon Indonesia)