Apalah arti tusuk gigi bagi sebagian besar dari kita. Biasanya habis digunakan membersihkan sisa makanan di mulut, langsung buang begitu saja. Tapi bagi Boy George Rahman, benda kecil ini punya arti yang beda.  Tusuk gigi bukanlah sekedar barang. Tusuk gigi  punya sesuatu yang istimewa semacam memorabilia yang layak diikoleksi.

Tak main-main, koleksi tusuk gigi Boy mencapai jumlah ribuan yang tersusun rapi dalam tiga album. 1  album khusus tusuk gigi dari hotel, 1 album khusus dari resto/tempat makan dan satu albumnya lagi campuran yang isinya tusuk gigi yang didapatkannya dari maskapai penerbangan, kafe, atau berupa gift.

Nama-nama seperti Excelso, Pizza Hut, Boncafe, Bandar Djakarta, Ibis Styles, Bumi Surabaya City Resort, dan Grand Mercure terpampang dalam bungkus-bungkus tusuk gigi itu. Ada pula beberapa tusuk gigi dari restoran-resto­ran di Jepang dan Singapura.

Nah, awalnya Boy George Rahman mengoleksi tusuk gigi saat dinas di perusahaan yang bergerak di bidang eksport dan import. Berhubung kerja di perusahaan itu, Boy sering mengikuti acara, dari sosialisasi, seminar dengan instansi yang dihelat di resto dan hotel-hotel.

“Sebelum koleksi tusuk gigi, saya koleksi kartu hotel dan notesnya.  Setiap kali masuk hotel pasti ada itu pulpen/pensil dan catatan kecil. Catatan kecil selalu saya simpan. Disitu juga ada tusuk gigi di meja. Saya pun terinspirasi untuk mulai mengumpulkan selain juga ada perasaan ingin memiliki kenangan,” tutur Boy kepada KABARI.

Namun Boy menekannya bahwa tusuk gigi yang dikoleksi adalah tusuk gigi yang berlabel jadi bukan sembarang tusuk gigi saja.  Jika ada tusuk gigi polosan atau tidak berlabel, Boy tidak akan mengoleksinya.

Banyak cerita yang dialami dirinya saat memburu tusuk gigi.  Salah satunya saat Boy masuk ke sebuah resto. Dia akan memesan minum terlebih dahulu sembari meminta tusuk gigi. Jika layanannya bagus alih-alih permintaan tusuk giginya diambilkan dan diberikan kepadanya. Boy tak segan untuk order makanan atau minuman yang spesial di tempat itu. Tapi jika dari awalnya pelayannya sudah tidak mood, atau memberinya tusuk gigi bijian Boy akan pesan minuman saja setelahnya pulang.

Selain itu, saat Boy makan di Sate Senayan Jakarta punya cerita menarik. Kala itu Boy makan di restoran ini dan  minta tusuk gigi. Tapi dia mendapatkan tusuk gigi yang namanya bukannya Sate Senayan melainkan nama yang lainnya. Lantas dirinya bilang ingin minta tusuk sate yang Sate Senayan. Salah satu karyawannya bilang resto ini sudah tidak punya tusuk gigi dengan nama itu.

Boy lalu mengeluarkan tusuk gigi Sate Senayan yang dikoleksinya. Karyawan itu pun kaget, berkata, ” Kok bapak punya yang ini.” Boy menjawab dirinya adalah pelanggan setia. Dari obrolan itu dipanggillah manajer resto dan Boy menceritakan dirinya adalah pelanggan  setia Sate Senayan dan selalu menyimpan tusuk giginya. Pihak Sate Senayan pun memberikan apresiasi kepada Boy.

“Saya senang mengapresiasi suatu tempat yang mereka sendiri mengkondisikan tempatnya dengan item-item yang unik dan lucu. Semua item yang difolder dengan bagus saya akan koleksi. Semakin alot proses mendapatkannya semakin bagus saya akan menandakannya di album koleksi,” tambahnya.    

Ke depannya, Boy punya target  ingin mengumpulkan tusuk gigi yang ada di dalam  gedung Petronas, Malaysia.

“Saya akan datangi setiap resto/  food court yang ada disana dan mengumpulkan tusuk gigi buat di albumkan sendiri,” pungkasnya.

Simak video pilihan Kabari dibawah ini