Menjadi guru adalah cara Anggi Auliyani Suharja untuk bisa belajar dan memberi dengan hal yang disukainya. Karena Anggi percaya bahwa manusia selalu punya cara untuk bisa bermanfaat bagi sekitarnya.

Dapat mengajar dengan menjadi seorang guru adalah hal yang dicita-citakannya sejak lama. Anggi sekarang adalah guru bahasa Indonesia di universitas terkemuka di dunia, Columbia University. Tentu kebanggaan tersendiri bagi Anggi dapat mengajar Bahasa Indonesia di Amerika Serikat. KABARI dalam suatu kesempatan mewawancarai Anggi dan berbincang mengenai aktivitas mengajarnya di Columbia University, berikut petikannya.

Bisa diceritakan awalnya menjadi guru bahasa Indonesia di Columbia University?

Saya mengikuti program Foreign Language Teaching Assistant (FLTA) dari Fulbright. Dari proses seleksi yang cukup panjang yaitu sekitar 16 bulan, saya diterima oleh kampus Columbia University untuk mengajar mahasiswa di sana sebagai associate lecturer. Proses seleksi Fulbright diawali dengan seleksi administrasi berupa pengumpulan berkas seperti esai-esai, surat rekomendasi, ijazah, nilai TOEFL, dsb. Setelah lolos seleksi administrasi, saya melalui proses wawancara.

Setelah lolos proses wawancara, para kandidat diseleksi oleh universitas-universitas di Amerika Serikat yang mengajarkan Bahasa Indonesia termasuk Columbia University. Pada tahun 2021, saya diterima untuk mengajar Bahasa Indonesia di Columbia University.

Kenapa memilih di Columbia University?

Columbia University merupakan salah satu universitas terbaik di dunia. Columbia University juga adalah salah satu universitas tertua di Amerika yang termasuk ke dalam Ivy League dan memiliki reputasi yang sangat baik.

Sejauh ini bagaimana penerimaan mahasiswa Columbia University terhadap Bahasa Indonesia?

Walaupun jumlah mahasiswa Bahasa Indonesia di Columbia University tidak terlalu banyak dibandingkan universitas lain seperti di Yale University atau Northern Illinois University, antusias mahasiswa Columbia University sangat baik dalam mengikuti pembelajaran.

Selain mengikuti kegiatan di kelas, mereka juga mengikuti kegiatan di luar kelas seperti Language Table yang diadakan setiap hari Jumat dan terbuka untuk semua mahasiswa. Mereka datang untuk belajar tentang Bahasa dan budaya Indonesia dengan tema-tema yang berbeda setiap minggunya. Selain itu mereka juga bersemangat mengenal lebih jauh lagi tentang budaya Indonesia melalui kunjungan ke KJRI untuk belajar gamelan dan mencicipi makanan Indonesia saat kunjungan ke rumah makan Indonesia yang berada di New York. Ada berbagai macam alasan mahasiswa mereka untuk belajar Indonesia.

Ada yang jatuh cinta dengan Indonesia karena pernah bekerja di sana, ada yang terinspirasi oleh cerita ayahnya yang merupakan seorang pilot yang sering berkunjung ke Indonesia, ada yang sedang meneliti tentang Indonesia, ada yang tertarik akan potensi ekonomi Indonesia pada masa depan, dan ada juga yang ingin belajar Bahasa Indonesia karena Ibu/Bapaknya adalah orang Indonesia yang tinggal di Amerika.

Alasannya untuk menjadi guru?

Saya percaya bahwa kita selalu punya cara untuk bisa bermanfaat bagi sekitar kita. Menjadi guru adalah cara saya untuk bisa belajar dan memberi dengan hal yang saya sukai dan saya bisa. Oleh karena itu, saya sudah bercita-cita menjadi guru sejak lama. Mengajar Bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA), terutama, memberi saya kesempatan untuk belajar lebih banyak lagi tentang Bahasa dan budaya Indonesia dan membuat saya mencintai Indonesia lebih jauh lagi. Selain itu, mengajar Bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) berarti menjadi representasi Indonesia. Hal ini memacu saya untuk terus menjadi versi terbaik diri saya sebagai orang Indonesia.

Materi Bahasa Indonesia yang seperti apa yang diajarkan?

Banyak sekali, tergantung tingkatan pembelajarnya. Di Columbia University ada dua kelas Bahasa Indonesia: kelas pemula dan kelas madya. Di kelas pemula mahasiswa saya belajar berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia misalnya mulai dari dari mengenal bunyi-bunyi dalam Bahasa Indonesia, angka, perkenalan diri, serta topik-topik umum seperti keluarga, hobi, dan pekerjaan.

Adakah pengalaman yang bisa dishare selama menjadi guru?

Selain mengajar di Columbia University, hari-hari saya di Kota New York dipadati berbagai kegiatan, salah satunya menjadi relawan bagi para imigran di New York. Saya menjadi relawan bagi para imigran dari berbagai belahan di dunia untuk melatih Bahasa Inggris mereka di sebuah organisasi nirlaba, Riverside Language Program.

Setiap minggu saya bertemu para imigran yang sedang mendalami kemampuan Bahasa Inggris mereka dan melatih percakapan Bahasa Inggris mereka. New York merupakan salah satu kota paling terkenal di dunia yang sangat multikultural. New York merupakan “gerbang” bagi banyak sekali imigran yang ingin mewujudkan “American dreams” mereka.

Oleh karena itu, selama di New York, saya banyak sekali bertemu orang dari berbagai belahan di dunia dan bagaimana mereka bekerja keras untuk hidup mereka. Hal ini mengingatkan saya untuk selalu bekerja keras dan bahwa selalu ada cara untuk bisa menolong sesama bahkan ketika kita berada di negeri orang.

Adakah rencana kedepan terkait profesi Anda sebagai guru Bahasa Indonesia disana?

Profesi saya sebagai pengajar Bahasa Indonesia di Columbia University mengantarkan saya juga untuk bekerja sebagai konsultan independen untuk sebuah organisasi nirlaba yang bergerak pada hubungan bilateral Amerika dan Indonesia. Saya berencana untuk terus menggaungkan pendidikan melalui bahasa dan literasi lewat profesi dan kegiatan-kegiatan saya. Saya juga berencana untuk melanjutkan Pendidikan ke jenjang doktoral suatu hari nanti supaya akan lebih banyak lagi yang bisa saya beri sebagai seorang pendidik.

Dan terakhir, apa impian Anda?

Dengan ilmu, pengetahuan, dan pengalaman yang saya miliki, saya ingin terus membagikan apa yang saya punya seluas-luasnya baik melalui pekerjaan saya saat ini maupun melalui kegiatan-kegiatan saya sebagai Duta Bahasa Jawa Barat dan Direktur Rumah BIPA (@rumahbipa) saat ini dan kegiatan lainnya. Saya ingin menginspirasi murid-murid saya bahwa dunia ini luas dan indah dengan keragamannya. Saya ingin terus mengajarkan Bahasa, budaya, dan literasi sebagai jalan melihat dunia ini lebih luas lagi.

Simak video pilihan Kabari dibawah ini